Memang telah terjadi penurunan yang sangat drastis dari jumalh rumah
gadang. jangan kan di tambah.bahkan yang sudah layaknya di perbaiki
saja banyak yang diterlantarkan, bahkan di runthkan dan diganti dengan
bangunan permanen modern.
tapi saya pernah liat dan datang kesurabaya, ada satu bangunan balai
adat minang kabau yang dibngun tapi memeng menggunakan beton. namun
model dan khasnya tetap ada seperti rumah gadang,bukan kantor
pemerintahan.ada di sepanjang jalan arteri di jaunda surabaya.tepatnya
saya lupa

Pada tanggal 30/01/09, Nofiardi <nofia...@pec-tech.com> menulis:
> Rumah Gadang Berkurang 50 Persen
>
>
>
> Jumat, 30 Januari 2009
>
>
>
>  Painan, Padek-- Sejak dua dasawarsa terakhir, jumlah rumah gadang di
> Sumbar berkurang sekitar 50 persen. Penurunan jumlah tersebut disebabkan
> kurang terawatnya rumah gadang yang ada. Selain itu, keinginan
> masyarakat kaum untuk membangun rumah gadang juga berkurang.
>
>
>
>
>
> Jumlah rumah adat yang konon kabarnya mengadopsi bentuk dasar perahu
> bercadik. Hal itu disampaikan Ketua Tim Penilai Lomba Pekarangan Rumah
> Gadang tingkat Sumbar Prof Dr Yuliar Anas. Sebagai bundo kanduang, ia
> mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Dijelaskannya, dua puluh tahun
> lalu, hampir di setiap nagari di Sumbar paling tidak memiliki satu rumah
> gadang. Tapi, saat ini menurut Yuliar jumlah tersebut berkurang hingga
> 50 persennya.
>
>
>
> Anggota tim penilai lainnya, Usra Syam mengatakan, saat ini di Sumbar
> terdapat sebanyak 593 nagari, dan hanya separuhnya saja yang memiliki
> rumah gadang, dipastikan jumlah rumah gadang saat ini kurang dari 300
> buah.
>
>
>
> "Dari jumlah itu, yang bisa dikatakan dalam kondisi baik jumlahnya
> puluhan saja. Sisanya tidak terawat atau jauh dari tatanan rumah gadang
> yang sebenarnya. Artinya, beberapa ruang serta fungsinya telah bergeser
> seiring zaman," jelasnya disela-sela penilaian Rumah Mandeh Rubiah, di
> nagari Lunang, kecamatan Lunang Silaut,
>
>
>
> sebagai rumah gadang yang dinilai di kabupaten tersebut, Kamis (29/1).
>
> Selain itu, menurut Usra, keberadaan rumah gadang sebagai milik kaum
> juga menjadi alasan berkurangnya jumlah rumah adat ini. Pasalnya, hampir
> tidak ada kaum di Sumbar ini yang tinggal menetap sehingga rumah kaumnya
> tidak terperhatikan lagi.
>
>
>
> Dalam artian, keberadaan mereka yang terpisah secara geografis
> menyebabkan kaum tersebut lupa akan rumah gadang yang dulunya menjadi
> simbol eksitensi suatu kaum dalam suatu nagari. "Namun, kita acungkan
> jempol untuk para perantau yang masih memperhatikan rumah gadangnya di
> kampung halaman. Malah ada juga perantau yang mendirikan kembali rumah
> gadangnya yang telah rubuh," ungkap Yuliar.
>
>
>
> Melalui lomba pekarangan rumah gadang ini, Yuliar mengharapkan adanya
> kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah untuk memperhatikan
> kelestarian objek tersebut sebagai aset budaya daerahnya. Lomba ini,
> adalah kali pertama yang pernah dilakukan.
>
>
>
>  Masing-masing kabupaten dan kota menunjuk satu rumah gadang yang
> menjadi ikon di daerahnya. "Untuk Pessel, diwakili oleh Rumah Mande
> Rubiah ini. Tim penilai lainnya juga tengah berkeliling ke kabupaten dan
> kota lainnya. Tapi, yang dinilai bukan rumah gadangnya, tapi pekarangan
> yang ada di sekelilingnya," jelas Yuliar.
>
>
>
> Adapun aspek yang dinilai adalah estetika, kesesuainya dengan filosofi
> Minangkabau serta nilai guna terhadap penghuni rumah. Arti nilai guna
> disini adalah apakah tanaman, hewan atau objek yang ada di sini
> memberikan dampak positif bagi isi rumah. "Baik itu untuk kesehatan,
> ataupun untuk perekonomian keluarga," ulasnya.
>
>
>
> Wakil Bupati Pessel Syafrizal menyambut baik perlombaan ini. Ia
> mengatakan, dengan lomba ini, kalaupun tidak untuk rumah gadang, pola
> pekarangan yang dinilai bisa diterapkan untuk pemukiman umum lainnya.
> "Sehingga penghuninya lebih sehat dan perekonomian keluarga terbantu.
> Untuk penilaian kami pulangkan ka tim juri, kalau ada kekurangan, semoga
> bisa kami perbaiki untuk keberadaan aset budaya ini ke depan," ulasnya.
> (ndy)
>
> http://www.padangekspres.co.id/content/view/29305/1/
>
>
>
>
>
>
> The above message is for the intended recipient only and may contain
> confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you
> are not the intended recipient, you are hereby notified that any
> dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment,
> is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us
> immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary.
> Please delete the message and the reply (if it contains the original
> message) thereafter. Thank you.
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke