sumber: http://www.hariansinggalang.co.id/index.php?mod=detail_berita.php&id=855
“Sakik apo mak? (sakit apa buk?),” tanya Wabup kepada Mariati, 32.
“Banyak nan sakik pak. Badan angek-angek dingin, raso kadomom. Kapalo poniang,
kaki ponek-ponek, sagalo pasandian ngilu. Salain dihantam babagai panyakik,
boreh nan kaditanak ndak lo ado, apo lai pitih. Kok lai ibo apak, agialah ambo
pitih tek, untuak pamboli boreh (Banyak yang sakit pak, badan panas dingin,
rasa akan demam. Kepala pening, kaki penat-penat, segala persendian ngilu.
Selain ditimpa berbagai penyakit, beras yang akan dimasak tidak pula ada, apa
lagi uang. Jika bapak merasa iba, berilah saya uang sedikit, untuk pembeli
beras,”) kata sang ibu kepada Wabup sambil berharap.
Mendengar penuturan Mariati, sepertinya ada keinginan Wabup untuk memberi
bantuan, namun hal itu tidak mungkin dilakukan, karena situasi dan kondisi yang
tidak memungkinkan. Sebab masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan dan obat
gratis di Pustu Tanjung Kaliang, jumlahnya tidak puluhan, tapi ratusan orang.
Lain dialog Wabup, lain lagi dialog seorang caleg DPRD Sumbar yang hadir dalam
rombongan itu.
“La sudah baubek mak? (telah selesai berobat buk?),” tanyanya kepada Mainar, 34.
“Ala pak...(sudah pak..),” jawab sang ibu.
“Apo nan sakik mak? (apa yang sakit buk?) tanya caleg lagi.
“Badan agak domom saketek pak (badan agak demam sedikit pak), jelas Mainar.
“Tanggal sambilan April nan katibo, lai tau amak, apo nan akan dilakukan di
seluruh Indonesia? (tanggal 9 April mendatang, taukah ibuk apa yang akan
dilakukan di seluruh Indopnesia?),” tanya si caleg mulai menjual galenya.
“Tau, kecek urang pemilihan umum (tau, kata orang pemilihan umum),” jawab sang
ibuk
“Dalam pemilihan umum tu, lah ado caleg nan ka amak piliah? (dalam pemilihan
umum itu, sudah ada caleg yang akan ibuk pilih?),” kejar sang caleg.
“Alun lai do, ndak tantu diawak caleg-caleg tu do, (belum ada, saya tidak tau
dengan caleg-caleg itu),” kata Mainar jujur.
“Kok baitu, ko kartu namo dek amak ciek-a, piliahlah dek amak namo dalam kartu
ko pado Pemilu 9 April nan katibo, (jika demikian, ini kartu nama untuk ibuk,
pilihlah oleh ibuk nama dalam kartu ini pada Pemilu 9 April mendatang),” kata
sang caleg sambil menyodorkan kartu namanya.
“Eh, kok kartu caleg nan diagiaan ka awak, bialah indak. Tapi kok pitih lai
amua wak, (Eh, jika kartu caleg yang diberikan kepada saya, biarlah tidak, tapi
jika uang saya mau),” jelas Mainar spontan.
Mendengar dialog caleg dengan Mainar yang cukup menggelikan itu, seorang kepala
dinas yang turutserta dalam rombongan Wabup, ikut bicara.
“Berarti bagi ibuk, kartu caleg no, pitih yes,”.
Zulkarnain Kahar 50+th barumah di JKT, bakampuang ka Maninjau, basuku Malayu,
bakureh dima diparalukan urang.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
