Waalaikumsalam w.w. Sanak Muljadi dan para sanak sa palanta,
Terima kasih atas tanggapan Sanak. Saya percaya kita semua sadar bahwa adalah 
mustahil untuk mengharapkan lahirnya tokoh-tokoh filsafat secara tiba-tiba -- 
atau dalam waktu yang pendek -- dalam suatu masyarakat yang tidak punya tradisi 
berfilsafat. Artikel Bung Andrinof A Chaniago adalah merupakan ajakan untuk 
kita semua untuk mulai memikirkan mengapa di Minangkabau tak timbul tokoh 
filsafat, sedang di Yunani yang kondisi geografi serta kondisi sosialnya tidak 
jauh berbeda kok bisa timbul.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut secara tepat tentu diperlukan kajian yang 
mendalam, yang sebaiknya kita serahkan kepada para ahlinya. Yang dapat kita 
lakukan saat ini adalah memulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan filsafati -- 
yang kalau saya tidak salah merupakan metoda yang dahulu digunakan oleh 
Socrates untuk mengajak kaum muda berfikir -- terhadap demikian banyak masalah 
keminangkabauan yang kita hadapi, khususnya sejak berakhirnya Perang Paderi. 
Secara khusus, saya mengajak beberapa sahabat, antara lain Dr Shofwan Karim, 
Rektor Universitas Muhammadiyah Sumbar, untuk memulai langkah kecil ini, dengan 
membentuk suatu Lingkar Studi Filsafat Minangkabau, antara lain untuk membahas 
ABS SBK. Sebabnya sederhana saja, yaitu oleh karena sampai sekarang saya belum 
pernah menemukan uraian ABS SBK yang memenuhi syarat sebagai karya filsafat 
yang kritis, sistematis, komprehensif, konsisten, dan koheren. Dalam hubungan 
ini ABS SBK mirip sekali dengan Pancasila, selalu disebut tetapi tak demikian 
banyak orang yang benar-benar tahu dan bisa menerangkannya dengan memuaskan, 
apalagi untuk menunjukkan bagaimana cara melaksanakannya ke dalam kenyataan.
Apa langkah kecil ini berlanjut atau tidak --atau hanya angek-angek ciri' ayam 
-- tentu tergantung kepada taraf kepedulian dan kegigihan mereka yang mencintai 
filsafat, yang dimanapun juga jumlahnya tidak banyak. 
 
Wassalam,
Saafroedin Bahar
(L, masuk 72 th, Jakarta)
Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com;
saafroedin.ba...@rantaunet.org






________________________________
From: Muljadi Ali Basjah <mulj...@gmx.de>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Monday, December 15, 2008 9:12:01 PM
Subject: [...@ntau-net] Re: Fwd: Bahan Diskusi ---> mengapa tidak lahir 
tokoh-tokoh filsafat di Minangkabau ?


Ass.Wr.Wb. saluruah ummaik RN di PALANTA.

mengapa tidak lahir tokoh-tokoh filsafat(??) di Minangkabau ???

Mungkinkah mananti kajadian YUNANI MODEREN , yakni pergerakan anak2 mudonyo di 
ATHENA/THESALONIKI kiniko .
Bisa juo manunggu bapindahannyo ibukota ATHENA (YUNANI MODEREN bukan KUNO) ka 
JAKARTA atau alternativ, kota HARARE (ZIMBABWE) ka Jakarta.
Paliang rancak bana………superlativnyo, bapindahkan ka PADANG.
Sasudah kajadian future……papindahan Ibukota tasabuik, antah ATHENA (YUNANI 
MODEREN) ataupun HARARE (AFRO AKTUIL), antah nanma tasarah jo takadie sen.
Hamil-lah (Minang)KABAU, itupun kalau maso manganduang KABAUnyo indak co 
BUNTIANG Gajah Afrika nan GADANG BADAN, LAWEH TALINGO, BADAGOK GADIANGNYO, atau 
GAJAH(MADAAA) SUMATRA RENCEH-BONEH-KETEK KUPIANGNYO, kaciak GADIANGNYO. 
Tapi......... bara banyak..... QUANTITY jo QUALITY,  RATAK GADANG-GADIANGnyo, 
bak jano (R)EVOLUTION THEORIE juo jaweknyo.

Mudah2an lahianyo PREMATURE, dibulan GANJIA. 

Indak lamo sudahtu,      lahialah tokoh-tokoh filsafat(??) di Minangkabau. 
Asa usah pulo, sudah lahia, maso hiduiknyo indak salamo angeknyo ciik ayam, 
atau sataun jaguang pulo.

Koq dapek umuanyo labiah panjang pulo usianyo dari TOKOH TERKENAL ZIMBABWE Tuan 
ROBERT MUGABE dari HARARE.
Atau singkek saenek, GEORGIOS PAPADOUPULOS dari YUNANI abaik ka XX, ATHENA…….

Wassalam,
Muljadi,German.

-------- Original-Nachricht --------
> Datum: Mon, 15 Dec 2008 07:00:11 +0700
> Von: "Dr.Saafroedin BAHAR" <saaf10...@yahoo.com>
> An: rantaunet@googlegroups.com
> Betreff: [...@ntau-net] Fwd: Bahan Diskusi ---> mengapa tidak lahir 
> tokoh-tokoh filsafat di Minangkabau ?

> Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,
> Saya teruskan email dari Sanak Andrinof A. Chaniago di bawah ini beserta
> jawaban saya kepada beliau, yang memuat pertanyaan mengapa tidak lahir
> tokoh-tokoh filsafat di Minangkabau ?
> Mudah-mudahan dapat menggugah minat dan perhatian kita.
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar, 72 th, Jakarta.
> 
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf10...@gmail.com>
> Date: 2008/12/15
> Subject: Re: Bahan Diskusi
> To: Andrinof A Chaniago <andri...@gmail.com>
> Cc: shofwan.ka...@gmail.com
> 
> 
> Waalaikumsalam w.w.. pak Andrinof,
> Maaf terlambat menjawab, karena saya agak jarang membuka gmail ini.
> Biasanya
> yang yahoo saja.
> Naskah pak Andrinof ini baik sekali untuk didiskusikan dalam Lingkar Studi
> Filsafat Minangkabau yang sedang dipersiapkan oleh pak Shofwan Karim,
> Rektor
> Universitas Muhammadiyah di Sumatera Barat.
> Dalam pandangan saya, tema pertama yang perlu kita telaah dari perspetif
> fifsafat adalah ABS SBK, yang sampai sekarang masih belum jelas apa dan
> bagaimana menindaklanjutinya dalam kehidupan orang Minangkabau.
> 
> 
> 2008/10/8 Andrinof A Chaniago <andri...@gmail.com>
> 
> Ass., Wr., Wb., Pak Saaf.
> > Mohon maaf lahir dan bathin. Mungkin tulisan di bawah perlu kita
> diskusikan
> > di milis tantau_net dan lain-lain.
> > Salam,
> >
> > Andrinof A Chaniago
> >
> >  Yunani Kuno dan Minangkabau
> >
> >
> >
> > Padang Ekspres, Teras Utama, Rabu, 08 Oktober 2008
> >
> > *Oleh :** Andrinof A Chaniago, pengajar di Universitas Indonesia*
> >
> > Antara kehidupan Yunani Kuno dan Minangkabau, terdapat jarak waktu
> pemisah
> > lebih dari duapuluh abad lamanya. Melihat pencapaian luar biasa dari
> bangsa
> > Yunani Kuno, juga bukan hal yang setara untuk membandingkannya dengan
> > Minangkabau yang hanyalah sebuah suku bangsa di antara duaratusan suku
> > bangsa di Indonesia. Tetapi, jika melihat sejarah tokoh-tokoh pemikir
> > terkemuka berikut warisan karya-karya pemikir dari kedua masyarakat 
> ini,
> > kita akan menemukan sesuatu yang relevan untuk dibandingkan.
> >
> > Sama dengan sikap hidup individu orang Minangkabau, masyarakat Yunani
> Kuno
> > menyukai kehidupan yang bebas dan merdeka. Selain itu, keduanya dikenal
> > dengan masyarakat yang haus akan pengetahuan.. Sebagian orang Yunani Kuno
> > juga suka merantau. Namun, di sini mulai tampak perbedaan mereka dengan
> > orang Minang.
> >
> > Orang-orang Yunani Kuno pergi merantau karena sebagian besar tanah
> mereka
> > gersang dan tandus. Dengan demikian, motif orang-orang Yunani Kuno pergi
> > merantau semata-mata untuk ekonomi. Sementara bagi orang Minang,
> merantau
> > bukan semata-mata untuk tujuan ekonomi, melainkan juga untuk belajar
> hidup,
> > sebagaimana bisa kita lihat dari beberapa pepatah Minang.
> >
> > Tanah di wilayah fisik-geografis orang Minang adalah tanah yang subur,
> > karena memiliki lahan lapisan vulkanik yang luas dan memiliki
> bukit-bukit
> > yang ditumbuhi tanaman lebat yang membuat bukit-bukit itu sebagai
> > "prasarana" irigasi alami bagi lahan pertanian di dataran rendah.
> >
> > Dari sumber air yang berasal dari ruas pegunungan Bukit Barisan itu,
> bukan
> > saja padi dan tanaman palawija yang tumbuh sehat, tetapi juga bermanfaat
> > untuk membesarkan ternak hewan dan membudidayakan ikan air tawar.
> Bahkan,
> > dengan sumber air yang datang dari pegunungan itu yang kemudian
> ditampung
> > oleh Danau Maninjau dan Danau Singkarak, daerah ini menjadi tempat
> produksi
> > listrik yang biaya produksinya hanya seperlima dari listrik yang
> diproduksi
> > oleh sistem pembangkit batu bara ataupun gas.
> >
> > Selain itu, sejalan dengan watak ekspansionis modal, beberapa sumber air
> > alami di Sumbar itu pun menjadi sumber produksi air kemasan yang populer
> > dengan nama air mineral.Di zaman Orde Baru, para penguasa pemerintahan
> di
> > Sumbar, yang sering sekali mengklaim bertindak untuk dan atas nama
> > masyarakat penganut kebudayaan Minangkabau, secara terang-terangan
> > mengingkari kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan tadi. Mereka dengan
> tanpa
> > beban mengatakan, "Daerah kita miskin.
> >
> > PAD kita kecil. Kita tidak punya minyak seperti Provinsi Riau atau
> deposit
> > tambang lain seperti di Kalimantan atau Papua." Ungkapan seperti ini
> tidak
> > lain dimaksudkan untuk mengajak masyarakat mendukung Pemda meminta
> > "kemurahan hati" Pemerintah Pusat agar mengucurkan dana lebih besar
> untuk
> > Sumbar. Karena itu pula, masyarakat Sumbar harus menunjukkan dukungan
> yang
> > besar kepada Golkar yang ketika itu merupakan alat hegemoni kekuasaan
> > Pemerintah Pusat.
> >
> > Begitulah cara elite-elite politik Sumbar di zaman Orba memandang
> kekayaan
> > alam Sumbar. Arti kekayaan alam pun dipersempit menjadi ketersediaan
> deposit
> > tambang sambil menutup mata terhadap harta yang luar biasa nilai
> potensinya,
> > seperti perbukitan, gunung-gunung, sungai-sungai, danau-danau dan
> > pantai-pantai yang memberikan akses mudah untuk memanfaatkan
> sumber-sumber
> > alam di atas dan di dalamnya.
> >
> > Padahal, pengukuran kekayaan harus dimulai dengan kemudahan mendapatkan
> > barang-barang dan jasa kebutuhan pokok, mulai dari makanan, pakaian,
> > pendidikan, dan kesehatan? Kalau di daerah-daerah lain masyarakatnya
> > membutuhkan usaha yang panjang dan modal lebih besar untuk
> mendapatkannya,
> > sementara di Sumbar secara rata-rata lebih mudah, bukankah berarti itu
> > kekayaan Sumbar?
> >
> > Merantau yang bukan semata-mata karena dorongan kelangkaan kekayaan
> lokal
> > bagi masyarakat Sumbar tadi seharusnya menambah modal untuk membuat
> > masyarakat yang menetap di Sumbar lebih makmur sejahtera dibanding
> rata-rata
> > daerah di Indonesia.  Dengan kesejahteraan itu pula Sumbar seharusnya
> > berkembang sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan karena bisa
> menjadi
> > sumber insentif bagi para tokoh intelektualnya untuk terus berkarya di
> tanah
> > asalnya sendiri seperti yang terjadi pada kaum intelektual Yunani Kuno.
> >
> > Tetapi, di sinilah letak perbedaan lain antara Minangkabau dan Yunani
> Kuno.
> > Kaum pemikir Yunani Kuno tidak perlu pergi merantau untuk menghasilkan
> > karya-karya ilmu pengetahuan mereka. Sementara calon-calon intelektual
> > Minang, harus merantau untuk menjadi pemikir kelas nasional atau
> > internasional, baik untuk mendapatkan sumber-sumber pengetahuan baru
> maupun
> > untuk menjadikan ilmunya bisa digunakan oleh masyarakat. Akibatnya, di
> > Minangkabau sendiri tidak pernah lahir temuan-temuan penting atau
> > gagasan-gagasan filosofis yang besar.
> >
> > Sebaliknya, para pemikir Yunani Kuno cukup menyerap pengetahuan yang
> > berasal dari Mesir Kuno dan Babylonia, yang dibawa para pedagang dari
> kedua
> > negeri tersebut. Pengetahuan dari luar tersebut menjadi bahan untuk
> diolah
> > dan dikembangkan lebih lanjut di tanah Yunani Kuno sendiri. Proses
> seperti
> > itulah yang dilalui Anaximandros, Anaximenes, Phytagoras, Xenophanes,
> > Anaxagoras, Gorcias, Socrates, Plato, Aristoteles dan sebagainya.
> >
> > Proses seperti itulah pula yang membuat lahirnya beberapa pengetahuan
> baru
> > di Yunani Kuno yang menjadi dasar pengembangan ilmu  dan peradaban
> Eropa,
> > bahkan dunia. Para pemikir Yunani Kuno tadi adalah peletak dasar
> nilai-nilai
> > kearifan dan ilmu pengetahuan yang mempengaruhi kehidupan nyata
> masyarakat
> > dunia berabad-abad hingga kini.
> >
> > Dan, yang juga perlu dicatat, mereka bukan perantau yang menemukan
> > nilai-nilai peradaban dan hukum-hukum ilmu pengetahuan di luar negeri
> > leluhurnya, melainkan manusia-manusia yang membangkitkan masyarakat dan
> > membangun monumen-monumen peradaban di negeri mereka sendiri yang
> gersang
> > itu, sebelum karya-karya mereka itu menyebar pengaruhnya ke berbagai
> negeri
> > luar.
> >
> > Pertanyaan yang muncul dalam melihat "proses menjadi" para pemikir
> Minang
> > adalah, dengan karakter yang sama-sama suka berpikir dan suka hidup
> merdeka
> > serta sama-sama haus pengetahuan dengan masyarakat Yunani Kuno, mengapa
> > masyarakat Minang tidak melahirkan sebagian tokoh-tokoh intelektualnya
> di
> > tanahnya sendiri?
> >
> > Jawaban valid atas pertanyaan di atas tentu tidak mudah disodorkan
> > secepatnya. Tetapi, melihat potret saat ini dan kondisi sebelumnya,
> > jangan-jangan jawaban itu kita temukan bersamaan dengan perbedaan
> berikutnya
> > antara masyarakat Yunani Kuno dan Minangkabau. Masyarakat Yunani Kuno
> > memberikan penghormatan yang tinggi kepada para pemikir dengan
> menempatkan
> > mereka hanya sedikit di bawah dewa-dewa mereka. Karya-karya mereka dan
> > ucapan-ucapan mereka begitu didengar oleh masyarakat.
> >
> > Sementara, di Minangkabau, bisa jadi para pemikir kurang dihormati
> > dibanding para penguasa, politisi dan pengusaha, terlebih dengan mereka
> yang
> > menyandang dua status dari dari tiga status itu sekaligus.
> Setidak-tidaknya
> > suasana ini terasa sejak Orde Baru hingga sekarang, di mana sumber
> kebenaran
> > lebih banyak dipercayakan kepada penguasa, politisi dan pengusaha,
> > sebagaimana tampak dalam perlakuan-perlakuan yang diberikan pada acara
> > seremonial, di media massa maupun di tempat-tempat umum. Mudah-mudahan
> > jawaban sementara saya ini keliru. Mohon maaf lahir dan bathin. (***)
> >
> >
> >
> 
> 
> 
> -- 
> Wassalam,
> Saafroedin BAHAR
> (Male,72, Jakarta)
> 
> 
> 
> -- 
> Wassalam,
> Saafroedin BAHAR
> (Male,72, Jakarta)

-- 
Psssst! Schon vom neuen GMX MultiMessenger gehört? Der kann`s mit allen: 
http://www.gmx.net/de/go/multimessenger


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke