ALLAHUAKBAR....ALLAHUAKBAR....ALLAHUAKBAR! hormat kami pada para syuhada...
Berkacalah pada sejarah VOC wahai anak bangsa, gold, gospel, dan glory yang 
telah mengadu domba kita2 melalui materi, suku, dlll
 
Wassalam
Defiyan Cori 

--- On Fri, 12/26/08, Augi Jusri Djalaluddin <augi....@gmail.com> wrote:

From: Augi Jusri Djalaluddin <augi....@gmail.com>
Subject: Re: Bls: [...@ntau-net] Re: Laporan Seminar Nasional Tuanku Imam 
Bonjol dan Tuanku Rao di Lubuk Sikaping, 17-18 Desember 2008.
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Friday, December 26, 2008, 2:04 PM

Asslm.Wr.Wb.
Adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah
Adat bersendi syariat dan syariat bersendi kitabullah.
Semangat Imam Bonjol dan dilanjutkan oleh Buya Hamka. Selaras dengan
Piagam Jakarta pada pembukaan UUD 45, selaras pula dengan semangat
konstituante sebelum dihentikan oleh Dekrit Presiden 1959, Demokrasi
Terpimpin.

Perang Padri dan Mataram Diponegoro, dipatahkan bertahap oleh
Protestan Kompeni. Bila Imam Bonjol, Diponegoro dan tokoh
Makasar+Gorontalo mempunyai sarana internet, berkomunikasi dan
bertahan untuk melawan perdamaian sektoral karena kompeni terbatas
personil dan logistiknya.

Sistem benteng yang mempersempit ruang gerak Pasukan Padri dan Pasukan
Mataram mudah dihantam serentak di daerah, sementara Pasukan Bugis
langsung masuk ke Batavia memutuskan komando dan suplai amunisi
kompeni. Tidak akan mudah kompeni semena-mena menjajah.

Memoriam
Jendral Andi Muhammad Jusuf Aziz, saat menyerahkan tongkat komandonya
pada Atase Militer US di Jakarta, sesudah menolak menyerahkan Surat
Presiden RI pada Wapres George Bush Sr, di Washington DC.

Menyambut Hijrah
"Janganlah takut dan bersedih hati, sesungguhnya Allah SWT bersama
kita " Sabda Rasulullah SAW pada Abu Bakar As Siddiq r.a. Saat dalam
gua terkepung Kafir Quresh perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Semoga berguna
Wallahu Alam B.
A U G I
augispot.blogspot.com.

On 12/26/08, Abraham Ilyas <abrahamil...@gmail.com> wrote:
> *1...Dalam bidang mental, hal ini terkait dengan kenyataan bahwa doktrin
> adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah (ABS SBK) yang telah
> dinyatakan sebagai jatidiri Minangkabau ternyata adalah kebijakan Tuanku
> Imam Bonjol pada tahun 1832, setelah menyadari bahwa praktek kekerasan
> Paderi sebelum itu tidak sesuai dengan ajaran Islam yang benar.*
>
> *2....Suatu hal yang selama ini kurang difahami adalah kenyataan bahwa
tidak
> ada suatu struktur komando terpusat dari para tuanku dalam gerakan Paderi.
> Oleh karena itu setiap tuanku dapat mempunyai kebijakan sendiri dalam
daerah
> pengaruhnya, berbeda dengan kebijakan para tuanku lainnya.*
>
> Dt. Endang yth.
>
> Menurut pengakuannya Ir. Mangaraja Onggang Parlindungan (MOP), dirinya
> penganut Islam bermazhab Hambali, sedangkan bapaknya seorang pendeta agama
> Kristen yang bernama St. Martua Raja (pernah menjadi ketua Chuo Sangi Kai
> Sumatra Timur di Pematang Siantar). Ir. MOP bukan jamaah Ahmadiyah.
> Setelah mengenal dari dekat, Buya Hamka berkesimpulan: "..saya
sendiri
> mendapat kesan bahwa mungkin dalam pengetahuan sejarah luas pengalaman
> Parlindungan, namun dalam hal agama Islam rupanya baru belajar."
(antara
> Fakta dan Khayal Tuanku Rao hal. 18)
>
> Dari kesimpulan angka 1 dan 2 di atas, ambo mendapek gambaran bahwa perang
> Padri (1821 - 1837) berbeda penyebab dan caranya dengan perang Diponegoro
> atau perang Jawa (1825 - 1830 yang memiliki komando terpusat).
> Kedua perang ini terjadi dalam waktu bersamaan.
> Perlawanan Padri tidak memiliki struktur komando terpusat untuk seluruh
alam
> Minangkabau.
> Perang Padri dimulai dengan perang batu antar pendukung sistim adat
> (dipimpin oleh para pangulu) dengan pendukung sistim islam Wahabi
(dipimpin
> oleh para Tuanku), yang kemudian ditunggangi oleh Belanda.
>
> "Islam politik wahabi" melegalisir sistim kekalifahan/amir, di
lain pihak
> apabila Tuanku imam itu seorang penganut tarekat maka hal ini akan menjadi
> dilemma tersendiri untuk beliau sebagai pemimpin perang.
> Dari sini bisa dipahami mengapa perang Padri lebih lama terjadi dari
perang
> Diponegoro.
>
> *Ambo raso iko memang sudah merupakan ciri khas budaya Minangkabau nan
> barajo surang (dalam pengertian positif lho !).
> Tidak pernah ada "raja" dan tidak pula ada "kawula"
Minangkabau seperti yang
> ada di daerah lainnya.
> Khusus untuk anak-kamanakan kito nan kini alah manjadi orang Indonesia,
> perlu diingatkan bahwa budaya Minang tidak mengenal istilah "wong
cilik"
> ataupun "kawula muda".  *
>
> Menurut ambo hal ini telah sesuai dengan adagium adat: luak bapangulu
> (musyawarah para kamanakan di dalam komunitas), rantau barajo (para kawula
> yang diperintah).
> Hanya kesamaan nasib yang dapat dan bisa menyatukan/marapek-alam
orang-orang
> Minangkabau di dalam berbagai perlawanan/perang terhadap kekuasaan asing
> ataupun mungkin menghadapi berbagai permasalahan lainnya masa kini dan di
> masa-masa yad.
>
> Perang Silungkang (perang ini berlangsung pula di luar nagari Silungkang),
> perang Batipuah (perang ini berlangsung pula di luar nagari  Batipuah),
> perang Kamang (perang ini berlangsung pula di luar nagari  Kamang), bahkan
> perlawanan PRRI sangat dipengaruhi oleh keikutsertaan masing-masing
> komunitas lokal (sebut saja: nagari, di mana saat itu setiap walinagari
> membubuhkan stempelnya pada uang kertas yang beredar sebagai tanda
> keikutsertaan komunitasnya dalam perlawanan).
>
> Bukti stempel di atas uang kertas merupakan dokumen resmi yang sangat
jelas
> dan sangat mudah diketahui oleh musuh dibandingkan dokumen-dokumen
lainnya.
> Seolah-olah setiap walinagari ingin menyatakan, inilah nagari kami, ikut
> dalam peperangan ini.
> saat itu tidak ada terbentuk walinagari-pusat yang berlawanan dengan
> walinagari asli/prri.
> Ketika PRRI kalah dari tentara Pusat/Rezim Soekarno, barulah diadakan
> istilah "tepatan Walinagari" sebagi pengganti walinagari asli.
> Begitupun dalam sebutan piagam *marapek-alam* tidak hanya terjadi di
> bukik *Marapalam
> *yang berada beberapa ratus meter jaraknya dari Bukik Tajadi, tapi ado
pulo
> puncak yang banamo Marapalam letaknya di perbatasan Lintau dengan nagari
> Tanjuang-Sungayang (sering pula disebut sebagai puncak Pato).
>
> Di lokasi ini tg 12 April 1821 terjadi pertempuran besar yang melibatkan
lk.
> 12.000 kaum adat/dibantu Belanda
> dengan dubalang Padri pengikut Tuanku Lintau.) lihat:
> http://td73.nagari.org/cc.html
>
> Yang menjadi pertanyaan, - apakah Marapalam itu, nama yang diberikan
sesudah
> perang Padri untuk mengukuhkan kalimat perdamaian: adat basandi syarak,
> syarak basandi adat, adat jo syarak sanda-basanda ?
> Pernah pula terbaca dalam milis ini beberapa waktu yang lalu bahwa puncak
> Marapalam itu terdapat pula di Luak 50 Koto.
>
> Catatan: Istilah ABS-SBA serta adat jo syarak sanda-basanda, adalah
> kalimat-kalimat tentang adat nan diberitahukan oleh ibu ambo wakatu
> anak-anak dulu.
>
> Wa allohu 'aklamu bish showab.
>
> Wassalam
> Abraham Ilyas, 63
> www.nagari.org dan www.nagari.or.id
>
> >
>

-- 
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com





      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke