Belajar AlQuran Sejak Dini
Dulu ketika baru ke Bengkulu Aku sempat khawatir Bagaimana nanti anak-anakku Sanggupkah aku Melawan lingkungan Dimanan nanti Mereka belajar mengaji Nasib baik berpihak padaku Ketika metode Iqra’ Diterapkan di mana-mana di Indonesia Pemda Bengkulu Membuka Taman Pendidikan AlQuran (TPA) Yang dilaksanakan sore hari Anakku yang tertua Waktu itu berusia 4 tahun Angkatan kedua di TPA Dharma Wanita Menempati Gedung TK Dharma wanita Di Taman Remaja Kota Bengkulu Ketika usia 6 tahun Anakku di wisuda Pakai baju TOGA Dilantik pejabat PEMDA Bengkulu Hal serupa juga terjadi pada adiknya Setelah di wisuda Anak-anak tetap ikut TPA Sampai mereka tamat SD Ketika SMP dan SMA mereka aktif Pada kegiatan kerohanian Bahkan yang tertua Menjadi penyanyi Nasyid disekolahnya Alhamdulillah Keduanya Mengalahkan kami orang tuanya Dalam melaksanakan ibadah Setiap malam selesai sholat Magrib Tanpa di suruh Mereka mengaji Bengkulu, 20 September 2008 Hanifah, Damanhuri --- On Sat, 9/20/08, Zulkarnain Kahar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Zulkarnain Kahar <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Fwd : Surau, dan Kerisauan Orang Minang . To: RantauNet@googlegroups.com Date: Saturday, September 20, 2008, 3:39 PM Perubahan bukan untuk dihindari, tak pula perlu ditakuti, ia datang setiap hari, tidak ada tempat untuk lari, Ia selalu punya arti, bersama atau sendiri, hidup atau mati, ia bukan teori, bukan pula dongeng geologi, Ia alam semula jadi, Ikuti saja intuisi, Semoga masih berfungsi, Bersama kita berbenah diri, mengajari anak sejak dini jangan lupa sembahyang dan mengaji agar lebih baik dari hari ini Luanda sabtu pagi http://zkahara.wordpress.com/ Male - 50th kalau lurus jalan ke maninjau you must be in the wrong state.... --- On Sat, 9/20/08, zul amry piliang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: zul amry piliang <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Fwd : Surau, dan Kerisauan Orang Minang . To: RantauNet@googlegroups.com Date: Saturday, September 20, 2008, 3:19 AM Oleh : Nelson Alwi Sabtu, 20 September 2008 ( Suara Karya ) Dan dewasa ini sosok surau mengedepan memperlihatkan wujud dan corak tersendiri. Di pedesaan surau sering dimanfaatkan oleh para remaja yang suka begadang. Sementara di wilayah perkotaan, surau pada umumnya ditangani garin alias mahasiswa "praktik" yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi berbasis (agama) Islam untuk kemudian hengkang setelah meraih gelar sarjana guna mencari pekerjaan yang dipandang lebih baik. Namun, kendati surau seolah tidak bisa lagi memposisikan diri sebagai sentra sosio-kultural berorientasi (ke)agama(an), satu hal, surau tetap merupakan tempat beribadah: sembahyang dan mengaji.*** * NELSON ALWI, Budayawan, tinggal di Padang --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---