Nothing would be more tiresome than eating and drinking if God had not made 
them a pleasure as well as a necessity.  ~Voltaire

  
Saya menulis kisah ini setelah dua tokoh milis  meminta agar menulis tentang 
road show buku kedua. Udo Yamin Effendi founder milis wordsmartcenter dan 
Radityo founder milis mediacare. 
  
Sama halnya buku pertama yang diluncurkan di Blizt tahun 2007 bertepatan dengan 
peringatan Sumpah Pemuda. Maka buku kedua ini pun diluncurkan juga disana 
setelah mendapat sponsor dari Digibookgallery. Toko buku online yang dimotori 
oleh dua orang pebisnis handal yaitu Pak Azis dan Pak Imanuel. Digibookgallery  
bukan hanya menjual e-book saja tetapi juga menjual buku cetak normal. 
  
Road show ini tidak akan sukses jika tanpa dukungan dari GM Hikmah Publisher; 
Kang Deden Ridwan dan wadiabalanya yang berkantor di Jl Puri Mutiara Raya 
Jakarta Selatan. Hingga kini saya hapal betul bagaimana mencapai MP Book Point. 
  
Secara hitungan ekonomis, di zaman krisis global sulit mendapatkan sponsor. 
Demikian juga tahun 2008 ini, banyak calon sponsor yang tidak bersedia 
memberikan bantuan. Walau demikian the show must go on. Bekal uang dari 
Digibook gallery sebesar Rp5 juta saya hitung cukup untuk membayar acara di 
Blizt dengan total biaya Rp2.750.000. sudah termasuk  pajak 10%. Marketing 
Manager Enrico Fermi bersedia menerima tawar menawar saya yang memintanya 
menginzinkan memakai tempat walau hanya memesan menu untuk 50 paket dengan 
harga minimum Rp50.000 per paket. Bahan untuk demo  di Blizt saya beli langsung 
di Supermarket  dalam mal Grand Indonesia. Bahan berupa ketimun, tomat dan keju 
feta. Syukurlah keju feta mudah didapatkan di dalam mal tersebut. Demo membuat 
Greek Salad dibantu oleh Yudhiawati dari milsi teras kuliner. 
  
Alhamdulillah, semua pembicara hadir pada tanggal 8 Nopember 2008. Sekjend 
IKAZI Ibu Edith Sumedi hadir lebih awal demikian juga Kintan Umari mantan 
model. Ibu Andang Gunawan yang sangat sibuk pun hadir menyempatkan diri 
membeberkan ilmu seputar gizi dan nutrisi. Yang sangat menyenangkan hati para 
rekan jurnalis juga banyak yang hadir. Jurnalis Indonesia kini tampak hadir 
dengan wajah-wajah cerah dan mereka semua rata-rata masih muda. Saya sempat 
juga berpikir “wah hebat masih  muda sudah jadi reporter dan wartawan.” 
Ternyata walau imut-imut para jurnalis tersebut sudah berpengalaman 
bertahun-tahun di bidangnya. Terima kasih bagi rekan wartawan dan jurnalis yang 
telah meliput acara ini dan memuat beritanya. 
  
Dari awal ketika saya meminta bantuan pembicara sudah saya jelaskan bahwa acara 
ini hanya didukung oleh dana yang minim. Sehingga saya terang-terangan meminta 
Kintan agar bersedia hadir tanpa imbalan jasa. Demikian juga Ibu Edith yang 
biasa dibayar mahal oleh pihak lain sebagai nara sumber hanya diberi sekedar 
pengganti ongkos. Ibu Andang Gunawan malah belum saya berikan apa-apa kecuali 
sebotol minyak zaitun dan bunga chamomile. InsyaAllah saya segera memberikan 
imbalan jasa beliau yang baik hati dan cantik. 
  
Rombongan Ibu Raesitha Hardisurya dan adiknya Irma Hardisurya serta tokoh 
kuliner Ibu Hiang Marahimin juga hadir. Tamu yang membuat saya terharu juga 
datang. Mbak Tingka Adiati beserta Mas Bambang Wahyu (BW) serta putra-putrinya 
hadir. AA OTA SMAN 4 Jakarta hadir bersama Uda Ifik Arifin dan founder milis 
SMA N 4 Mbak Ratna Irma. Saya merasa menjadi orang yang sangat beruntung banyak 
tamu yang hadir. Namun ada penyesalan juga bahwa saya tidak sempat melayani 
setiap tamu yang hadir dengan baik. Bahkan adik-adik AA OTA terlupa untuk 
memberikan mereka buku kedua saya. 
  
Minggu, 9 Nopember 2008 acara kedua promosi buku dilakukan di toko buku Toga 
Mas Depok yang terletak dalam mal Depok Town Square (DETOS). Dari rumah ibu 
saya di daerah kebun jeruk, saya dan Hadi (3 ½ thn) naik Debora (bus ungu 
ber-ac yang cukup nyaman). Bus ini berhenti tepat di depan DETOS. Jika di 
Yunani kami biasa diantar suami kemana saja dengan kendaraan pribadi, maka di 
Indonesia saya memberi pelajaran untuk anak bungsu saya; Hadi. Pengalaman naik 
taxi, ojek, bus, Kopaja, mikrolet, bahkan KRL.  
  
Tiba di lokasi sudah ada acara promosi buku dari grup Mizan. Toga Mas Depok 
cukup besar dan ruangan diskusi buku ditempatkan di tengah toko. Lengkap dengan 
jajaran kursi dan meja serta sound system. Bahan demo salad saya bawa dari 
rumah. Hanya berupa minyak zaitun, wortel dan kol segar saja. Tak lupa saya 
membawa mangkuk dan parutan untuk wortel. 
  
Saya memilih Toga Mas sebab toko buku diskon  yang asal mulanya gerainya dari 
Malang karena sifat para pengelola Toga Mas yang sangat ramah dan mudah diajak 
kerjasama untuk mempromosikan buku. Toga Mas Depok yang dipimpin oleh Bu Dyah 
bahkan berani memberikan diskon  25%  harga buku Hidangan Favorit Ala 
Mediterania pada saat diadakan diskusi buku disana. 
  
Jumat, 14 Nopember 2008 saya berangkat ke Yogyakarta bersama redaksi Hobi dan 
kesehatan Hikmah Publisher:Novikasari dan Gia seorang dara ahli IT dari 
digibookgallery. Ada keinginan ingin membawa Hadi, namun harga tiket KA pp 
Rp540 ribu  dirasakan mahal dan tidak efisien. Kami hanya dua hari saja di 
Yogyakarta . Hadi saya tinggal di Jakarta diasuh neneknya. 
  
Tiba di Yogya masih subuh, kami dijemput oleh ananda Fadli seorang mahasiswa 
Universitas Negeri Yogyakarta kontributor naskah buku motivasi berjudul 
Positive Students yang belum saya selesaikan. 
  
Lebih dari lima tahun  saya tidak berkunjung di kota kelahiran ini. Perjalanan 
dari stasiun Tugu,  saya melihat Yogyakarta hanya ada sedikit perubahan. Ada 
mal baru dan taman hiburan anak-anak di belakang Benteng Vredeburg. Tujuan kami 
adalah ke rumah Ettek Rahimah. Sanak keluarga dari pihak ayah saya yang sudah 
puluhan tahun menetap di daerah Taman Siswo. 
  
  
Saya tiba di rumah Ettek tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Bukan ingin memberi 
kejutan. Tetapi nomor telepon rumahnya hilang dan saya tidak dapat bertanya 
kepada siapa pun. Ternyata kehadiran kami disambut dengan gembira oleh Ettek 
Rahimah yang biasa dipanggil Bu Agus. Beliau di pagi itu sedang menyapu halaman 
rumahnya yang besar peninggalan zaman Belanda. Bahkan rumahnya ini sering 
mendapat kunjungan dari orang Belanda. Tante saya ini dipuji tamunya karena 
merawat rumahnya dengan baik, terutama lantainya masih asli. Di usianya yang 
sudah lebih 75 tahun, Ette masih sehat dan segar. 
  
Ada niat untuk istirahat sejenak atau tidur lagi, namun kantuk saya hilang 
ketika berbincang dengan Uni Tini yang kocak. “Oaa laah piyee to Tik! Kok lemuu 
toh saiki?” ujarnya. Sudah terbiasa sejak kecil memakai bahasa Jawa jika 
bertemu sanak keluarga di Yogya. Habis-habisan saya digoda oleh putri bungsu 
Ette Rahimah. Dia agak pangling melihat saya, padahal Mbak Tin demikian 
panggilannya juga tampak gemuk dan cemplon. 
  
Setelah mandi dan makan sarapan yang disediakan oleh Uni Tini. Saya mencoba 
menghubungi ketua PKK DIY; Ibu Dyah Suminar melalui Hpnya yang saya dapatkan 
dari Prabandari rekan alumni yang bekerja di harian Kedaulatan Rakyat. Respon 
Ibu walikota Yogya ini kurang antusias. Saya hanya diminta beliau mengirim sms 
mengenai tempat acara. 
  
Berangkat ke tempat acara diskusi buku Sabtu, 15 Nopember 2008 dari Taman 
Siswo. Hampir tiba di lokasi hujan deras turun. Toga Mas Galeria Mal terletak 
dilantai 2. Toko buku ini tampak kecil jika dibandingkan Toga Mas Depok. 
Diskusi buku diadakan di koridor jalan diluar toko. 
  
Sambil menunggu persiapan sound sistem yang disediakan oleh Toga Mas. Saya 
sempatkan diri bersama Gia menyebar brosur buku ke para pengunjung mal. Kami 
sebarkan hingga ke food court yang penuh dengan pengunjung. Sebelumnya ada 
timbul perasaan sungkan dan malu. Tekad saya mengalahkan perasaan itu. Satu 
persatu saya datangi meja pengunjung yang sedang menunggu pesanan maupun yang 
sedang menikmati hidangannya. Saya berikan brosur buku dan mengajak meraka agar 
hadir ke toko buku Toga Mas. Bahkan pusat informasi di mal saya datangi. 
Meminta agar acara diskusi buku diumumkan ke seluruh pengunjung mal. 
  
  
Hari pertama di Yogya ini, saya kembali demo membuat salad. Bahan sayuran dan 
alat untuk demo saya bawa dari rumah Ettek. Sebelumnya diadakan diskusi dan 
tanya jawab dengan peserta yang kebanyakan adalah mahasiswi. Para mahasiswi 
tersebut bertanya bagaimana cara memasak yang efisien. Sebab bagi mereka yang 
sedang menuntut ilmu memasak makanan terkadang dirasakan lebih boros dibanding 
membeli. Saya jelaskan bahwa mengkonsumsi makanan tidak selamanya harus 
dimasak. Biasakan sarapan buah segar. Sebab Indonesia kaya akan buah-buahan dan 
harganya juga terjangkau oleh kocek mahasiswa dan pelajar yang kos. 
  
Diskusi ini cukup hangat juga, sebab jeng Prabandari membawa dua rekannya. 
Seorang reporter dari KR juga mewawancarai saya. Hati saya senang sekali dapat 
bertemu Prabandari yang telah banyak menolong saya mempromosikan buku sejak 
terbit buku pertama saya Love and Shock Oktober 2007. Bahkan saya diberi 
cenderamata olehnya. Sedangkan saya hanya dapat memberinya buku saja. Oleh-oleh 
dari Yunani sudah habis dan tidak sampai Yogya. 
  
Pulang dari Galeria Mal tempat Toga Mas. Saya sempatkan diri ke radio Rakosa FM 
di jalan Kali Urang bersama Gia. Sedang Novikasari memisahkan diri karena 
bertemu dengan temannya. Karena hari Sabtu sore maka tidak ada program 
direktornya. Saya hanya menemui seorang penyiar yang sedang di studio. Saya 
berikan buku dan kartu nama saya dengan harapan waktu yang tinggal satu hati 
lagi di Yogya dapat melakukan siaran di Rakosa. Namun hingga kami meninggalkan 
Yogya tidak ada panggilan telpon dari  radio yang khusus untuk para wanita ini. 
  
Malam harinya, saya ajak Gia dan Novikasari ke alun-alun Lor. Zaman dahulu 
ketika masih kulaih setiap pagi saya jogging mengitari alun-alun. Sabtu malam 
itu tujuan kami adalah makan bakmi Pak Pele. Sebutan ini entah siapa yang 
berikan. Saya kenal Pak Pele karena langganan keluarga Ettek Rahimah. Pak Pele 
memang ada kemiripan dengan pemain sepak bola asal Brazil . Kulit mereka 
sama-sama hitam. Pak Pele tidak tampak lagi disisi  gerobak dorong yang menjual 
mie, nasi goreng, wedang jahe, wedang ketan dll. Saya hanya menemui 
putar-putrinya saja disana. 
  
Sebelumnya saya mendapat sms dari anggota milis yang akan hadir di alun-alun 
Lor malam itu. Saya tidak tahu namanya. Saya hanya ingat asal Klaten. Sayang 
dia batal hadir katanya kecopetan dompetnya dan sedang lapor di kantor polisi. 
Cukup prihatin juga saya dengan teman yang kecopetan tersebut. 
  
Sambil menunggu pesanan bakmi nyemek, saya merasa hangat ketika menghirup 
wedang jahe. Air panas mendidih yang disajikan dengan jahe yang digebrak dan 
gula merah. Saat itu saya merasa beruntung sekali dan bersyukur masih diberikan 
kesempatan menikmati wedang jahe. Bakmi nyemek yang dibuat oleh anak Pak Pele 
terasa kurang sedap dibanding buatan  Pak Pele. Hati galau karena memikirkan 
teman milsi yang kecopetan akhirnya terhibur dengan para pengamen. Pengamen 
yang berupa grup dapat memainkan lagu apa saja yang saya minta. 
  
Karena waktu yang sudah hampir jam 22.00 WIB. Saya mengajak Gia dan Novikasari 
beranjak dari pojok alun-alun  Lor. Kami berjalan sepanjang sisi trotoar. Gia 
dan Novi agak kaget melihat banyaknya motor yang parkir dalam alun-alun. Mereka 
kaget melihat motor itu berisi pasangan remaja yang sedang berpacaran. Saya 
jelaskan ke mereka, bahwa hal itu sudah terjadi puluhan tahun dan sudah 
kebiasaan mahasiswa dan pelajar pendatang. 
  
Melewati penjual gorengan, saya hanya memfoto saja. Akibat tidak ada selera 
mencicipinya. Ada galundeng, tempe goreng, tahu pong dan bolang-baling. Semua 
masih sama dan tidak ada yang berubah. 
  
Berjalan menuju kearah kantor pos besar, kami sempat diikuti oleh orang yang 
mencurigakan. Saya ingatkan ke Gia dan Novi agar hati-hati dengan dompet dan 
tas mereka. Sampai di seberang kantor pos, kami langsung naik becak pulang 
menuju Taman Siswa. 
  
Minggu, 16 Nopember 2008. Hari kedua acara promo buku Hidangan Favorit Ala 
Mediterania di Yogya. Lokasinya di Gejayan yang ternyata terletak diujung jalan 
berbatasan dengan jalan Kali Urang. Hari itu Yogya masih diguyur hujan yang 
cukup deras. Sempat kelewatan dan hampir diajak nyasar oleh sopir taxi. Toga 
Mas Gejayan ini tidak langsung terlihat dari tepi jalan karena lokasinya harus 
masuk ke dalam lagi. 
Berbeda dengan Toga Mas di Galeri Mal yang kecil. Toga Mas Gejayan luas dan 
diatasnya ada cafe dengan  wifi free. Diskusi buku dilakukan lesehan di tengah 
toko. Saya dan Novi duduk diatas panggung kecil dan tikar digelar untuk para 
peserta diskusi. 
  
Uni Tini yang kocak bersedia diajak ke Toga Mas Gejayan. Sebelumnya saya 
wanti-wanti agar nanti di lokasi kami pura-pura tidak kenal. Diskusi menjadi 
ramai dan kocak. Sebab Uni Tini dengan gaya bicara yang lucu sempat membuat 
komentar-komentar yang membuat kami semua terbahak-bahak. Komentarnya 
mempromosikan buku agar para pengunjung segera membeli buku. 
  
Saat diskusi sedikit saja yang  turut serta. Ketika demo membuat fruta me meli 
yang buah-buahannya dibeli oleh Novika di supermarket, muncullah semua 
pengunjung toko merubungi kami. Wah ternyata pengunjung tampak lapar akibat 
hujan deras diluar. 
  
Bersambung Perjalanan ke Surabaya

Hartati Nurwijaya in Megara - Greece



http://resep-mediterania.blogspot.com/



      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke