Assalamualaikum wr. wb.,

Berikut ambo copas info terkini perkembangan dari ketua panitia peringatan 112 
tahun lahir dan 60 tahun hilangnya Pahlawan Nasional Tan Malaka.





Press Release Panitia Peringatan 112 tahun dan 60
tahun hilangnya Pahlawan Nasional Tan Malaka

 

Peringatan pada
tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena telah terbentuk panitia
nasional pencari makam almarhum Tan Malaka. Panitia ini didukung oleh Tim
Penasehat dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, Dr. Adnan Buyung
Nasution, Prof. Zulhasril Nasir, MA., Dr. Asvi
Warman Adam, Imam Suroso, Dr. Aulia Rahman, dll. Sementara kepanitiaan diketuai
oleh Zulfikar Kamarudin (Keponakan Tan Malaka) dan dibantu oleh DP. Asral (Ketua
LPPM Tan Malaka).

 

Acara inti
peringatan tahun ini adalah penggalian makam almarhum yang diindikasikan sudah
99% adalah makam Tan Malaka, yang akan dibuktikan melalui tes DNA. Lokasi makam
Tan Malaka tersebut terletak di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten
Kediri, Provinsi Jawa Timur. Pantia dalam persiapannya telah melayangkan surat
keberbagai instansi, antara lain Kementrian Sosial, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementrian Kesehatan dan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur serta Bupati Kabupaten Kediri. Penggalian
makam ini rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2009.

 

Kegiatan kedua
adalah menerbitkan buku kenang-kenangan berupa tulisan-tulisan tokoh-tokoh 
sezaman
dengan almarhum yang belum sempat diterbitkan dan tokoh masa kini serta
generasi muda sekarang dari berbagai disiplin ilmu.

 

Sekilas tentang Tan Malaka

 

Sebagaimana
diketahui bahwa almarhum Tan Malaka hilang pada tanggal 19 Februari 1949 saat
mempertahankan Republik Proklamasi 17 Agustus 1945 yang terancam dilikuidasi
oleh Perjanjian Linggarjati dan Renville menjadi Negara-negara bagian yang
didirikan Van Mook dan Van Der Plaas.

 

Pada bulan Maret
1963 Presiden Soekarno menetapkan Tan Malaka menjadi Pahlawan Kemerdekaan
Nasional berdasarkan Kepres No. 53 Tahun 1963, dan beliau berhak mendapat
penghargaan seperti dalam setiap peringatan pahlawan-pahlawan bangsa. Namun,
karena kurangnya pemahaman sejarah, nama Tan Malaka seringkali ditutupi dan
tidak diperkenalkan kepada generasi muda. Bahkan di Ibukota Republik ini tidak
dijumpai nama jalan yang bernama “Tan Malaka”. Padahal kalau dipelajari dan
diteliti lebih dalam, tidak ada alasan untuk memusuhi nama Tan Malaka. Bukankah
yang mengagas Republik ini untuk pertama kalinya adalah almarhum Tan Malaka
sendiri, dalam bukunya yang berjudul “naar de republiek indonesische” (Menuju
Republik Indonesia)
pada tahun 1925. Buku tersebut dicetak di Malaya dan diselundupkan masuk ke 
Indonesia
melalui jemaah haji.

 

Dalam
pelariannya selama 20 tahun di luar negeri pada saat yang tepat beliau hadir
dan berada di tanah air ikut bersama pemuda mendorong terwujudnya proklamasi
1945 dengan nama Ilyas Husein, tokoh pemuda dari Banten. Pada pertemuannya
dengan Presiden Soekarno, Soekarno merasa menemukan persamaan pandangan dan
cita-citanya dengan Tan Malaka, sehingga Soekarno pada saat itu mengatakan
kepada Tan Malaka “Bila terjadi sesuatu pada diri saya (tewas atau ditahan
musuh), maka pimpinan revolusi akan saya serahkan kepada saudara (Tan Malaka).”

 

Pada bulan
Januari 1946, Tan Malaka mensponsori dan mendirikan Persatuan Perjuangan yang
beranggotakan parpol-parpol serta laskar-laskar bersenjata berjumlah 141
organisasi yang diikat dengan 7 minimum program. Salah satu dari program
tersebut adalah “berunding atas dasar pengakuan kemerdekaan 100%”. Program ini
didukung penuh 100% oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman dengan mengatakan
“Lebih baik kita di bom atom daripada merdeka kurang dari 100%.” Menghadapi
oposisi Persatuan Perjuangan ini, kabinet Syahrir jatuh dan nyaris tidak
terpilih lagi, hanya karena Soekarno-Hatta lah kemudian Syahrir dapat membentuk
kabinet lagi. Setelah Syahrir diangkat lagi menjadi perdana menteri, sebelum
dia berunding, Tan Malaka ditangkap di Madium dan ditahan selama 2,5 tahun.

 

Pada tahun 1948
Tan Malaka dibebaskan oleh Perdana Menteri M. Hatta. Tapi isu yang berkembang,
Tan Malaka dibebaskan Hatta untuk menghadapi Muso yang kemudian terkenal dalam
pemberontakan Madium. Terhadap isu tersebut, Tan Malaka mencounter

 

”Seolah-olah
mengimbangi PKI Muso itu adalah urusan kami sendiri. Kalau PKI menunjukan
kekuatan pada Belanda, maka dengan segala daya upaya akan kami Bantu, walaupun
bantuan itu tiada diminta kepada kami bahkan meskipun seandainya ditolak.

Dalam hal ini
tidak perlulah rasanya kami dikeluarkan dari penjara buat membantunya.
Sendirinya kami akan mendapat jalan. Tetapi karena aksi PKI Muso ditujukan pada
Pemerintah Republik yang ada sekarang, maka pertama kali urusan dan kewajiban
Pemerintah inilah pula membela kekuasaanya (authoritynya). Tak bisa dua
kekuasaan tertinggi dalam satu Negara.

Rakyat harus
tahu, pemerintah mana yang harus diikutinya. Berhubung dengan inilah, maka
Pemerintah yang adalah, yang pertama berkewajiban membela kekuasaannya,
walaupun hanya untuk membela diri para anggotanya saja.

Garis politik
kami cukup jelas buat kawan dan lawan. Apabila setelah mendapat ujian selama
hampir 3 tahun ini. Apabila kami dalam keadaan sunyi-terasing serta sering
dalam bahaya dan dikelilingi oleh beberapa kawan seperjuangan saja, tetap
memegang garis-bermula; masakan kami sesudah mendapatkan persetujuan dan kawan
dari berbagai pihak, akan meninggalkan garis politik yang sudah mengalami ujian
itu. Untuk melanjutkan perjuangan kami di atas garis itu tiadalah perlu kami
berjual;-beli dalam hal

politik dan
moral.”

 

Setelah kemudian
Tan Malaka menganjurkan berdirinya Partai Murba, tidak lama kemudian Belanda
menyerang Yogyakarta dan menangkap
Soekarno-Hatta. Tan Malaka memilih tempat bergerilya di Jawa Timur memimpin
Gerakan Pembela Proklamasi 45 (GPP) yang kemudian berubah menjadi Gerilya
Pembela Proklamasi. Suasana politik di Jawa Timur ketika itu terpecah belah
akibat kompromi yang dilancarkan pemerintah, Tan Malaka tidak hanya berhadapan
dengan Belanda, tetapi juga dengan NICA, Negara Bagian Jawa Timur bentukan Van
der Plaas dan orang-orang Republik yang siap bekerjasama dengan Belanda.
Ditengah keadaan seperti itulah Tan Malaka hilang dan gugur di medan juang. 
Suasana itu
sangat berbeda sekali dengan keadaan 10 November 1945 yang kompak 100%
menghadapi agresi, dimana Tan Malaka juga hadir di sana. 

 

Demikianlah,
kita berdoa semoga almarhum suaranya akan lebih keras lagi dari dalam kubur.

 

Hormat kami dan Wassalam

 

Ketua 
Panitia                                                                         
 Ketua
LPPM

 

Ttd                                                                                         
 Ttd

 

Zukfikar
Kamarudin                                                               Datuk
Putih Asral

(0217690668)                                                                         
 (0811193107)




Wassalam

;dhuha/
---

Goresan Kecil Tentang Waktu Pagi

http://dhuhary.blogdetik.com/


      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke