Singgah steeek!!!
Saya setuju pembangunan pariwisata di kembangkan lagi di sumbar.
Karna memang daerah kita adalah daerah yang sangat memungkinkan untuk di 
kembvangkan pariwisatanya. Baik di darat maupun di laut!
Namun saya lebih setuju yang membangun pariwisata bukanlah orang2 yang 
menjadikan finantial menjadi raja nya!!
Mari sebelum membangun pariwisata kita duduk secara bersama, pariwisata seperti 
apa yang mau kita bangun. Sistem seperti apa yang kita ciptak dan siapa yang 
akan menimplementasikan sistem tersebut!!
Semoga kita menjadi pembangun negeri yang bermanfaaat bagi anak kemenakan di 
kemudian hari!
Wassalam 
Alzaber

--- Pada Kam, 19/3/09, andikogmail <andi.ko...@gmail.com> menulis:


Dari: andikogmail <andi.ko...@gmail.com>
Topik: [...@ntau-net] Re: MARI KITA HATI-HATI dan TELITI Bagian Satu
Kepada: RantauNet@googlegroups.com
Tanggal: Kamis, 19 Maret, 2009, 12:33 PM



Sato saketek

Mungkin apa yang disampaikan oleh sanak Ricky dibawah lebih baik ditanggapi 
dengan pengembangan sistem dan konsep pariwisata yang lebih baik untuk 
Minangkabau dengan mengambil pelajaran dari apa yang baik dan apa yang buruk di 
daerah lain. Apapun yang dilakukan tentu akan mempunyai dampak, baik positif 
ataupun negatif. tapi semua itu tentu akan mambuek kito sebagai urang 
minangkabau akan lebih hati-hati dan perencanaan serta sisitemnyo akan lebih 
baik. Ambo yakin Pak Nofrin telah memikirkan hal-hal demikian untuk 
menghasilkan konsep wisata yang lebih baik di Sumbar. Mungkin lebih baik di 
share rencana utuhnyo untuak diagiah masukan dari sidang palanta.

Salam

andiko

----- Original Message -----
From: "Kurnia Chalik" <kurnia.cha...@inpex.co.jp>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Wednesday, March 18, 2009 5:26:13 PM GMT +07:00 Bangkok, Hanoi, Jakarta
Subject: [...@ntau-net] RE: MARI KITA HATI-HATI dan TELITI Bagian Satu


Ass Wr Wb Da Nof dan rekan2 semuanya, 

Menurut hemat saya rasanya kurang bijaksana ya kalau kita terlalu cepat 
memblow-up "dampak2 negatif" dari Pariwisata Bali yang sebetulnya masih 
memerlukan kajian2 lebih jauh dengan data yang lengkap untuk membuktikannya,di 
saat kita semua lagi berusaha untuk memajukan sektor Pariwisata Sumatera 
Barat,yang diharapkan akan dapat menjadi salah satu sumber income daerah. 

Menurut saya masyarakat Bali dengan Masyarakat Minang merupakan dua mansyarakat 
yang sangat berbeda. 

Mungkin akan lebih cocok bila kita mengambil contoh kasus kesuksesan sektor 
Pariwisata di Negara tetangga Malaysia dan Singapore,karena masih satu rumpun 
Melayu dengan orang Minang. 

Wassalam, 
Kurnia Chalik 



-----Original Message----- 
From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf 
Of Y. Napilus 
Sent: Wednesday, March 18, 2009 12:12 AM 
To: RantauNet2 Milis 
Subject: [SPAM] [...@ntau-net] Fw: MARI KITA HATI-HATI dan TELITI Bagian Satu 
(Re: Senyum Ramah Minangkabau - Apakah hanya ini...?) 



FYI. Kita perlebar ruang diskusinya agar lebih menarik dg scope yg mungkin 
lebih beragam. Thanks. 

Salam, 
Nofrins 



----- Forwarded Message ---- 
From: "avenzor...@yahoo.com" <avenzor...@yahoo.com> 
To: w...@googlegroups.com 
Sent: Tuesday, March 17, 2009 3:29:03 PM 
Subject: [West Sumatra Tourism Board] MARI KITA HATI-HATI dan TELITI Bagian 
Satu (Re: Senyum Ramah Minangkabau - Apakah hanya ini...?) 

Dear Pak Nofrin dan Bapak serta Ibu di WSTB, 

1. Apa yg Pak Nofrins sampaikan adalah sesuatu yg sangat esensial dan kita 
perlukan. BANYAK HAL yang masih menjadi PR KITA BERSAMA,... dan BANYAK HAL pula 
yang HARUS KITA TINGKATKAN KUALITAS nya BERSAMA. 

2. Apapun yg terjadi maka saya sangat yakin bhw tidak ada satu pun diantara 
kita yg mau menjadikan Ranah Minang mengalami MALAPETAKA spt BALI, yaitu : 

a. ALAM nya RUSAK, ...silahkan kumpulkan data ttg perubahan tata guna lahan di 
Bali (social and cultural landuse). 

b. ADAT nya BERANTAKAN dan BUDAYA nyaMEMBINGUNGKAN ,....silahkan kumpulkan data 
berapa banyak ADAT ARTIFICIAL yg dimunculkan utk dijual ke turis.....dan dlm 
konteks budaya maka silahkan cari MAKSIAT apa yg tidak ada di BALI. 

c. IDENTITAS nya telah tergerus nilai PITI pariwisata sehingga bisa dikatakan 
mereka TELAH kehilangan "galur murni"......silahkan diamati dinamika perkawinan 
campur, perpindahan agama dll di Bali. 

d. ORANG BALI ternyata HANYA JADI BURUH di dlm "pesta wisata" di kampung 
halamannya sendiri......silahkan kumpulkan data ttg berapa "capital flight" yg 
terjadi di Bali,....dan silahkan hitung berapa persen dari miliaran dolar 
investasi di Bali yg benar2 dimiliki olh org Bali,....serta silahkan data ttg 
berapa gaji buruh terendah yg harus diterima oleh sekian persen org Bali di dlm 
"pesta wisata" di sana. 

Brgkali sekian dulu utk BAGIAN SATU ini, mudah2 kita punya data yg sama. 
Perspektif ini disampaikan TIDAK UTK MENDISKREDITKAN org BALI, melainkan utk 
berempati atas berbagai malapetaka yg tlh terjadi di sana (sbg pasangan dr 
"pesta wisata" yg telah terjadi 40 thn di "negeri berbudi" tsb. 

Bagian berikutnya akan kami sampaikan dlm sela2 kesibukan kami saat ini di 
SwhLunto. Mhn maaf jika terasa vulgar dan pahit. 

Salam, 
ricky avenzora 



Powered by Telkomsel BlackBerry® 


>From : "Y. Napilus" 
Date : Mon, 16 Mar 2009 09:22:32 -0700 (PDT) 
To : <w...@googlegroups.com> 
Subject : [West Sumatra Tourism Board] Re: Senyum Ramah Minangkabau - Apakah 
hanya ini...? 




Yth. Kawan2 Pemeduli Pariwisata, 

Bgmn pun, munculnya inisiatif "Senyum Ramah Minangkabau" ini, setidaknya sudah 
lumayan dari pada tidak sama sekali...:) Disadari atau tidak, ini merupakan 
"buah" dari sensasi yang kita kembangkan terus menerus sehingga banyak pihak yg 
terdorong akhirnya... Tetapi menyenangkan juga mendengarkan suara para pemimpin 
kita ini agar kita merasa lebih akrab lagi dg beliau-beliau tsb... Disisi lain, 
artinya ini baru untuk kampanye ke internal Sumbar kan....? 

Tapi saya khawatir, "pesannya" agak kurang nyampe kalau hanya melalui Radio 
saja. Jangan setengah-setengah hati lah. Perlu dibackup juga dengan kampanye 
untuk pemahaman lebih jauh berupa poster2, spanduk2, stiker2, t-shirt, 
ceramah2, seminar2, lomba2, kebersihan toilet umum, dll. Top-down harus membuat 
himbauan ke berbagai pihak dan diberbagai segmen. Bahwa dibalik SENYUM dan 
Keramahan TULUS kita itu sebetulnya kita mengharapkan MASUKNYA PITIH, PITIH dan 
PITIIHH... 

Saya sering liat spanduk2 Anti Narkoba bertebaran di Sumbar. Dan itu tidak 
langsung meningkatkan PAD Sumbar. Bgmn kalau kita buat juga spanduk "himbauan" 
ke masyarakat untuk "SADAR WISATA" yang akan mendatangkan "PITIH" dan akan 
meningkatkan PAD Sumbar...? Masak gak ada dananya sih...? Saya masih gak habis 
pikir tuh...? Apa betul kita sudah sadar sepenuhnya bahwa Industri Pariwisata 
ini akan membuat "leap" buat ekonomi kita? Atau baru sebatas pemahaman sampai 
"lip service" saja...? Saya bukan orang Pariwisata, baru sebatas "tukang kodak" 
yg membantu membukakan mata orang lain akan fakta keindahan yang ada di Sumbar. 
Jadi saya sebetulnya belum paham bener apa itu Pariwisata. Nah, apalagi dg 
masyarakat awam kita...? 

Pemahaman yang baru saya tangkap selama 5 tahun bolak balik ke Sumbar, rasanya 
perlu bbrp isu yang harus kita tingkatkan dan sadarkan ke masyarakat. Harus 
diterangkan betul dengan lugas dan gamblang ke mereka. Ini usulan saya sejak 1 
tahun lebih pertama digulirkan di milis RantauNet untuk melengkapi permintaan 
Bang Aim tsb. Semoga ada isu-isunya yang berkenan utk dikembangkan lagi. 
Namanya juga baru sebatas usulan kok...:) 

Usulan satu lagi. Sudah waktunyalah kita menggunakan Tenaga Profesional, 
Ahli-Ahli Konseptor, Ahli2 Marketing, Ahli2 Komunikasi, dll. untuk membuat 
Grand Strategy / Cetak Biru Pariwisata Sumbar. Tidak cukup hanya oleh 
Regulator, Operator dan Konsumen saja yang duduk sama-sama. Sekalipun kita 
sudah pernah babak belur belasan tahun dibisnis ini. 

Kenapa begitu? Ini salah satu alasan saya. Walaupun tidak persis sama, tapi ini 
mungkin bisa jadi contoh sederhana. Pengalaman saya utk implementasi Proyek2 IT 
Sistim Besar Terpadu bertahun-tahun, selalu bermasalah dg para users yg sudah 
belasan tahun bekerja sbg pekerja. Mereka dari berbagai level, sangat menguasai 
pekerjaan sehari-hari mereka. Tetapi selalu kesulitan ketika diminta untuk 
membuatkan dan memetakan Business Processes mereka sendiri. Sehingga bbrp kali 
saya implementasi di bbrp perusahaan dan industri berbeda, selalu pake berbagai 
konsultan yg terpaksa dibayar jutaan dollar utk itu...:( Utk implementasi tahap 
kedua dstrsnya, setelah embrionya dibangun sedemikian rupa, barulah kita 
teruskan sendiri. My point, sebaiknya kita usulkan ke Pemerintah agar 
menyediakan dana khusus utk menggodok ini dg para ahlinya secara lebih serius. 
Kalau gak, ntar gak jadi-jadi. Sehingga kita punya batu pijakan bersama utk 
melangkah ke depan nantinya. Tidak
 tambal sulam dan saling menyalahkan terus sehingga lambat majunya Pariwisata 
Sumbar kita ini... 

Siapa saja yang ahli? Silahkan ditentukan nanti. Visit Musi Year Sumsel dibantu 
dan digodok oleh Hermawan Kertajaya dg IMA (Indonesian Marketing Association) 
nya serta dg merangkul Para Artisnya Tantowi, Helmi, dll. Yogya juga dibantu 
oleh Hermawan dan akhirnya dia dapat gelar Keraton..:) Gempa Yogya aja, bisa 
mereka balik sedemikian rupa oleh "team tak terlihat" yang jago2 komunikasi 
massa..:) Mereka rancang tuh publikasi2 tertentu, ekspose2 terarah, tampilan2 
di TV, dll. secara terpadu. Gorontalo, Jatim, Banten dan bbrp lg, saya denger 
juga pake tenaga2 ahli utk mengkonsep arah Pariwisatanya.. Tolong koreksi kalau 
ada info yg kurang tepat. Saya yakin di milis ini ada Bapak-Bapak yg lebih tahu 
dari saya tentang ini. Mohon dibagi ceritanya buat motivasi kita semua... 

Skl lg, mungkin kita yg berada diluar lingkaran, kadang melihatnya terlalu 
sederhana. Seperti biasa, penonton selalu merasa lebih pintar dari pemain. 
Untuk itu saya mohon maaf sebelumnya. Semoga berkenan. Terima kasih. 

Salam, 
Nofrins 
www.4r5lb.west-sumatra.com 




From: Abdullah Rudolf Smit <arsm...@gmail.com> 
To: wstb <w...@googlegroups.com> 
Sent: Sunday, March 15, 2009 7:47:10 AM 
Subject: [West Sumatra Tourism Board] Senyum Ramah Minangkabau 


Rekan-rekan yth. 

Slogan ini ditujukan pada siapa? Kalau untuk mensosialisasikan 
pariwisata pada masyarakat Sumatera Barat saya rasa bagus karena 
sebagai pendatang yang sudah menetap saya melihat bahwa walau 
masyarakat Minang anggota2nya cantik dan cakep tetapi senyumnya sangat 
sangat kurang dibanding di propinsi lain. 

Tetapi bila ingin menggaet wisatawan mancanegara dan bahkan nusantara 
tapi dari luar Sumbar, slogan ini sama sekali tidak menggigit alias 
tidak akan membuat orang mau datang ke Sumbar untuk melihat pariwisata 
Sumbar. Bikin team donk untuk menggodok Slogan yang tepat - termasuk 
ahli-ahli advertising. 

















      Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke