Engku Datuk Endang dan Pak Jamaluddin Mohyiddin di Tanah Semenanjung, Yang
Berhormat,

Alhamdulillah,
Memang begitulah adanya....,
Di dalam bertutur kata tersirat pesan Rasulullah SAW "*man kaana yu'minuu
billahi wal-yaumil akhira, fal-yaqul khairan...au liyasmuth...*",
Tersirat makna di dalamnya "kata" yang harus disampaikan atau diucapkan
mestilah yang "baik", bermakna, dan memiliki arti yang dalam,
Disampaikan dengan empat cara pengungkapan,  *mendatar, mendaki, menurun*dan
*melereng*.
Kemampuan berbahasa yang baik dengan cara pengungkapan yang tepat atau bijak
ini, menjadikan langgam berbahasa itu bagaikan "*santan dengan
tengguli*".....bahasanya
menjadi bahasa tinggi ...atau dalam istilah e. Jamaluddin Mohyiddin adalah
"a civilizational language" atau intelectuality language, yang manakala ada
pada seseorang atau sekelompok orang dalam satu etnik,
dia akan memperoleh kemuliaan yang besar,
sesuai kalam Ilahi Rabbi "*man yu'tal hikmata faqad utiya khiran katsiran*",

atau dalam bahasa lugasnya, "*sesiapa yang diberikan hikmah
kebijaksanaan *(dalam
berucap, bertindak, berbuat, berperilaku perangai)*, maka sesunguhnya dia
telah mendapatkan anugerah yang sangat besar*".
Allahu Akbar.

Sebaliknya manakala a civilization language telah diabaikan,
maka ucapan dan perkataannya sama ada seperti "*alu pencungkil duri*".
Na'udzubillah.

Ingin juga Buya nak berpanjang-panjang dalam hal ini, kerana ini masalah
mustahaq.
Tidak dapat dimungkiri bahawa ada jalinan berkulindan antara bahasa dan
kepercayaan di Minangkabau.
Dari sudut kebudayaan, dan berbagai sisi hubungan dan perilaku, terbentuk
rajutan kaitan berkelindan antara hubungan bahasa dan kepercayaan orang
Minangkabau.
Antara keduanya telah terjadi pembauran dan pemesraan (asimilasi) dalam
bahasa Minangkabau (a cultural language) yang saling kuat menguatkan.
Asimilasi antara kepercayaan dan pengungkapan bahasa yang tampak nyata di
dalam bahsa bersastera ( a civilization language) dalam khazanah Minangkabau
menyatu dan saling mengokohkan satu dan lainnya.
Dalam ungkapan lain dapat disejajarkan dengan terjadi pemesraan antara
kepercayaan dan ungkapan bahasa yang melahirkan (a intelectuality language)
itu dalam wadah kesusateraan Minangkabau (pepatah, petatah, petitih, bidal,
langgam, mamangan, kiasan, pantun, sajak, syair, dendang yang pada
hakikatnya adalah *tau dibayang kato sampai*).

Penjiwaan dari kehidupan keseharian masyarakat Minangkabau, terasa sangat
ada pemesraan (asimilasi) antara Bahasa dan Kepercayaan masyarakat
Minangkabau itu.
Perasaan itu terbawa ke mana sahaja. Ada di Ranah, dan terpakai pula di
Rantau.
*Di mana bumi dipijak di sana adat dipakai.

*Kaidah hidup ini, sesungguhnya suatu keniscayaan belaka,
yang lahir daripada keyakinan yang di anut oleh generasi Minangkabau di
mana-mana sahaja.
Keyakinan itu adalah Islam.
Kata kepercayaan yang berarti pendapatm iktikad, kepastian dan keyakinan.
Walaupun tidak dapat dinafikan bahwa antara *keyakinan* dan
*kepercayaan*itu ada perbedaan semantika etimologi, di mana
kepercayaan dimaknai sebagai
kebenaran yang diperoleh pikiran, sementara keyakinan adalah kebenaran wahyu
yakni kekuasaan Khaliq *nan bana tagak sendirinyo*.

Maka dalam kaitan ini, kepercayaan bermula pada tingkat penerimaan dari ilmu
pengetahuan.
Di samping itu, keyakinan berada pada taraf intensitas dari kepercayaan.
Lebih jauh dapat disikapi bahwa keyakinan telah meminta keharusan untuk
melakukan aktiviti, sedang kepercayaan sahaja belum mumpunyai keharusan
untuk itu.
Sementara kepercayaan seseorang kepada hal-hal yang berada di luar dirinya,
di luar penghayatan lahiriyahnya, dapat diyakini menjadi suatu keadaan
(materi) yang akan mempengaruhi kiehidupannya.

Ini yang Buya maksud dengan kepercayaan yang berasimilasi (pemesraan) ---
sebagai lawan dari infiltrasi (pemaksaan) --- dengan bahasa dalam
kesusasteraan Minangkabau.
Pemesraan antara bahasa dan kepercayaan ini, telah memperkaya kesusasteraan
Minangkabau, terutama kesusateraan lama atau khazanah lisannya.
Karena itu bahasa tutur di Minangkabau menjadi salah satu kekayaan
kesusasteraan yang melengkapi kebudayaan Minangkabau, yang pada masa-masa
ini makin berkurang diminati oleh etnis Minangkabau itu sendiri.

Buya berpendapat, di sini akan berpunca kemerosotan pemahaman tentang
kearifan, kebijaksanaan,
dan bahkan hilangnya kepatutan di dalam bertutur kata yang baik, bagi
generasi MKinangkabau kini, apalagi pada masa mendatang.
Karena Buya melihat, bahwa kesusasteraan Minangkabau sesunguhnya mempunyai
pengertian yang dalam, yaitu *"hasil bahasa Minangkabau yang indah".*

Maaf agak panjang. Insya Allah sesudah ini Buya sambung pula.

Wassalam

Buya HMA


Pada 2 Maret 2009 16:18, Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com> menulis:

> Pak Jamaluddin yth.
> Memang pemaknaan 'kato' dalam tradisi lisan masyarakat Minang merupakan
> akumulasi pengalaman hidup dan spiritualitas yang di'tatah' dan di'titi'
> sebagai bentuk kesepahaman masyarakat. Karena itu tuahnyo sakato dan
> cilakonyo basilang; dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi.
> Berbeda dengan Bahasa Arab yang cenderung lugas dan apa adanya, sehingga Al
> Qur-an diturunkan ke dalam bahasa itu, untuk kebutuhan pemahaman yang lebih
> universal.
>
> Wassalam,
> -datuk endang
>
> --- On *Mon, 3/2/09, jamaludin mohyiddin <jmohyid...@yahoo.com>* wrote:
>
> From: jamaludin mohyiddin <jmohyid...@yahoo.com>
> Subject: [...@ntau-net] Re: Terima Kasih Buya.
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Date: Monday, March 2, 2009, 8:38 PM
>
>
>      Assalamu alaikum warahmatulLahi wabarokatuhu,
>
> Yang di muliakan Buya Mas'eod, angku angku dan dunsanak yang hambo
> muliakan,
>
> Saya betul betul tertarik perbincangan ini bersekitarkan peranan bahasa dan
> persuratan Bahasa Minang asli lama. Buya menyuarakan peranan kata dalam
> berbahasa masyarakat Minang. Nampaknya, dan ini hanya telahan saya kerna
> yang masih "hijau" dan belum begitu arif dalam penguasan kesusasteraan
> dan ilmu persuratan Minang asli lama,  jiwa dan intellectuality Bahasa
> Minang asli boleh di perkirakan sebagai bahasa bertammaddun/ a
> civilizational language. Kejiwaan dan intellectuality Bahasa Minang sudah
> mencapai tahap berfilsafah tinggi bisa membicarakan soal ketuhanan.
> Kalau lah ini yang sebenarnya terjadi dalam sejarah bahasa dan
> persuratan Bahasa Minang, ma'nanya setanding dengan peranan kejiwaan dan
> intellecuality Bahasa dan kesusasteraan di Semananjung Arab/ Jazirah Al
> Arabiyyah. Kedatangan Al-Qur'an ul Karim telah mengikat kukuhkan/
> qur'anization Bahasa Arab mampu di jadikan sebagai bahasa perantaraan dan
> berfilsafah seterusnya menjadi satu bahasa yang menampung kegiatan dan
> mencerminkan tauhidic intellectuality Bahasa Arab itu.
>
> Di sini saya hanya menduga duga sahaja bahwa tapak intellectuality tinggi
> sudah ada dan kukuh dalam bahasa persuratan dan kesusasteraan Minang asli
> lama. Daya intellectuality tinggi Bahasa Minang di perlengkapkan dan di
> "sempurnakan" oleh Islam. Ketibaan Islam telah meningkatkan tauhidic
> intellectuality Bhasa Minang asli. Di sini, sekali lagi, saya hanya menduga
> bahwa kemungkinan besar terjadi ialah "kelengkapan", "kesempurnaan" dan
> keilmiyyahan Bahasa persuratan dan kesusteraan Minang klasik boleh di lihat
> dalam Bahasa tulisan Minang Jawi itu sendiri. Yakni,  Bahasa Minang yang
> telah di ilmiyyahkan hingga mampu membicarakan soal ketuhanan. Keilmiyyahan
> Bahasa Minang terwujud kerna pengIslaman bahasa dengan "peng-qur'anan "
> "kata" dalam Bahasa Minang, sebagai mana yang telah terjadi dalam Bahasa
> Arab.
>
> PenIslaman bahasa ini tidak menafikan dasar ilimiyyahnya Bahasa Minang asli
> lama. Malahan yang terjadi ialah sebaliknya. Kehandalan "Kata" dalam Bahasa
> Minang di perkukuhkan dengan menjadikan nya satu bahasa yang
> berintellectuality tinggi mencerminkan Tasawwur Islami/ Islamic worldview.
> Menjunjung tinggikan lagi intellectuality dan modernity Bahasa
> Minang. Ketinggian keilmiyyahan Bahsa Minang terletak dalam mengunakan
> tulisan Jawi tersebut.
>
> Berdasarkan tela'ah saya ini, saya kira masyarakat Minang dahulu, sebelum
> kedatangan Islam, telah mempunyai satu bahasa yang telah mampu di jadikan
> satu landasan berbudaya ilmiyyah/ intellectual culture. Bisa menampung
> kegiatan aqliyyah tinggi. Kedatangan Islam dan dengan pengukuhan Bahasa
> Minang dan kegiatan bersastera berdasrakan tulisan Jawi telah meningkatkan
> lagi tauhidic intellectulity dan modernity berfikir di kalangan anggota
> masyarakatnya.
>
> Pusaka kazanah Bahasa tinggi ini patut dipertahankan. Penyuburannya harus
> di pertingkatkan. Pemodenan Bahasanya mesti mencerminkan keilmiyyahan tinggi
> dan tauhidic intellectuality bahasa itu. Pengsekularan bahasa, terutama
> kedalam batang tubuh Bahasa tersebut mesti di handarkan jauh jauh.
> Pengangkatan keMinangan murni patut bermula dari pengangkatan Bahasa ibunda
> tersebut. Pendaulatan Bahasa Minang akan meningkat maru'ah bangsanya, insya'
> Allah.
>
> Diatas hanya secebis pandangan yang melayang pabila mengikuti perbahasan
> angku angku sekalian. Pandangan awalan ini mempunyai banyak kelemahan.
> Pembetulaan amat di perlukan.
>
> Sebagai orang baru mengenal Dunia Minang saya dahulukan memohon ma'af.
>
>
>
> --- On *Mon, 3/2/09, Masoed Abidin <masoedabi...@yahoo.com>* wrote:
>
>
>
>
>
> >
>


-- 
Allahumma inna nas-aluka ridhaa-ka wa al-jannah, wa na'uudzu bika min
sakhati-ka wa an-naar
Allahumma ghfir-lana dzunubana, wa li ikhwanina, wa sabaquuna bil-imaan,wa
laa taj'al fii qulubinaa ghillan lil-ladzina aamanuu Rabbana innaka
ghafuurun rahiim.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke