19 Sep 2008 08:14:04 / 19 Ramadhan 1429 H Berkaca pada Tragedi Pasuruan
Bersedekah secara langsung dan terbuka, baik sekali. Tapi lebih baik lagi yang secara diam-diam. ‘’What, ini rumah manusia?!’’ pekik sejumlah remaja putri, saat mengunjungi tiga gubuk reyot di Kampung Pakis, Desa Rawakalong, Kec Gunung Sindur, Bogor, Ahad siang (14/9). Mereka pikir, gubuk berlantai tanah dan berdinding tepas yang terisolir di tengah kebun itu hanyalah kandang kambing. Para pelajar teladan Tangerang yang tergabung dalam ‘’Remaja Ceria’’ (cerdas, energik, responsif, inovatif, adaptatif), itu kian terpana kala satu persatu penghuni gubuk keluar; Mak Sayak, Mak Atim, Mak Taroh. Ketiganya nenek-nenek ringkih berusia 55-70 tahun, yang hidup sendirian. Sehari-hari mereka buruh tani dan nyuci di komplek Permata Pamulang, Tangerang. ‘’Makasih ya Neng, jauh-jauh kemari pada nganter rejeki buat nenek. Berkah, berkah, semoga pada pinter,’’ kata para manula berulang-ulang setelah menerima bingkisan sembako dari para remaja. ‘’Oh my God, aku jadi teringat nenekku,’’ ujar Nori Utari, pelajar teladan pertama, sambil memeluk sahabatnya. Mereka menangis haru. Demikian juga belasan kawan Nori yang lain. ‘’Teman-teman, inilah kenyataan hidup di sekitar kita. Masih banyak orang yang hidupnya menderita, yang perlu kita perhatikan. Terutama janda-janda seperti nenek-nenek ini, yang hidup di tempat sepi dan berusaha mandiri. Mereka tidak mau meminta-minta, dan justru itulah mereka kita prioritaskan untuk disantuni,’’ tutur Teguh Yuwono, spiritual advisor Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ‘’Maestro 2012’’, yang juga pembina Remaja Ceria. Para pelajar pilihan itupun semakin larut dalam isak-tangis haru. Tadinya, pembagian sembako untuk 30 KK dhuafa itu akan dipusatkan di Posyandu desa setempat. Tapi, rencana tersebut akhirnya dibatalkan, walaupun sudah diagendakan tanpa seremonial dan publikasi. ‘’Khawatir menimbulkan kerumunan dan kecemburuan yang berpotensi memicu keributan,’’ Teguh Yuwono mengemukakan alasan pembatalan. Kekhawatiran Teguh terbukti esok harinya. Innalillahi wainna ilaihi raaji’uun. Sebanyak 21 dhuafa di Kota Pasuruan, Jawa Timur, tewas akibat tenggelam dalam kerumunan ribuan orang pengantre jatah sedekah. Puluhan pangantre lainnya yang kebanyakan wanita tua, luka-luka. Tentu, tak tebersit niat di hati Haji Syaichon untuk mencelakakan, apalagi membunuh, orang lain dengan sedekahnya. Pengusaha jual-beli mobil dan sarang burung walet, ini sekadar ingin berbagi rejeki. Sebagaimana sebelumnya ia lakukan tiap Ramadhan. Tapi, dengan tragedi ini, mudah-mudahan Haji Syaichon dan para dermawan lainnya, berlapang dada memetik hikmah. Bahwa niat baik saja tak cukup dalam beramal. Ia mesti disertai cara yang benar. Bukankah dengan cara yang sama Ramadhan tahun lalu pun sedekah Pak Haji sudah ‘’menimbulkan’’ korban 2 nyawa melayang. Memang, sebagaimana dikemukakan Qurais Shihab, menampakkan sukses merupakan salah satu cara mensyukuri nikmat Allah. Sebagaimana firman-Nya: ‘’Adapun nikmat Tuhanmu maka kabarkanlah’’ (QS Ad Dhuha:11). Demikian juga wasiat Rasulullah SAW: ‘’Allah senang melihat nikmat-Nya (ditampakkan) oleh hamba-Nya.’’ Islam pun, kata KH Didin Hafidhuddin, membenarkan seorang dermawan yang langsung memberikan sendiri zakat atau sedekahnya kepada para mustahik. Selain itu, kedermawanan dapat memuaskan batin, sebagaimana kata Nabi Muhammad SAW: Senangkanlah dirimu dengan menyenangkan orang lain. Bersedekah secara langsung dan terbuka, mudah-mudahan pula merupakan syiar untuk mengajak orang peduli sesama. Tapi ingat, setan tak tinggal diam. Baik setan yang mengalir bersama aliran darah kita, maupun setan berwujud manusia. Mereka selalu berusaha menggiring dermawan untuk riya, ujub, dan bahkan takabur. Itulah tantangan keikhlasan. Ikhlas, seperti dikatakan Abu 'Utsman, adalah mengabaikan pandangan makhluk dengan selalu memandang Allah. Orang ikhlas, kata Izzudin bin Abdis Salam, melaksanakan ketaatan semata-mata karena Allah. Ia tak berharap pengagungan dan penghormatan manusia dan tidak pula berharap manfaat dan menolak bahaya dengan amalnya. Lantaran ikhlas, kata Abdullah Ibnul Mubarak, betapa banyak amal kecil jadi besar dan amal besar jadi kecil. Misalnya, siapa sangka jika jihad, mengkaji dan membaca Qur’an, serta bersedekah, justru mengantarkan pelakunya masuk neraka. Mengapa? Karena, disebutkan dalam sebuah hadits, ‘’orang yang berjihad karena ingin dijuluki pahlawan pemberani; Orang yang belajar dan membaca Al Qur’an agar disebut alim dan qari'; Dan orang yang bersedekah agar dikatakan dermawan’’ (HR Muslim, Ahmad dan Nasa'i). Al Qur’an sangat menghargai dermawan yang menyampaikan dermanya secara terang-terangan (QS Al Baqarah: 271). Tapi di ayat yang sama disebutkan, lebih baik lagi yang berderma secara diam-diam. Sebagaimana kata Nabi Muhammad SAW, “Janganlah engkau bersedekah di hadapan khalayak karena bermaksud mencari pujian dari manusia. Bersedekahlah hingga tangan kananmu yang memberi maka tangan kirimu tak mengetahuinya.’’ Sudah banyak Badan Amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang siap mendampingi kaum aghniya dalam bederma secara baik dan benar. Cacat laku sebagian lembaga pengelola zakat itu, janganlah digebyah uyah untuk tidak mempercayai yang lainnya. Melalui amilin, kedermawanan Anda tersalurkan tanpa mengganggu keihlasan Anda. Bahkan cukup dengan beberapa klik atau tuts, Anda sudah dapat menunaikan zakat atau sedekah. Insya Allah, kerja keras dan cerdas amilin akan menjamin zakat atau sedekah Anda sampai kepada yang berhak, baik mustahik yang terang-terangan meminta (as-saail) maupun yang tidak (al-mahrum), sebagaimana dalam firman-Nya, “Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak mau meminta.” (QS Al Ma’arij: 24-25). Yang diprioritaskan untuk disantuni, salah satunya justru yang tidak punya ‘’tampang miskin’’, sebagaimana disebut dalam Surah Al Baqarah 273. Hal ini diperkuat oleh wasiat Nabi SAW: ‘’Tangan di atas lebih baik ketimbang tangan di bawah. Meminta-minta bukanlah akhlak terpuji.’’ Diriwayatkan Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah berpesan, ‘’Orang yang miskin itu bukanlah orang yang berjalan kesana kemari meminta-minta, kemudian diberi sesuap dua makanan dan sebiji dua kurma.’’ Para Sahabat bertanya, ‘’Kalau begitu, siapa orang miskin yang sebenarnya wahai Rasulallah?’’ Jawab Nabi, ‘’Yaitu orang yang tidak mendapati kebutuhan yang mencukupi buatnya, tapi orang lain tidak tahu karena dengan kesabarannya dia menyembunyikan keadaannya dan tidak meminta-minta. Dia akan diberi sedekah tanpa perlu meminta.’’ (HR. Bukhari-Muslim). [Pane Fakhri] ___________________________________________________________________________ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---