Ass.Wr.Wb. Bapak Doktor Saafroedin Bahar jo Bapak Doktor Phil. Suryadi.

Salam kenal, ambo Muljadi anak rantau sajak lahia.
Buliahkah ambo manulih e-mail lansuang ka  e-mail adereh Bapak Doktor 
Saafroedin Bahar jo 
e-mail adereh Bapak Doktor Phil. Suryadi.
Diizinkan ataupun indaknyo ambo ucapkan tarimo kasiah banyak sabalunnyo.

Wassalam,
Muljadi Ali-Basjah, German
[EMAIL PROTECTED]

-------- Original-Nachricht --------
> Datum: Mon, 10 Nov 2008 13:51:53 -0800 (PST)
> Von: "Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]>
> An: Lies Suryadi <[EMAIL PROTECTED]>
> CC: Rantau Net <rantaunet@googlegroups.com>, "Dr. Gusti ASNAN" <[EMAIL 
> PROTECTED]>, Drs Sjafnir Aboe NAIN <[EMAIL PROTECTED]>
> Betreff: [EMAIL PROTECTED] Re: Balasan: Perang Paderi Diperalat oleh 
> Marga-marga Batak dalam Konflik Internal.

> Sanak Suryadi,
> Terima kasih atas langkah-langkah yang telah Sanak ambil dalam merespons
> Bung Harahap. Buku beliau tersebut terasa penuh hujatan, lebih kasar dari
> bukunya Parlindungan.
> Saya agak lega setelah membaca disertasi Bungaran Simanjuntak itu, karena
> beliaulah -- dengan semangat obyektivitas ilmiah -- yang secara jujur
> menerangkan apa yang selama ini secara tidak adil dituduhkan kepada sukubangsa
> Minangkabau.
> Saya mengharapkan para sejarawan kita akan melanjutkan pendalaman sejarah
> Minangkabau ini. Dapat saya sampaikan, bahwa kajian sejarah etnik ini
> secara konstitusional adalah halal, berdasar semangat yang terkandung dalam
> Pasal 36 A Undang-Undang Dasar 1945 dan demikian banyak instrumen hak asasi
> manusia yang melindungi masyarakat hukum ada dan etnik.[Kebetulan selama ini
> saya menekuni masalah etnisitas ini, baik selama di Komnas HAM maupun
> sebagai dosen S2 UGM).
>  
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> (L, masuk 72 th, Jakarta)
> Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
> From: Lies Suryadi <[EMAIL PROTECTED]>
> To: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Monday, November 10, 2008 4:22:04 PM
> Subject: Balasan: Perang Paderi Diperalat oleh Marga-marga Batak dalam
> Konflik Internal.
> 
> 
> Pak Saaf yang baik,
> Resensi buku Basyral Hamidi Harahap sudah saya kirimkan ke Media
> Indonesia. Judulnya: "'Terperosok' di 'lobang' yang sama". Tapi saya tidak 
> dapat
> memantau dari Leiden apakah resensi itu sudah terbit (layak diterbitkan di
> Media Indonesia). Saya juga mengirimkannya ke Padang Ekspres (untuk
> mengantisipasi kalau2 resensi itu tidak dimuat di Media Indonesia). Sedikit
> komentar mengenai buku itu yang dikaitkan dengan kritik Basyral terhadap
> kepahlawanan Tuanku Tambusai juga sudah saya tulis di www.padangkini.com. 
> Adinda
> Nofendri kabarnya sudah mempostingkan tulisan saya itu kepada Pak Basyral.
> Tapi tak ada reaksi dari beliau. 
> 
> Salam,
> Suryadi
> 
> "Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,
> Dalam tahun-tahun belakangan ini kita orang Minangkabau tercengang-cengang
> saja dengan tuduhan kekejaman yang dilakukan oleh tentara Paderi di Tanah
> Batak, yang disebut sebagai tingki di pidari. Bacalah tulisan Ir
> Mangaradja Onggang Parlindungan, atau Basyral Hamidy Harahap. Paling akhir, 
> kita
> membaca aksi petisi Ir Mudy Situmorang untuk mencabut gelar kepahlawanan
> Tuanku Imam Bonjol. 
> Didorong oleh hasrat untuk ikut membangun saling pengertian dan
> persatuan sesama bangsa Indonesia, kita memprakarsai Seminar Sejarah Perang 
> Paderi
> pada tanggal 22 Januari 2008 yang lalu, dan berhasil merumuskan suatu
> kesimpulan yang bersifat rekonsiliatif.
> Walaupun demikian, tudingan tertulis dalam buku-buku Parlindungan dan
> Harahap tersebut di atas -- yang masih disebarluaskan dalam masyarakat --
> memerlukan penjernihan secara tertulis pula. Hal itu jelas tidak mudah. Sudah
> barang tentu kita tidak bisa lagi mengharapkan ralat dari almarhum
> Parlindungan. Lagi pula, masih dapat dipertanyakan apakah Harahap bersedia
> membuka diri untuk memeriksa lagi kesimpulannya tentang Perang Paderi,
> apalagi oleh karena tulisannya bertujuan untuk menunjukkan keberanian nenek 
> moyang
> beliau melawan Belanda dan seiring dengan itu ketidakberanian para tuanku
> Paderi, khususnya Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusai.
> Saya termasuk salah seorang yang risau dengan tuduhan-tuduhan tersebut,
> dan demi ketuntasan, berusaha mencari keterangan lebih lanjut
> mengenai  tuduhan-tuduhan tersebut dari tokoh Batak yang lain. Syukur 
> Alhamdulillah,
> saya menemukannya dalam disertasi Bungaran Anthonius Simanjuntak,2001,
> Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba,Penerbit Jendela, Yogyakarta. 
> Dalam
> halaman 12 beliau menulis sebagai berikut.
> 
> "  Memang telah terjadi banyak peperangan antardesa dan antarkelompok
> marga yang berlangsung lama, seperti dicatat dalam laporan para penulis
> terdahulu (Joustra, 1910; Warneck, t..t.). Bahkan perang Paderi diperalat 
> sebagai
> penyulut perang antardesa, walaupun orang-orang Paderi sudah tidak
> terlibat. Para aktor perang memperalat nama Paderi untuk melegalisasi 
> perangnya
> sekaligus menyembunyikan jatidiri mereka. "
> 
> Sekedar catatan, disertasi Simanjuntak (2001) tersebut di atas tidak
> terdapat dalam Bacaan Rujukan dari buku Basyral Hamidy Harahap (2007).
> Sesuai dengan judul disertasinya, Simanjuntak menerangkan bahwa konflik
> dalam masyarakat Batak -- khususnya masyarakat Batak Toba -- sudah
> berlangsung lama. Konflik tersebut berakar pada pandangan masyarakat Batak 
> tentang
> apa yang dianggap baik sebagai tujuan dalam hidup, sehingga dapat dikatakan
> bahwa konflik tersebut bersifat sistemik dan struktural. 
> Kehadiran Paderi -- yang pada suatu kurun seperti diakui Tuanku Imam
> Bonjol sendiri memang melakukan kekejaman yang sama terhadap sesama orang
> Minangkabau -- merupakan suatu alasan yang pas bagi suatu marga Batak untuk
> menyerang marga Batak  yang lain. Menyedihkan memang. Syukur kemudian Tuanku
> Imam Bonjol mengoreksi kebringasan tersebut setelah mengirim empat orang
> utusan ke Tanah Suci, dan seiring dengan itu memfatwakan apa yang sekarang 
> kita
> kenal sebagai ABS SBK.
> Ringkasnya, baik untuk lebih mengerti latar belakang jatidiri kita maupun
> untuk dapat memilih kebijakan yang lebih baik untuk masa depan, kita memang
> perlu mengkaji lebih dalam sejarah kita, termasuk sejarah Gerakan Paderi.
> 
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> (L, masuk 72 th, Jakarta)
> Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> ________________________________
> Dapatkan nama yang Anda sukai! 
> Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
> --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~

-- 
"Feel free" - 5 GB Mailbox, 50 FreeSMS/Monat ...
Jetzt GMX ProMail testen: http://www.gmx.net/de/go/promail

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke