Pak K Suheimi
 
Kok bacarito batu cincin..takana ambo maso tahun 90 an di Bengkulu
Ambo yo hobby juo mangoleksi batu cincin ko
Dulu..ado pantai..dakek muko2..dimuaro..banyak batu..bahamparan
sapanjang pantai tu
Lai ateh batu ko mangkilek..bisa diasah (bahan) ambo kumpuakan
Tu..lah banyak ambo sibuk nongkrong di Pasa Minggu Bengkulu tampek
maasah batu ko
Mulai sagadang bijo limau sampai sagadang talua itiak ambo asah batu ko
Bamacam-macam warna, gurat warna batu alam nan ambo asah ko 
Nan terkenal dibengkulu ko batu taratai
Tu sepah..semacam fosil kayu nan lah mambatu
 
Oh yo Pak anak ambo no 3 lahia di Padang  di Rumah sakit Bapak  Bunda di
Gunuang Panggilun
Pak Suheimi lansuang nan manjaweknyo...manjalang subuah tanggal 23
Pebruari 2002
Kini lah SD anak ambo tu Pak..kelas 1...namonyo Regita
Photonyo bisa Bapak lihat di Blog ambo
www.jupardi.multiply.com <http://www.jupardi.multiply.com/> 
Tags : Hari Pertama Regi Sekolah
 
 
Salam - Jepe (43+, Pku)
 
-----Original Message-----
From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of suheimi ksuheimi
Sent: 14 Agustus 2008 8:12
To: [EMAIL PROTECTED]; RantauNet@googlegroups.com;
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [EMAIL PROTECTED] BIDURI BULAN
 
 
 
BIDURI  BULAN
Oleh : K Suheimi 
 
 
Biduri Bulan  permata yang sangat saya kagumi sejak saya kecil, sejak
saya mengenal nama-nama batu permata. Biduri bulan permata yang
bercahaya selembut bulan. Saya senang cahaya bulan, dia menerangi, tapi
dia tidak memanaskan, cahayanya membangkitkan rasa rindu, dalam
kerinduan dan keteduhan banyak inspirasi yang bisa dilantunkan. Maka
inspirasi sering tercurah sewaktu dibawah naungan rembulan.
Maka setiap menatap dan memperhatikan permata  Biduri Bulan  ini  selalu
saya puas, kerna dalam menatapnya ada ketenangan di hati, ketentram di
perasaan dan keteduhan serta kedamaian dalam jiwa.. Tak mudah kita
mendapatkan hati yang damai, Fikiran yang tntram dan perasaan yang
tenang, seperti hari ini.
 
Saya pengemar batu cincin dan batu permata. Setiap pulang sekolah saya
nongrong duduk mencangkung  di jenjang  kampung cina B Tinggi. Disana
berderet penjual batu cincin dan mengasah batu serta mengikatnya. Saya
amati penjual dan pembeli.  Bermacam-macam nama batu permata itu.
Ini batu cimpago, kata penjual cincin yang menawarkan  batu yang
kekuningan. Ini batu akiak, katanya lagi memperlihatkan batu yang
oranye, dan ini akiak Sulaiman tegasnnya lagi sambil memperlihat batu
akiank dengan dua mata yang bagus.
 
Banyak akiak batu akiak, syair sebuah lagu
Batu akiak batu rang kini
Banyak sakik pakaro sakik
Indak sasakik makan hati.
 
Kalau yang hijau bercahaya ini  namanya zamrud, katanya sambil
memperlihatkan batu zamrud yang diikat dengan aso-aso.  Kalau yang lila
dan lembayung ini namanya anggur, seperti buah anggur cerah.
Kalau yang merah ini "delima" katanya lagi memperlihatkan permata yang
merah bercahaya, bila dimasukkan kedalam gelas, maka air yang di
dalamnya akan merona merah, kerna biasan cahayanya, sekarang saya
dengar orang menyebut delima ini dengan Rubby
Kalau yang hitam ini badar besi katanya lagi sambil menempelkan batu itu
pada magnit  dan menempelah batu itu. Dan  yang belang hitam putih  batu
jalak sambil memperlihatkan cincin yang sedang di pakainya..
Yang banyak garis  dan ada starnya ini namanya nilam, nilam cahaya  ,
abu-abu namun cahayanya teduh, banyak di pakai pria,  kalau dia masak
berubah jadi biru  di sebut orang sekarang dengan blue saphire..
Kalau yang retak hijau  namanya pirus kata tukang cincin menjelaskan
nama dan khasiat batu itu.  Sedang yang biru tua kurang bercahaya ini
namanya lumut.
Banyak lagi nama-namanya  namun saya tertarik pada Batu Biduri Bulan.
Kuning bercahaya lembut, dia memantulkan sinar yang di terimanya,
menimbulkan keteduhan. Lama saya mendambakan batu ini, namun sebagai
anak sekolah saya hanya bisa memandang.
Keinginan ini terbersit lagi sewaktu saya ke Balik Papan  25 Juli yang
lalu. Ternyata di Balik Papan ini banyak Biduri Bulan , mungkin batu ini
berasal dari Borneo ini. Saya pilih yang kecil  . Saya cari bahan
pengikatnya. Ada Emas, perak. Lalu saya teringat ketika saya di Raudhah
di Pusara Rasulullah Muhammad S A W  th 1988 saya ditegur oleh penjaga
Pusara rasul "pria tidak boleh pakai emas" katanya sewaktu saya masih
memakai cincin kawin. Sejak saat itu saya buka cincin emas itu dan
sampai sekarang saya tak memakai cincin lagi.
Nah di balik papan saya cari ikatnya stainless still. Besi putih yang
berkilau. Dengan modal yang sangat rendah jari manis saya sudah di belit
oleh cincin.
Iseng saya  lihat cincin lain yang bagus, biru diikat emas putih dan di
kelililing oleh berlian, pakai sertifikat Blue saphire.  Ternyata
harganya 120 Juta. Memang cantik, tapi di jari saya nampak dia lebih
besar dan berat, memberatkan dan mahalnya bukan main.  Hati saya menolak
untuk memakainya. 
 
Dan di sebelah saya, saya dengar seorang penduduk Kaltim sedang tawar
menawar blue sapphire yang lain dan dengan mudah dia menguras kantongnya
dan mengeluarkan uang  75 juta. Kaget juga saya melihat orang jual beli
75 juta dengan uang tunai.
Bagi saya Biduri Bulan  cahayanya saya suka dan harganya menenggang
dengan Rp 50.000 saya sudah bisa pakai cincin dengan permata yang saya
dambakan sejak kecil.
Memang permata itu sebetulnya tak tergantung pada bentuk dan mahal
harganya, tapi tergantung pada siapa yang memakai dan menikmatinya. Saya
senang dan saya suka, dan dimata saya Biduri Bulan adalah permata yang
bagus, Kalimantan Asli, tergiang sebuah lagu Erni johan
 
Kini aku telah bertemu
Dengan dia yang telah lama kucari
Biduri yang hilang dulu
Jumpa lagi
 
Dari Balik papan dan selama di Kaltim  saya pakai permata Biduri Bulan .
Tapi begitu kaki saya menginjak P Baru saya dapat telpon, ada pasien
menunggu di kamar operasi, dan mulailah lagi kerja rutin menolong
persalinan dan melakukukan operasi. Dan setiap kali operasi dan menolong
persalinan cincin harus di buka semua perhiasan di lepaskan. Jadi tiap
sebentar cincin itu harus tanggal dan di pasang lagi. Akhirnya cincin
itu saya masukkan kotak saya simpan dalam laci. Hanya kalau ada pesta
dan kalau di tempat orang  banyak pakai cincin ketika itu pula Biduri
Bulan  saya pakai.
Tugas dan profesi saya mengharuskan saya tidak pakai apa-apa, kemanapun
saya akhirnya polos tak pakai cincin dan tak pakai jam tangan.
 
Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman Suci Nya dalam Al qur'an 
 
Mereka berada diatas dipan yang bertahtahkan emas dan permata, (QS.
56:15)
 
 
Balik Papan  27  Juli 2008




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke