FYI dari milis sebelah. Satu catatan penting: Kurangnya Restoran utk Makanan 
Anak-Anak.

Tambahan saya: Di Obyek2 Wisata, juga masih sangat minim sarana permainan untuk 
Anak-Anak.

Semoga Sumbar tidak menjadi tempat Wisata Alam utk menikmati Alam Pemberian 
Tuhan dg kondisi APA ADANYA...:) Kalau hanya seperti itu, biasanya keinginan 
utk kembali, sangatlah rendah sekali...

Salam,
Nofrins


Note: forwarded message attached.
       
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

--- Begin Message ---
Teman2 sekalian,

Saya melakukan perjalanan dinas ke Padang mulai 10 September 2008.
Saya belum pernah ke Padang sebelumnya, walaupun kata orang-orang
tempatnya sangat bagus. Teman sekantor yang sudah pernah pergi juga
bilang tempatnya sangat indah sampai mereka tidak bisa bercerita
seberapa bagusnya, saking bagus maksudnya.

Perjalanan ke Padang pada hari pertama tidak ada yang saya lakukan
kecuali melaksanakan tugas kantor. Baru pada sore hari di hari kedua,
Kamis, 11 September, setelah semua meeting selesai, saya mampir
sebentar ke satu-satunya Vihara Mahayana di kota Padang. Vihara ini
terletak di tengah kota. Menghadap pantai, Buddha Warman namanya.
Selesai dari sana, saya pergi ke Taman Imam Bonjol, pusat jajanan
segala macam makanan Padang untuk berbuka puasa.

Suami saya yang menginformasikan tempat ini karena paginya dimuat di
Harian Tempo. Tempatnya mungkin sebesar setengah lapangan bola yang
khusus untuk berjualan, sisanya disediakan tempat bermain anak-anak.
Saya mencoba salalueh (bener gak ya tulisannya), seharga 500 rupiah
sebuah, besarnya seperti tahu goreng. Salalueh ini adalah ikan yang
dicampur dengan tepung terigu dan digoreng. Kemudian saya mencoba
pisang goreng berbentuk bola-bola kecil sebesar onde yang diberi gula
aren. Rasanya menurut saya standard saja. Hanya agak unik karena saya
belum pernah coba

Untuk makan malam hari itu, kami (saya dan orangtua) memilih salah
satu penjual, hanya dibungkus dan makan di hotel. Kemudian menambah
lauk tak sengaja, sisa 5 tusuk sate kambing yang dijual orang Arab.
Kata ayah saya, pasti enak, karena orang-orang baru mulai buka, dia
sudah habis. Tapi memang benar, saus kacangnya enak, ada rasa limau
terasa dan daging kambingnya empuk sekali.

Hari ketiga, setelah jam makan siang, barulah saya menyelesaikan semua
pekerjaan di Padang. Kami langsung pergi ke Lembah Harau. Lembah harau
sangat cantik dan saya sangat merekomendasikan tempat ini kepada semua
orang yang hobi jalan-jalan. 

Sepanjang jalan dari Padang menuju ke Harau, yang ada hanya
pemandangan indah. Ternyata benar yang dikatakan orang-orang. Bagussss
sekali. Saya pribadi setelah melakukan perjalanan ke beberapa tempat
wisata di Indonesia, mungkin Padang Bukittinggi ini adalah yang
terbaik (minus Lombok karena saya belum pernah kesana). Tadinya saya
suka Danau Toba, tapi setelah melihat Bukittinggi, saya merubah
pendapat saya.

Dari Harau kami balik ke Bukittinggi dan supir men-drop kami disana.
Kami tinggal di Hotel Kharisma. Review mengenai hotel ini dan hotel
yang saya tinggali di Padang saya buat terpisah.

Setelah istirahat sebentar, kami naik angkot ke Taman Panorama (2000
rupiah per orang). Melihat indahnya Ngarai Sianok, sambil memberi
kacang ke monyet-moyet yang jinak disana. Sayang kami tidak membawa
makanan lebih. 

Dari sana kami potong jalan pintas lewat rumah penduduk ke Hotel The
Hills menuju jam gadang. Lihat-lihat pasar atas sebentar dan naik
andong ke hotel. Naik andong dari Jam Gadang ke Hotel Kharisma kami
membayar 10rb rupiah.

Makan malam, kami mencari Chinese Food karena perut sudah menjerit
kepedasan. Di sebelah hotel ada restaurant Sanjaya ala Chinese Food.
Tapi tetap saja, bistik ayamnya agak pedas! Hehehe…

Keesokan harinya kami kembali ke Padang karena orang tua saya harus
pulang ke Jakarta. Mampir sebentar untuk membeli Gulai Itiak Lado
Mudo. Nah, bagi saya, gulai itiak ini kategori sangat enak. Harga ayam
yang sudah dibungkus seekor 65 ribu rupiah. Kami pulang ke Padang
lewat Kelok 44 dan Danau Maninjau. Kali ini kami sudah siapkan pisang
dan kacang yang kami beli sebelumnya untuk memberi makan monyet.

Sepertinya monyet-monyet disana sudah tau kalau banyak yang akan
memberi makan, jadi begitu mobil agak diperlambat, mereka langsung
lari mengejar. Tidak usah takut, mereka tidak galak, malah cenderung
takut dengan kita.

Keindahan Danau Maninjau pada intinya sama seperti yang diceritakan
oleh rekan-rekan lainnya. Dari Bukittinggi Pk. 10 pagi, tiba di Padang
+/- jam 2 siang. Sempat mampir ke Nuansa Maninjau Resort sebentar.

Saya sendiri masih extend satu malam di Padang. Tadinya berencana ikut
One-Day Tour ke Sikuai, tapi beberapa orang mengatakan lebih baik
jangan karena lagi musim hujan, khawatir boatnya tidak balik on-time.
Beberapa hari sebelumnya, boatnya sampai di Padang pukul 10 malam.

Bagaimana rasanya ke Padang pada bulan puasa ? Tidak enaknya, banyak
restaurant yang tutup dan baru buka jam 3 sore. Bahkan ayam KFC !!!
Enaknya ? Kamar hotel rata-rata didiskon 30%. 

Oh ya, untuk makan siang di Padang beberapa hari, saya hanya makan di
Restaurant Karia Indah Jaya di Jalan Niaga. Restaurant ini terlihat
dari Pagi Sore. Menurut supir, ini satu-satunya yang rasanya lumayan
dan buka pada saat jam makan siang. Jadilah saya setiap siang makan
disana. Yang paling enak adalah gulai babatnya. Lembut dan bumbunya
sangat terasa. Sambalnya juga enak.

Saya sempat mencoba es duren Ganti Nan Lamo (5 menit berjalan kaki
dari Pagi Sore) seharga 11ribu dan membawa pulang Iko Gantinyo ke
Jakarta. Bagi teman2 yang ingin bungkus Iko Gantinyo, setelah di
airport akan diminta dibungkus dengan plastic wrap agar embun esnya
tidak keluar. Untuk wrapping ini akan dikenakan 30rb.

Harga sewa mobil 450,000 dengan Dedy di nomor 0815.350.2632. Dedy ini
yang menyupiri kami. Harga sewa termasuk bensin. Mobilnya Avanza dan
orangnya sopan, masih muda. Dia masih ada hubungan juga dengan Cubadak
Resort. Boleh tanya-tanya ke dia.

Oh ya, saya mencatat nama Hotel Hayam Wuruk untuk alternatif di Padang
yang seputaran pusat kota. Sederetan dengan keripik Sherly. Saya tidak
melihat bagus atau tidak, hanya tau lokasi saja. Dari oleh-oleh Sherly
pun bisa jalan kaki ke Ambacang. Jadi sebenarnya kalau diputar ya
itu-itu saja. Jangan lupa coba ikan bakar di Cokroaminoto. Dari Ganti
Nan Lamo menuju pantai, adanya di sebelah kiri jalan. Enakkkk….

Secara umum, perjalanan saya ke Padang sangat berkesan. Orang-orangnya
ramah. Dan sesampai di Jakarta, saya baru menyadari, mesjid-mesjid
disana tidak ada yang memasang speaker besar seperti di jalan-jalan
kecil di Jakarta. Jadi keadaannya sangat tenang. Paling-paling hanya
terlihat orang-orang berduyun-duyun menuju mesjid untuk sholat atau
tarawih. Sangat tertib. Saya sendiri jadi ikut senang melihatnya. Tapi
jangan cari Karaoke, pub atau bar. Bioskop juga seingat saya hanya ada
satu, sebelah Ambacang. Intinya kota yang damai deh. Cocok untuk ajak
keluarga berlibur kesini.

Tapi saya bingung juga kalau besok-besok saya mau ajak anak saya yang
usianya 2 tahun ke Padang. Makannya dimana ya ? Karena rata-rata
makanannya pedas. Memang ada KFC, tapi masa KFC setiap hari ???



--- End Message ---

Kirim email ke