Wa'alaikum salam ww,
Bialah awak tolong Tamudo manjawek buliah mak ringan pulo karajonyo mak.

Wassalamu'alaikum ww
Batuduang Ameh (40)
"4 Rancak 5 Lamak Bana"
 

-----Original Message-----
From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:41 AM
To: mitra yudi
Cc: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Fwd: [EMAIL PROTECTED] Re: 5 Harimau Muda


Waalaikumsalam,wr,wb.

Adinda Yudi, subananyo kumpulan carito ko bisa diliek di file nyo dapua
RN seperti :

http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/msearch?query=5+Harimau+Muda&sub
mit=Search&charset=windows-1252

Silahkan download sendiri. Sebab kalau dikirim nan alah ambo download ko
file nyo sangaik gadang bajumlah 272 halaman.

Dan barusan ambo caliak di file tersebut, ado seri nomor 85 dan nomor 87
nan hilang atau tidak tercantum. Mungkin dunsanak Sutan Mudo ado
manyimpan file nomor 85 & 87 tersebut.

Jadi file nan takumpua di ambo sabanyak 272 halaman tu minus nomor seri
85 & 87 (ambo ralat email ambo sabalunnyo nan manyatokan ambo alah punyo
sampai seri no.87).

Ateh perhatian dan dedikasi Sutan Mudo manyampaikan seri carito silek
ko, ambo ateh namo warga RN maucapkan tarimo kasih.

Wassalam,
HM Dt.Marah Bangso (51+)

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

--- Begin Message ---
"Darman, darimana kau dapat obat ini?"Tanya Malik.

"Tadi ketika aku sudah hampir kena jarum Merak Hitam, tiba-tiba datang
seseorang yang berjubah lembayung yang sangat indah sekali menolong aku
dan memberikan obat ini."

"Jangan-jangan dia datang membantu kita?"

"Aku yakin sekali, Man, sepertinya memang dia yang membantu kita."

"Ini sudah yang ke berapa kalinya dia membantu kita, berarti dia tidak
seperti yang kau curigai selama ini, Lukman."

"Aku tahu, kakek Konek, hanya aku penasaran saja kenapa dia tidak mau
bertemu muka dengan kita?"

"Kalau aku boleh bertanya, emangnya siapa yang kalian bicarakan dari
tadi?" Tanya Darman kebingungan.

"Oya, kenapa kalian bisa sampai di sini, bertemu dengan musuh?" Tanya
Lukman.

"Kami mendengar kabar Datuak Kaba Angin bahwa Dewi Tangan Dingin sedang
menuju gunung Tandikat untuk mencari obat, makanya kami menyusul ke
sini, baru kami sampai, tiba-tiba kami diserang mereka dengan cara
curang sekali, makanya kedua paman sampai bisa diracuni mereka. Untung
kalian keburu datang kalau tidak kami semua sudah mati dibunuh mereka."

"Tapi kalau melihat cara mereka menyerang sepertinya mereka tidak ingin
membunuh kalian, karena kalau mereka benar-benar hendak membunuh kalian
dari tadi pasti kalian sudah mati oleh racun Merak Hitam mereka yang
berbahaya itu. Aku rasa mereka ingin menyandera kalian untuk tujuan yang
tidak baik."

"Benar juga yang uda Lukman katakan, sepertinya memang begitu rencana
mereka, ketika semburan racun mereka yang dihadang oleh paman Jamin
(Pandeka Tendangan Petir) dan paman Dasrun (Pandeka Pedang Pamuncak)
tidak sampai merenggut nyawa mereka langsung biasanya sehebat apapun
ilmu tenaga dalam orang bila sudah berhadapan dengan racun Merak Hitam
tidak ada yang bisa selamat, pasti hanya bisa bertahan sebentar saja
sebelum kehilangan kesadaran atau nyawa."

Darman telah selesai membagikan obat kepada yang terluka kena racun, dan
memasukan botol obat tersebut ke dalam bajunya lagi. Belum sempat dia
membuka mulut untuk menanyakan sampai di mana pencarian mereka akan obat
untuk ibu mereka, tiba-tiba terdengar gemuruh suara derap kuda yang
ramai sekali di belakang mereka dari arah pertempuran tadi. Buru-buru
mereka semua menyingkir dan mempersiapkan diri untuk menghadapi segala
kemungkinan. Terlihat sekumpulan debu berterbangan mengiringi kuda-kuda
yang berlari ke arah mereka yang dipimpin oleh seekor kuda putih yang
berlari tenang ke arah mereka.

Mereka yang sudah pernah melihat kuda putih ini tahu bahwa bukan musuh
yang datang, ketika hampir mendekati tempat mereka, kuda putih itu
berhenti berlari dan mengangkat kedua kaki depannya dan meringkik dengan
keras seakan memerintahkan kuda lain yang ada di belakangnya untuk
berhenti. Dan anehnya semua kuda yang ada di belakangnyapun berhenti
berlari bahkan mereka berdiri dengan membentuk sebuah barisan yang
teratur sekali. Kuda Putih itu menolehkan kepalanya kepada semua manusia
yang sedang memandang dengan melongo takjub melihat semua ini, lalu kuda
itu menganggukan kepalanya dan kembali berdiri dengan kedua kaki
depannya sebelum dia pergi dengan kecepatan angin meninggalkan mereka
semua.

Tidak ada satupun dari manusia yang ada di sana yang tidak terpesona
akan kecerdikan dan kehebatan kuda putih itu. Cukup lama mereka dalam
keadaan diam diri dan tidak tahu harus berkata apa, keheningan itu
dipecahkan oleh suara kuda-kuda yang mendengus dan menggerak-gerakan
badannya.

"Kalian lihat tadi ? Apa aku bermimpi seekor kuda mengantarkan kuda kita
dan menganggukan kepalanya pada kita?" Tanya Darman dengan masih tidak
percaya.

"Memang kuda yang sangat hebat sekali, ingin aku memiliki kuda seperti
itu biarpun hanya keturunannya saja. Sang tabib berhasil melatih kudanya
dengan luar biasa sekali."sahut Malik dengan takjub.

Lukman hanya terdiam di tempat dan tidak habis berpikir, kalau kuda
putih itu muncul di sini artinya pemiliknya tidak jauh-jauh dari mereka
dan masih ada di sekitar mereka untuk melindungi mereka.

Mereka semua terkejut ketika mendengar suara Darman yang sambil
merangkapkan kedua tangannya dan membungkukan badannya ke semua arah,
"Terima kasih kepada anda yang sudah menolong kami, budi baik ini pasti
akan kami balas suatu saat nanti." Dia menggunakan ilmu Teriakan Gaung
Bumi untuk menyampaikan pesan kepada sang penolong mereka yang tidak
tahu ada di mana.

"Tuan muda Darman, kau ini bikin kami terkejut saja."kata Jamin sambil
mengurut-urut dada saking terkejutnya mendengar suara keras yeng bergema
tadi.

Tapi Darman diam saja seperti mendengarkan sesuatu, mereka melihat ke
arahnya dengan bingung.

"Darman, ada apa ?" Tanya Malik.

"Ssssttt...."

Terlihat beberapa kali Darman mengangguk-anggukan kepalanya tanda
menyetujui sesuatu atau mengerti sesuatu, mereka semua menunggu sampai
Darman buka suara.

"Baiklah, akan aku laksanakan perintah tabib."kata Darman dengan keras
seperti tadi menggunakan ilmu Teriakan Gaung Bumi.

" Ada apa Darman, cepat katakan," kata Lukman tidak sabar.

"Tadi tabib berpesan kepadaku agar obat yang dia berikan itu segera
diberikan kepada ibu kita, yang satu ditelan sedangkan yang satu lagi
dilarutkan dalam air mandi ibu setelah dia dapat berdiri kembali.
Sedangkan yang satu lagi untuk berjaga-jaga seandainya kondisi ibu tidak
segera pulih keesokan harinya. Beliau bilang sudah memberikan 6 butir
obat itu kepada uda Malik, dan dia tahu 2 butir sudah digunakan untuk
mengobati paman, jadi dia menyuruh aku memberikan dua butir lagi kepada
uda sebagai ganti obat yang telah ditelan paman."

Bersambung........


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN: 
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami!
Lihat di
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet 
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting 
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat &
kirim melalui jalur pribadi 
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan
dimoderasi atau dibanned 
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply 
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru 
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id 
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
=============================================================== 
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---



--- End Message ---
--- Begin Message ---
"Benar juga yang kau katakan Lukman, terus terang saja aku masih
penasaran dengan tabib itu, beliau sudah menjaga kita dari marabahaya
dan melepaskan budi pula kepada kita, rasanya kita ini sudah begitu
banyak menerima budi, tapi tidak tahu bagaimana membalasnya. Aku
sependapat denganmu, Man, kita memang harus membantu beliau dan kalau
bisa sesudah urusannya selesai kita bisa mengajak beliau ke rumah kita
agar kita sekeluarga bisa menyampaikan terima kasih yang layak kepada
beliau."

"Uda Lukman dan uda Malik, apa kalian lupa ibu sedang menunggu obat dari
kita, apa kalian tidak rindu kepada ibu dan ingin melihat beliau segera
sembuh," debat Kasman dengan mimik kebingungan mendengar pembicaraan
kedua kakaknya itu.

"Benar sekali Malik, apa kau tidak rindu kepada ibumu? Bukannya kau yang
paling kuatir ketika ibumu sakit, apa kau tidak ingin tahu apakah ibumu
bisa disembuhkan atau tidak?" Tanya Datuak Samolangik.

Kedua pemuda itu terdiam mendengar pendapat adik dan paman mereka, di
batin mereka berperang keinginan untuk mencari tabib itu dan melihat
kesembuhan ibu mereka.

"Uda berdua, aku mengerti perasaan uda, aku juga merasakan hal yang
sama. Begini sajalah kita bertiga pergi mencari tabib itu, sedangkan
yang lain pulang dengan membawa obat untuk diserahkan kepada ibu. Aku
yakin berkat obat ini ibu pasti sembuh, karena tabib itu sudah terkenal
kehebatannya jadi pasti beliau tidak akan merusak reputasinya dengan
memberikan obat sembarangan untuk ibu. Bagaimana menurut kalian?"

"Tuan muda Darman, kau ingin ikut juga?" Tanya Jamin menatap kuatir tuan
muda kesayangannya itu, diantara ketiga anak Rangkayo Jati memang
Darmanlah yang paling disayangi semua orang, dia seorang yang pemuda
yang ramah dan sopan kepada siapa saja. Senyumnya dapat meluluhkan hati
siapa saja yang melihatnya ditambah lagi dengan tutur katanya yang
lembut membuat siapa saja tidak bisa marah kepadanya. Berbeda dengan
Lukman yang memang dari kecil sudah menunjukan wataknya yang keras dan
pendiam sehingga para pengawal agak sedikit sungkan kepadanya, sedangkan
Kasman masih bertingkah laku kekanak-kanakan seperti anak kecil yang
manja jadi mereka masih menanggapnya pemuda yang baru besar.

Waktu pembagian rombongan untuk mencari sang tabib saja mereka juga
berebutan ingin menemani Darman, bahkan Pandeka Konek yang memang dekat
dengan Lukmanpun lebih memilih ikut rombongan Darman. Tapi setelah
melihat orang berebutan ingin mendampingi Darman, akhirnya dia bersama
Pandeka Tangan Siluman memutuskan untuk menemani Lukman dan Malik saja.

"Paman, jangan kuatir seperti itu, kami pasti bisa menjaga diri kami,
yang penting sekarang kalian pulang cepat untuk memberikan obat kepada
ibu dan bersiaga kalau-kalau musuh akan menyerang kita karena mereka
tahu banyak diantara kita yang tidak ada di tempat sekarang ini."

"Kalau begitu biarlah aku ikut tuan muda, sedangkan yang lain pulang
mengawal obat itu,"sahut Pandeka Konek cepat, dia ingin sekali berjumpa
dengan Datuak Marindiang yang sedang mengejar tabib itu juga.

"Kami juga ingin mengawal tuan muda, bagaimana pertanggunganjawab kami
kepada ayah tuan muda sekiranya kami membiarkan tuan muda pergi begitu
saja tanpa kami," Tanya Randu sambil memandang kepada Malik.

Setelah berdebat panjang lebar, akhirnya mereka memutuskan rombongan
Lukman dan Malik tetap mencari sang tabib, Darman tetap pulang bersama 2
rombongan lain membawa obat penawar racun tersebut. Mereka berpisah
menuju arah yang berbeda, Lukman beserta rombongannya menuju arah mereka
datang tadi sedangkan rombongan Darman bergerak ke Utara menuju pulang.

Setelah beberapa hari mereka melacak jejak sang tabib akhirnya mereka
menemukannya sedang menuju gunung Tandikat dari arah Timur gunung
tersebut, dan hampir mereka berhasil menyusul tabib tersebut tapi
kembali tabib itu bisa meloloskan diri. Mereka terus mengejar beliau
dengan tidak kenal lelah kadang-kadang mereka mendapat petanda dari
Datuak Marindiang yang ternyata diam-diam membantu mereka juga untuk
menemukan sang tabib. Sampai akhirnya suatu ketika mereka menemukan
jejak sang tabib yang menuju sebuah sungai yang mengalir di sebuah hutan
yang mendekati kaki gunung Tandikat tersebut.

Bersambung........


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN: 
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami!
Lihat di
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet 
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting 
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat &
kirim melalui jalur pribadi 
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan
dimoderasi atau dibanned 
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply 
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru 
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id 
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
=============================================================== 
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---



--- End Message ---

Kirim email ke