-- Assalamu'alaikum wr.wb. Segala puji bagi Allah. Salam dan Shalawat bagi junjungan kita Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan dakwah hingga tiba hari pembalasan.
MAKNA DAN TUJUAN PERNIKAHAN Dalam ajaran Islam, pernikahan merupakan salah satu bentuk ibadah dan upaya pendekatan diri kepada Allah Swt. Pernikahan juga merupakan keluhuran dan kesempurnaan diri. Dengan menikah seorang muslim akan mampu membentengi dirinya dari godaan setan, menjaga pandangan mata dari yang haram, menjauhkan diri dari perbuatan zina dan cabul. Begitupun sebaliknya, dengan menikah seorang muslim akan mendapatkan pahala dan kebaikan kalau dibarengi dengan niat yang ikhlas karena Allah dan tidak menjadikan pelampiasan nafsu seks sebagai tujuan utamanya. Sudah menjadi sunatullah bahwa kelangsungan hidup spesies manusia melekat pada hubungan seks antara lelaki dan perempuan. Dan, hubungan seks terjadi karena adanya dorongan syahwat. Tanpa dorongan syahwat, yang tersembunyi dan bergejolak dalam diri setiap pria dan wanita, maka dipastikan tidak akan ada orang yang memikirkan perkawinan, tidak akan ada seorang pria pun yang tergerak jiwanya untuk mencari wanita, demi menentramkan hati satu sama lain. Allah Swt, yang Maha Bijak dan Maha Tahu telah mengikat lelaki dan perempuan dengan cinta dan kasih sayang, agar roda kehidupan terus berlanjut, agar lahir generasi-generasi shalih, para rabbaniyyin yang mengolah dan memakmurkan dunia demi terjaminnya kelangsungan hidup. Allah Swt, berfirman : "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak." (QS. Ar-Ruum:20) "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Ruum:21) Oleh karena itu, pernikahan atau kehidupan rumah tangga seorang muslim akan benar-benar senang dan bahagia manakala ia mampu memegang teguh ajaran, hukum dan etika agamanya. REALITA WANITA ZAMAN SEKARANG Dewasa ini, seiring berkembangnya kemajuan ilmu dan tekhnologi manusia, pertambahan jumlah (populasi) wanita dari waktu ke waktu semakin bertambah besar. Pertumbuhan jumlah wanita, akhwat khususnya yang sangat cepat dan tidak seimbang dengan jumlah ikhwan (lelaki) ini merupakan satu masalah sosial yang sangat serius terhadap proses kebangkitan Islam di bumi Allah, jika saja tidak segera disikapi dengan cepat dan benar, khususnya di negara-negara yang mayoritas jumlah penduduknya adalah muslim. Kenyataan di masyarakat kita sekarang ini adalah bahwa jumlah akhwat lebih besar tiga atau empat kali bahkan mungkin lebih besar lagi dari pada jumlah ikhwannya sendiri. Melihat, begitu besarnya jumlah wanita di masyarakat kita, banyak sekali pergeseran-pergeseran peran wanita muslimah dari kedudukannya sebagai ratu yang bermahkota dalam naungan ilahi ke dalam kesengsaraan dan kehancuran dengan segala akibat buruknya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi tuntutan bagi mereka seiring dengan mekarnya eksistensi 'Wanita Karier' di setiap negara-negara maju dan berkembang. Issue peran ganda jadi semakin membahana. Tuntutan terhadap kesetaraan sepenuhnya antara lelaki dan perempuan dalam segala bidang profesi dan tugas sudah menjadi keinginan mereka agar terwujudnya emansipasi yang sempurna. Tuntutan ini merupakan akibat dan dampak dari pemikiran dan propaganda yang dilancarkan oleh dunia barat yang didukung oleh masyarakat Yahudi dan Kristen. Propaganda ini berhasil karena kebodohan dan keteledoran kita sendiri terhadap hakikat ajaran Islam, terhadap prinsip-prinsip yang luhur dan benar. Dengan banyaknya jumlah wanita muslimah yang ada sekarang ini merupakan lahan subur bagi mereka dengan segala tipu muslihatnya untuk memperdaya ummat Islam dengan dunia mereka yang serba materialis dan liberalis. Para wanita kita dijadikan alat untuk menghancurkan moral para pemuda Islam dengan kecantikan dan tubuh (aurat) yang dipertontonkan di setiap media-media publik, baik cetak maupun elektronik dengan imbalan harta dan popularitas dunia yang mereka berikan kepada wanita-wanita muslimah yang masih 'ammah terhadap Islam itu sendiri. Terhadap para pemuda muslim sendiri oleh mereka diberikan kemudahan-kemudahan untuk mendapatkan kesenangan dunia. Wanita-wanita cantik dan seksi, harta yang banyak, kedudukan yang tinggi, itu semua diberikannya dengan sangat mudah, selama para pemuda muslim itu bersedia membantu tercapainya tujuan mereka untuk menghancurkan ummat Islam dari dalam, agar Islam tidak meraih kembali kejayaannya seperti pada masa-masa sebelumnya. Kebebasan seks (perzinahan) diantara mereka sudah menjadi hal yang biasa karena hal itu merupakan prinsip kebebasan individu. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah Saw, sebagaimana yang diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata : Saya akan sampaikan pada kalian satu hadits, yang tidak disampaikan pada seorang pun setelah aku. Saya mendengar Rasulullah Saw, bersabda : "Diantara tanda kiamat adalah berkurangnya ilmu, dominannya kebodohan, meratanya perzinahan dan banyaknya wanita serta sedikitnya lelaki sampai untuk 50 wanita cuma ada satu lelaki." (HR. Bukhari & Muslim) Sungguh, Jahiliah Modern telah membebani wanita-wanita muslimah dengan berbagai hal yang sulit di pikulnya. Mereka di bebani dengan hal-hal yang bertolak belakang dengan kodrat kewanitaan dan wataknya. Mereka lupa, bahwa misi seorang wanita muslimah (akhwat khususnya) adalah melahirkan orang-orang terhormat dalam pandangan Islam, mujahid-mujahid dakwah penerus risalah agung di bumi Allah. Sebab, mereka sendirilah yang nantinya akan mendidik, membimbing, mempersiapkan dan mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang di ridhoi Allah. Hal ini sesuai dengan ungkapan penyair berikut ini : "Ibu adalah madrasah yang jika kamu persiapkan dengan baik, berarti kamu telah menyiapkan sebuah bangsa yang sangat kokoh." SEBUAH PILIHAN ? Marilah kita perhatikan, "Masyarakat Manusia" itu ibarat sebuah timbangan yang kedua sisinya harus benar-benar seimbang. Jika saja seorang ikhwan menikah dengan satu orang akhwat saja, apa yang akan kita lakukan seandainya jumlah akhwat melebihi jumlah ikhwannya ?. Apakah kita akan melarang mereka menikah dan menikmati kebahagiaan menjadi seorang IBU, sekali lagi apakah kita tega melarang mereka menikmati kebahagiaan menjadi seorang IBU ?…, lalu membiarkan sebagian mereka berbuat zina (futur di jalan dakwah) dan sebagian hidup tabattul, yakni hidup membujang demi memfokuskan diri dalam ibadah saja kepada Allah, sebagaimana konsep rahbaniyah dalam agama kristen. Padahal jauh sebelum ini, Nabi Saw, melarang perbuatan tersebut, karena berlawanan dengan syari'at Allah dan hikmah azali dalam kelangsungan spesies manusia melalui jalan pernikahan. Ataukah kita memberinya satu solusi sehat yang bisa melindungi kesucian wanita, kehormatan keluarga dan keselamatan masyarakat. Inilah fakta yang ada dihadapan kita sekarang ini. Bagaimanakah para ustadz dan murobbi kita menyikapi persolan tersebut ?… POLIGAMI ISLAM SEBAGAI SOLUSI Setiap muslim seharusnya menyadari bahwa "Poligami" pada hakikatnya merupakan institusi yang patut dibanggakan dalam Islam. Poligami merupakan satu kebutuhan dan tuntutan hidup. Poligami juga termasuk masalah yang diperintahkan syariat Islam. Pengukuhan poligami tak perlu disangkal ataupun dibantah. Ia bukan hukum baru yang di perkenalkan pertama kali oleh Islam. Hanya saja, praktek poligami sebelum Islam bersifat tanpa batas dan tanpa perikemanusiaan. Oleh karena itu, Islam datang dan menata ulang praktek ini. Islam mampu memecahkan masalah tersebut melalui poligami yang disyariatkannya. Inilah jalan keluar sebagai solusi tepat dan mulia yang ditawarkan Islam untuk menyelesaikan persoalan pelik yang dihadapi oleh seluruh manusia di dunia. REALITA MASYARAKAT BARAT TERHADAP POLIGAMI Contoh paling nyata untuk apa yang baru saja kami kemukakan adalah, fenomena yang sekarang terjadi terhadap masyarakat barat. Mereka dilarang oleh agamanya untuk berpoligami, namun dibolehkan mereka berkencan ria dengan banyak wanita. Sebagaimana kita ketahui, mereka jarang membatasi hubungannya dengan seorang wanita saja. Mereka melakukan perselingkuhan dan penyelewengan seksual dengan banyak wanita untuk kesenangannya Mereka telah diberi kebebasan mutlak untuk berhubungan seks selama itu dilakukan atas dasar "suka sama suka". Hubungan yang terjadi diantara mereka sudah tentu hanyalah hubungan seks belaka, dan bukan hubungan keluarga. Jadi sikap masyarakat barat dalam hal ini memang sungguh aneh dan membingungkan. Disatu sisi mereka menilai poligami sebagai perbuatan buruk, namun di saat yang sama mereka menilai seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan sebagai hal yang wajar, karena hal itu sesuai dengan prinsip kebebasan individu. Jadi sekali lagi, sangat mengherankan orang-orang yang melarang beristri lebih dari satu secara halal namun membolehkannya secara haram. Padahal, dengan institusi yang terakhir ini, mereka telah mencerabut wanita dari harkat dan derajat kemanusiaannya dan menjerembabkannya ke tingkat binatang yang paling rendah. PERSEPSI YANG KELIRU DI MASYARAKAT KITA TERHADAP POLIGAMI Banyak sekali masyarakat kita yang salah mengerti tentang apa yang disebut poligami dengan segala kekhawatiran-kekhawatiran terhadapnya, khususnya para wanita muslimah (akhwat). Poligami disebut sebagai bukti ketidakdilan Islam terhadap wanita. Mereka menyangka bahwa poligami diperbolehkan pada kondisi yang kepepet saja, seperti istri yang mandul, istri sakit selama-lamanya, sehabis perang dan lain sebagainya. Ini semua sama sekali tak dikuatkan oleh dalil, juga tidak ditentukan oleh syariat. Seringkali penolakan seorang wanita terhadap poligami lebih disebabkan oleh persepsinya yang keliru tentang cinta. Allah memberikan laki-laki dan wanita struktur emosi yang berbeda dalam beberapa hal. Bagi seorang wanita, seolah-olah jika suami menikah lagi berarti tidak ada lagi cinta yang tersisa untuknya. Tidak !!! Ketahuilah, apabila seorang ibu sanggup mencintai semua anak yang lahir dari rahimnya tanpa mengurangi sedikitpun rasa cinta pada anak yang pertama, maka demikian juga halnya seorang laki-laki yang sanggup mencintai setiap istrinya tanpa mengurangi cinta pada istri yang pertama. SIKAP ISTRI DAN KEADILAN SUAMI DALAM POLIGAMI Pertama-tama harus dijelaskan bahwa seorang wanita tidak harus menjalani rumah tangga poligami apabila dia (suami) tidak menginginkannya. Akad nikah bisa mencakup suatu klausul apabila suami ingin mengambil istri lain, istri pertama diberikan pilihan perceraian yang tidak ditentang. Tetapi, ada kondisi-kondisi dimana istri pertama mungkin menerima datangnya sesama istri adalah lebih disukai dari pada alternatif yang ada, dan pada beberapa kasus dia mungkin benar-benar menerimanya. Demikian juga seorang istri baru mungkin memutuskan dia harus berbagi laki-laki yang dicintainya dari pada tidak menikah sama sekali. Mungkin pada pernikahan pertama suami tidak bahagia tetapi wanita tersebut mungkin tidak ingin menjadi sebab perceraian, terutama apabila istri pertama tersebut sudah mempunyai anak-anak atau tidak muda lagi. Kadang-kadang juga ada kasus dimana istri pertama cacat karena sakit atau kecelakaan, atau tidak bisa mempunyai anak. Pada kasus tersebut seorang istri kedua apabila dia benar-benar peduli mengenai kesejahteraan keseluruhan keluarga, mungkin bisa menjadi penyelamat dan yang mempertahankan pernikahan pertama tersebut. Semua itu banyak tergantung pada sikap-sikap dari istri sendiri dan tentu saja suami harus bersikap adil diantara para istri dan anak-anak mereka. Allah Swt, berfirman : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl:90) Allah Swt, berfirman : … Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah:8) Keadilan seorang suami terhadap para istri ini termasuk kemampuan untuk mempertahankan mereka dan memberikan nafkah yang sama bukan saja dilihat dari segi materi, akan tetapi memberikan bagian waktu dan perhatiannya, termasuk hak-hak berhubungan seks. Keadilan lahiriah atau keadilan materi baik itu pangan, sandang, papan atau menggilir para istrinya adalah perkara yang mungkin tidak terlalu sulit bagi seorang suami jika semua itu didukung oleh kondisi ekonomi yang besar. Adapun secara bathiniah masalah hati (hubb) dan keadilannya terhadap istri-istrinya, dalam prakteknya memang sulit dilaksanakan, mengingat kecenderungan hati seorang suami terhadap istri-istrinya tidaklah sama, itu pasti dan hal ini manusiawi, tidaklah mengapa, sebagaimana Rasulullah lebih mencintai 'Aisyah dibanding istri-istri yang lain. Asalkan jangan menjadikan kecintaan/kecenderungan suami terhadap istri yang satu begitu besarnya sehingga istri yang lainnya tidak diperhatikan atau dalam bahasa Al-Qur'an dikatakan terkatung-katung. Allah Swt, berfirman : "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa':129) Kalau seorang suami merasa takut atau khawatir bahwa dirinya tak akan berbuat adil, maka ia wajib mengambil seorang istri saja, supaya tidak melakukan kesewenangan dan penindasan. Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa laki-laki yang tidak mampu berbuat adil harus menikah satu saja, dan Rasulullah Saw, mengatakan didalam haditsnya, bahwa seorang laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu yang tidak berbuat adil diantara mereka akan dibangkitkan pada Hari Pengadilan dengan salah satu kakinya menggantung. Allah Swt, berfirman : "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. An-Nisa':3) ISTRI IDEAL DALAM PERNIKAHAN POLIGAMI Dengan mengasumsikan bahwa suami melakukan yang terbaik untuk memenuhi kondisi yang diakui memang sulit untuk berlaku secara adil terhadap para istri, bagaimana seharusnya seorang istri berperilaku untuk membuat pernikahan poligami berhasil ? Pada kasus istri pertama, dia harus menganggap istri baru bukan sebagai saingan tetapi saudara atau anak (tergantung pada perbedaan usia). Dia harus melaksanakan pengendalian diri, pemahaman dan ketulusan serta menghindari penyakit secara sengaja. Sebaliknya, apabila dia mengambil prakarsa mencoba membuat nyaman istri kedua (baru) merupakan awal yang baik bagi pengembangan suatu hubungan kebaikan diantara para istri. Di pihak istri baru, harus memahami kemungkinan ketakutan-ketakutan istri pertama, seperti takut tidak lagi merupakan satu-satunya ratu di rumah tangga, takut diabaikan atau digantikan dan lain sebagainya. Ketakutan seperti itu, dan kemungkinan cemburu apabila istri baru lebih muda dan lebih cantik, merupakan reaksi manusia yang alami (fitrah), dan hanya dapat diredakan apabila istri baru berinisiatif memadamkannya. Diantara kiat-kiat tersebut adalah, dia harus berperilaku dengan tulus terhadap istri senior, bertindak baik terhadapnya, memberikan penghormatan yang layak. Insya Allah, ini akan membantu menciptakan hubungan persaudaraan atau keibuan. Para istri harus membantu satu sama lain didalam kehidupan sehari-hari mereka, bekerjasama dalam kelancaran kedua rumah tangga. Apabila yang satu sakit, yang lainnya harus membantunya. Bertukar hadiah dari waktu ke waktu dapat membantu mempertahankan hubungan yang baik. Seorang istri juga harus baik terhadap anak-anak dari sesama istri dan sejauh mungkin berusaha memperlakukan mereka sebagaimana anaknya sendiri. Dia harus mendorong anak-anaknya sendiri menjadi dekat dengan saudara-saudara baru mereka, agar tumbuh rasa persaudaraan dan kekeluargaan di hati mereka. Seorang istri harus menghindari mencoba meracuni pikiran suaminya terhadap sesama istri, apakah dengan menceritakan kebohongan terhadapnya atau mengarang cerita. Seorang istri juga harus menghindari membujuk suaminya untuk memberikan kepadanya apa yang tidak diberikan kepada istri atau anak-anak dari istri yang lain. Tindakan ketidakadilan di pihak bapak/suami jelas akan mengganggu harmoninya hubungan rumah tangga. Apabila terdapat friksi antara kedua istri, maka sebaiknya mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan saling diskusi dan sepakat. Itulah sebabnya mengapa suami yang poligami bukan saja harus tegas dan adil tetapi juga diplomatis dan bijaksana. Apabila seorang suami mempunyai kualitas ini, suatu pernikahan yang poligami bisa menjadi pernikahan yang bahagia bagi semua yang bersangkutan, mempunyai banyak keuntungan dari pada pilihan alternatif bercerai atau hubungan tidak halal di luar nikah. Oleh karena itu, seorang istri yang masuk kedalam pernikahan poligami harus melihatnya sebagai ujian terhadap kejujuran, kebijaksanaan, disiplin dirinya dan kesabarannya, dan mencoba melewati ujian tersebut dengan baik. Apabila sesama istri ingin bersaing, mereka harus bersaing didalam melakukan kebaikan terhadap suami dan terhadap satu sama lain, dan dengan demikian mendapat rahmat didunia ini dan di akhirat nanti. SEBAGIAN HIKMAH DARI POLIGAMI Poligami tidaklah disyariatkan dalam Islam kecuali pasti banyak mengandung hikmah dan kebaikan yang diberikan Allah kepada hamba-hambanya. Diantara hikmahnya adalah : Untuk memperbanyak jumlah ummat Islam sebagai mujahid-mujahid dakwah di bumi Allah. Kenyataannya bahwa para nabi membutuhkan pengikut dalam jumlah besar sebagai barisan mujahid fii sabilillah. Allah Swt, berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia : "Dan berapa banyak para nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. ……" (Ali-Imran : 146) Oleh karena itu, misi dakwah ini hanya mungkin dilakukan oleh orang-orang yang secara sadar mengkhidmatkan dirinya kepada Islam dan demi Kejayaan Islam di muka bumi ini. Untuk memuliakan dan mengurusi sebagian akhwat yang dikhawatiri tidak mendapatkan seorang ikhwan sebagai teman hidupnya (suami), atas dasar iman (dien) mereka agar tidak terjadi fitnah dalam dakwah ini. Munculnya para rabbaniyyin dari keturunan para akhwat sebagai wanita-wanita sholihah. Mereka (para rabbaniyyin) menginginkan kehidupan dakwah sebagai sesuatu yang ringan dan menyenangkan secara duniawi. Mereka cenderung menjadi orang yang ingin "Menghidupi Dakwah" dan bukan "Hidup dari Dakwah". Mereka memiliki kualitas yang handal dalam medan jihad. Tidak mudah lemah dalam menghadapi kesulitan jihad (perjuangan) dan tidak gampang menyerah kepada musuh-musuh Allah. Allah Swt, berfirman : "…… Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka dijalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar." (Ali-Imran : 146) Mereka itu adalah orang-orang yang menyadari kelemahan dan kesalahan dirinya. Mensikapinya dengan senantiasa memohon ampun dan bertaubat dari kesalahan dan kekeliruan, serta menggantungkan diri semata kepada Allah Swt, dalam menghadapi musuh. Agar masyarakat umum mengetahui, bahwasanya pernikahan poligami yang diajarkan Islam itu sangat indah dan adil. Perlu dipahami kembali bahwa dakwah kita adalah dakwah yang menempatkan kader dan aset utama gerakan dan sebagai ujung tombak terdepan seluruh aktifitas dakwah. Ketika dakwah harus mampu menjangkau dan menggerakkan seluruh unsur masyarakat, maka pembesaran jumlah kader sebagai anashir dakwah mutlak dilakukan. Poligami Islam adalah solusi terbaik saat ini untuk dakwah kita. Dan ketika misi dakwah juga harus mampu menghasilkan perubahan-perubahan besar di berbagai aspek kehidupan, maka peningkatan kualitas kader menjadi suatu keniscayaan. Perpaduaan antara aspek kuantitas dan kulitas inilah yang nanti akan menghasilkan kader-kader dakwah yang tangguh, yang mampu menciptakan masyarakat yang Islami sebagai rahmat bagi semua makhluk di alam ini. Ikhwati fillah, alangkah indah hidup ini dalam naungan Islam (fi Zhilaalil Islaam). Abu Kholis Masjid Nur Ramadhan Jl. Pulo Asem Utara No. 1c – Jakarta Timur (13220) Hormat saya Muhammad Syahreza HP : 0811 193 646 / 0817 169 015 E-mail : [EMAIL PROTECTED] Blog bisnis : http://ohiofreshyoghurt.multiply.com Yoghurt segar rasa buah serasa es krim Blog pribadi : http://muhammadsyahreza.wordpress.com Setiap warga negara memiliki hak & kewajiban utk bela negara, jangan tanya apa yg Indonesia sdh berikan pd kita, tapi tanya apa yg kita sdh lakukan utk membuat Indonesia lebih baik? Setiap pengusaha sekecil apapun kita semuda apapun kita dapat membuat Indonesia menjadi lebih baik! Mulailah dari diri kita sendiri, jika setiap kita menjadi lebih baik, maka Indonesia pasti menjadi lebih baik! Kunjungi Sumbar online di : www.west-sumatra.com www.mentawaiislands.com www.newsikuaiisland.com www.visitminangkabau.com www.aloitaresort.com/diving www.cimbuak.net --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---