Kelezatan ikan bilih tentunya harus diimbangi dengan upaya pelestarian , kalau tidak tentunya ikan bilih yang ada di danau Singkarak dan Danau Maninjau natinya tentunya hanya tinggal nama .
zul amry piliang ( 61 th ) http://www.hariansinggalang.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1541&Itemid=289 Minggu, 27 Juli 2008 BILIH, ikan gurih dan lezat yang dilaporkan cuma ada di Danau Singkarak, kini di ambang kepunahan. Kondisinya kian menyusut, baik dari sisi populasi maupun ukuran tubuh. Agar ikan kebanggaan Sumbar itu tidak mengalami kepunahan abadi, diperlukan adanya gerakan total penyelamatan. Ikan bilih (mystacoleucus padangensis) adakan khas Singkarak. Kalau pada tahun 1988 panjang rata-rata ikan bilih yang ditangkap adalah sekitar 19 sentimeter, maka kajian tahun 2002 memperlihatkan, panjang rata-rata ikan bilih tinggal 6 sentimeter saja. Begitu juga dengan populasinya yang kian sulit ditemui. Dilaporkan, merosotnya populasi ikan bilih bisa saja disebabkan oleh dampak penggundulan hutan di sekitar Singkarak dan dampak dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sana. Bisa jadi hal itu disebabkan oleh ruaya (migrasi) ikan bilih berikut lokasi pemijahan dan tempat pembesarannya, serta jumlah dan jenis alat tangkap yang dipakai para nelayan danau. Jumlah alat tangkap jenis jaring langli yang ada di danau seluas 1.120 hektare itu, setiap tahun naik drastis. Bayangkan dari hanya sekitar 50 jaring pada tahun 1980, saat ini meningkat tajam hingga mencapai seribuan jaring langli yang terpasang. Tidak heran bila beragam ikan bilih dengan berbagai ukuran turut terjerat habis di jaring-jaring tadi. Bahan peledak Selain faktor kerusakan lingkungan, disinyalir penangkapan ikan yang membuat populasi ikan bilih menurut drastis, juga lantaran masih adanya penggunaan bahan peledak dan sentrum. Seorang nelayan mengakui namanya Syaf, 45 menyatakan, penggunaan bahan peledak, arus listrik dan jaring langli berdimeter kecil maksudnya tidak lain dari upaya peningkatan produksi. Penangkapan bilih tanpa mengenal ukuran, mulai dari yang kecil hingga induk bilih yang siap bertelur tersebut memang dikhawatirkan menuju ambang kepunahan ikan bilih. Namun untuk mencari ikan bilih dewasa tidaklah mudah, karena ikan bilih besar itu dinilai dapat membaca situasi dan kondisi, sehingga menjauhi kawasan tempat penahanan jaring langli. Karena itu, bagi nelayan tertentu dalam menagkap ikan bilih menggunakan jaring langli berdiameter kecil. Bahkan untuk memenuhi pesanan yang banyak, maka menggunakan bahan peledak. Penangkapan bilih sulit dihentikan, mengingat kepentingan masyarakat selingkar danau. Selain dari aktifitas penangkapan nelayan yang tinggi, penyusutan populasi bilih sudah jelas terancam. Bahkan turunnya air danau akibat aktifitas PLTA Singkarak yang berada di Malalo, kekhawatiran kepunahan ikan bilik semakin besar. Kendati diakui nelayan itu, ikan bilih yang telah dikembangkan di Danau Toba masuk ke pasar-pasar ikan air tawar akhir-akhir ini, tetapi ikan bilih Danau Singkarak tetap laris di pasaran. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok melalui KTU-nya Yuniarli, SE,MM mengakui, pihaknya telah melakukan pengawasan terhadap penggunaan bahan peledak oleh nelayan penangkap ikan di Singkarak. Pihaknya juga melakukan pembinaan terhadap para nelayan. Guna mengantipasi pengunaan jaring langli berdiameter kecil, Pemkab Solok juga membagi-bagi jaring langli yang berukuran 1 inci kepada 25 kelompok nelayan ikan bilih Danau Singkarak. Selain bilih, di Danau Singkarak juga ditemukan ikan turik, mansai, sasau dan lain-lain. Keramba Di Danau Maninjau, masyarakat justru memelihara ikan dengan menggunakan keramba. Artinya, mereka tidak hanya menangkapi ikan-ikan yang hidup bebas di sana. Dari keramba itu, nelayan setempat mampu menghasilkan puluhan ton ikan setiap hari. Hasil ikan keramba ikan dipasarkan di pasar-pasar tradisional yang tersebar di Kabupaten Agam, juga di pasar-pasar di luar Kabupaten Agam, seperti Riau dan lainnya. Meski demikian, ikan asli danau itu tetap eksis dan berkembang biak secara alami dan dapat ditangkap nelayan setempat untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Adapun jenis ikan asli dan menjadi primadona Danau Maninjau itu adalah ikan bilih, ikan rinuak, pensi dan lainnya. Dari hasil ikan itu dapat menghasilkan berbagai bentuk jenis makanan khas danau, seperti palai rinuak, pergedel rinuak, peyek rinuak, goreng ikan bilih,rebusan pensi dan aneka makanan khas lainnya dari jenis ikan atau spesies lainnya yang hidup dan berkembang di danau. Untuk saat ini, kondisi daerah perairan di danau tersebut tetap terjaga dengan baik berkat adanya kerjasana pemerintah daerah dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat. Keberadaan lembaga tersebut berperan besar meneliti kondisi air danau, guna menjaga kelangsungan hidup ikan dan jenis binatang lainnya yang hidup di lokasi perairan danau itu secara berkesinambungan. Selain itu, pihak Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Agam (DKPLH) turut proaktif menjaga kelestarian alam sekitar danau dengan membongkar sampah-sampah yang ada di danau, terutama yang sudah terbenam dan mengkibatkan terjadinya pendangkalan danau. Sampah-sampah yang terbenam itu berupa drum, bambu dan jenis bahan plastik lainnya yang bisa mengganggu kelangsungan hidup jenis ikan asli yang ada selama ini. Kabid Pemulihan pada DKLH Kabupaten Agam, Edi Junaidi,S.E merencanakan akan melakukan pembersihan areal tersebut yang dibiayai dari bantuan pemerintah pusat. “Dananya berkisar Rp50 juta,” jelas Edy Junaidi. Dari dana sebanyak itu akan diupayakan mengeluarkan tanaman enceng gondok yang tumbuh disekitar areal wisata dan berbagai sampah plastik, kayu, drum dan lainnya yang ada didasar danau selama ini. Diharapkan melalui kegiatan pembersihan perairan danau itu dari sampah-sampah yang mengganggu selama ini dapat membantu pengembangbiakan jenis ikan yang hidup selama ini. Sehingga keberadaan ikan asli danau itu dapat menjadi salah satu alternatif mata pencaharian masyarakat, sekaligus meningkatkan perekonomian mereka. Tak ada yang spesifik Sementara itu, di Pesisir Selatan tidak ditemukan jenis ikan air tawar spesifik daerah baik yang hidup di alam bebas maupun dibudidayakan masyarakat seperti halnya di Danau Singkarak yaitu ikan bilih. Namun usaha budidaya ikan air di ranah ini mulai dilakukan masyarakat. Jenis ikan yang dibudidayakan itu antara lain nila, patin dan lele. Kasubdin Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Pessel, Ir.Priadinata kepada Singgalang, mengatakan, Pessel tidak memiliki jenis ikan air tawar spesifik seperti yang ada di Danau Singkarak. Namun demikian masyarakat ranah ini mulai berusaha membudidayakan ikan air tawar di kolom-kolom dan aliran sungai. Ada beberapa lokasi yang telah dikembangkan untuk budidaya ikan air tawar yaitu Tarusan, Bayang dan IV Jurai. Pada umumnya, jenis ikan yang dibudidayakan adalah nila, patin dan lele. Usaha tersebut menurut Priadinata belum berkembang pesat, karena masyarakat terkendala dengan minimnya permodalan, sarana, SDM dan teknologi. “Sebenarnya animo masyarakat untuk budidaya ikan tersebut cukup tinggi. Melihat kondisi tersebut, maka Dinas Kelautan dan Perikanan tahun 2009 mendatang membuat beberapa program strategis yaitu pengembangan sarana, pembuatan tempat pembibitan, manyalurkan bantuan permodalan, pembinaan dan penyuluhan secara intensif,” sebutnya. Tujuan dari program ini adalah untuk menekan angka kemiskinan, meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, peningkatan produksi dan membuka kesempatan kerja. Dikatakan, prosfek usaha budidaya ikan air tawar sangat bagus dan peluang pasar terbuka lebar. Namun, perhatian dari Pemkab melalui DKP untuk mengembangkan usaha budidaya ini amat diharapkan. “Tahun depan, kita berusaha memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat dalam budidaya tersebut dengan melakukan program antara lain pengembangan sarana, penyaluran modal usaha, peningkatan SDM, penerapan teknologi dan sebagainya.” “Sekarang masyarakat sudah membuka beberapa kawasan yang dijadikan sebagai kolom-kolom ikan yang dilakukan secara swadaya. Bahkan, sejumlah aliran sungai dimanfaatkan untuk budidaya ikan dengan membuat lubuk larangan. Hasilnya sudah dapat dinikmati masyarakat,” sebut Priadinata.oWannedi Saman/Mursyidi/Marlison --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---