Dear Pak Saaf, Datuak Bagindo, MakNgah, dan Dunsanak RN Yang Mulia,
 
1. Terima kasih banyak atas pencerahan yang Bpk, Datuak, dan MakNgah berikan.
 
 2. Saya tidak mengelak atau berkilah atas pola tulisan saya yg memang bisa 
menimbulkan kesan "thought provoking" seperti yang Pak Saaf sebutkan, .....saya 
sadar bhw belum tentu ada manfaat dari pola tersebut...... tapi saya yakin 
mudah2an pola tersebut bisa memperkaya cara kita berdiskusi di RN ini. 
 
3.   Tentang menulis buku, maka saya sadar bhw saya belum mempunyai kapasitas 
utk melakukan itu (setidaknya saat ini), ......namun perihal sebagai tenaga 
baru utk bisa berkontribusi dalam membangun ABS-SBK adalah INSYA ALLAH akan 
saya lakukan. Meskipun saya tergolong TIDAK PAHAM akan ADAT MINANG barangkali 
setidaknya tenaga saya bisa terpakai untuk "mengawasi" tukang ketik draft 
dokumen ABS-SBK.  
 
4. Sekali lagi terima kasih atas pencerahan yang telah diberikan pada saya atas 
topik diskusi ini, dan sekali lagi saya mohon maaf atas semua kekeliruan yang 
ada.
 
 
Salam,
r.a. 

--- On Thu, 3/26/09, Dr.Saafroedin BAHAR <saaf10...@yahoo.com> wrote:

From: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf10...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: MENGUBAH ADAT ISTIADAT (Kasus "Punah, etc")
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Thursday, March 26, 2009, 8:57 PM







Inyiak Sunguik, Sanak R.A, dan para sanak sa palanta,
Syukur Alhamdulillah wacana tentang Adat dan Agama --- [ABS SBK} -- ini sudah 
bergulir kembali, kini dengan kehadiran tenaga baru yang potensial, yaitu Sanak 
R.A, yang berusaha menggelitik kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang 'thought 
provoking'.
Saya sarankan agar wacana ini diteruskan sampai ke ujung, apalagi rumusan Tim 
Perumus yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah Sumatera Barat setelah menghimpun 
seluruh masukan sudah mulai merumuskan kembali draft lanjutan dari ABS SBK 
tersebut.
Besar manfaatnya jika pandangan dan pertanyaan Sanak RA -- selain dibahas 
[kembali] di RN ini -- juga disumbangkan ke Tim Perumus ABS SBK tersebut, 
Atau, lebih baik lagi, jika Sanak R.A. menulis sebuah buku yang secara 
komprehensif membahas substansi yang amat penting bagi kita suku bangsa 
Minangkabau ini, untuk dapat kita tekuni.
Seperti sering saya tulis, saya bukan ahli adat dan juga bukan ahli syarak. 
Keahlian saya terletak di bidang lain, katakanlah dalam ilmu pemerintahan  dan 
politik. Dalam masalah berminang-minang, saya hanya seorang pemeduli, dan 
sebagai pemeduli, saya sekedarnya menjadi pengeritik, dalam hal yang amat 
terbatas tetapi juga amat mendasar.
Mengenai masalah yang selebihnya saya persilakan yang lebih ahli untuk 
merenung, menulis, dan jika mungkin untuk memperbaiki.
Hanya jika memang keminangan kita itu sedemikian sempurnanya, kok keadaan 
nyatanya begitu-begitu saja ? Bersama dengan Prof Amri Marzali, saya menengarai 
demikian banyak kontradiksi dan paradoks dalam adat Minangkabau, mungkin karena 
ketidakfahaman saya. 
Jadi, go on, Sanak RA, Sanak teruskanlah perjalanan panjang wacana ini di titik 
dimana saya akan berhenti. Saya doakan Sanak berhasil.
Dalam bidang perlindungan hak masyarakat hukum adat, saya akan melanjutkan 
kegiatan saya dalam konteks Setnas MHA.  Titik-titik terang sudah mulai 
kelihatan. Tolong didoakan.


 
Wassalam,
Saafroedin Bahar
(L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo; Lagan, Kampuang Dalam, 
Pariaman.)
"Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka Mamak" 
Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com;

saafroedin.ba...@rantaunet.org


--- On Thu, 3/26/09, sjamsir_sjarif <hamboc...@yahoo.com> wrote:

From: sjamsir_sjarif <hamboc...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] MENGUBAH ADAT ISTIADAT (Kasus "Punah, etc")
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thursday, March 26, 2009, 7:33 PM


Maa Angku Ricky Avenzora sarato Rang Lapau nan Basamo,

Sanang kami manyimak jo maranuangkan apo nan Angku katangahkan dalam 
kaik-bakaiknyo Adat Minangkabau jo Agamo Islam sapanjang maso nan kito 
katahui.  Kaik-bakaik ko bukanlah hal baru, namun dalam konvolusinyo gejala 
Adat Minangkabau tetap berkembang dalam menghadapi kekuatan-kekuatan luar 
(eternal forces) .  Indak paralu kito taguluik-guluik basikareh mangubah adat 
dengan mamasokan atau manarimo pangaruah lua ko. 

Datuak Parpatiah nan Sabatang lah mambarikan hint dalam nasehatnyo:
"Takuik di Adat ka tagiliang, turuikkan putaran roda." 

Samantaro tu dalam Khasanah Pantun-pantun, dapek pulo kito danga:

Ramo-ramo Si Kumbang  Jati,
Katik Endah pulang bakudo.
Patah tumbuah hilang baganti,
Adat Lamo dikana juo.

Parubahan ko selalu bajalan sendirinyo dalam involusi budaya nan bukanlah 
baru.  Dangalah antaro lain-lain Lirik Siti Nurhaliza dalam Kaparinyo:

 
Semenjak Lembah bertambah dalam 
Nampaknya Gunung tinggi bertuah 
Semenjak Sejarah Hawa dan AdamAlam Terkembang berubah-ubah 


http://www.youtube.com/watch?v=swHrnux-jhE&feature=related 


Salam, 
--MakNgah 
Sjamsir Sjarif



... --- In rantau...@yahoogroups.com, ricky avenzora <avenzor...@...> wrote:
>
> Dear Pak Saaf dan Dunsanak RN Yang Mulia,
> 
> 1. Saya telah membaca beulang-ulang reply Bapak, dan merenung-renungkan pesan 
> dan makna yang ingin Bapak transformasikan kepada kita semua (melalui diskusi 
> kita berdua). Dlm perenungan, saya seperti harus memilih dua jalan, yaitu 
> MENGHENTIKAN DISKUSI ini, atau MENERUSKAN nya. 
> 
> Gerak hati untuk berhenti diskusi muncul karena mencuatnya terminilogi 
> "kalah-menang", ...sedangkan  gerak hati untuk meneruskan nya muncul karena 
> tiba2 dalam hati muncul kalimat "Kemanakan barajo ke Mamak, ...Mamak barajo 
> ka Pangulu, ....Pangulu barajo ka mufakat........mufakat barajo ka yang 
> bana,.....dan yang bana badiri sendiri nyo".
> 
> 2.  Dengan keyakinan bahwa kita semua BERPUTIH HATI,.....bahwa tidak ada 
> satupun diantara kita di RN ini yg bermaksud saling memojokan, mencari KALAH
> atau mencari MENANG,......dan dengan keyakinan hati bahwa Pak Saaf adalah 
> orang tua kami tempat kami bertanya dan mencari jawab,.....dengan keyakinan 
> bahwa Pak Saaf adalah  berada pada posisi seperti kata pepatah dunia BIG 
> PORTIONS FOR BGI SERVES,......dan mencermati tulisan Bpk di RN ini yang 
> selalu berpola untuk keperluan yang besar dan luas, ............maka saya 
> sangat yakin bahwa Bpk tidak akan pernah merasa lelah dan sia-sia untuk 
> mengulang semua pembicaraan yang pernah ada ttg "penyeusian adat" ini bagi 
> kami yang baru bergabung di RN ini (karena saya yakin bahwa Bapak sangat tahu 
> bahwa itulah beda antara ADAT dan BUDAYA................ADAT ibarat tak 
> lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan.....sedangkan BUDAYA selalu 
> berjalan mengikuti jaman dan "bisa" berganti seperti berlalunya 
> hari),.........untuk itu.......mohon ijinkan saya  memberanikan diri untuk 
> MENERUSKAN diskusi ini. 
> 
> 3.  Saya juga telah mengulang membaca tulisan yang saya
> postingkan,.....mencermatinya dan merasakannya,........rasanya TIDAK ADA 
> satupun frase yang ada saya tujukan secara personal atau kelompok. 
> Persepektif saya tuangkan dalam ULASAN ttg KEJADIAN UMUM. Dengan demikian, 
> saya tidak mengatakan bahwa Bapak (dan/atau kawan2) adalah yg minoritas atau 
> yg tergolong "me-oriented". Istilah "me-oriented" saya cuatkan adalah untuk 
> membedakan antara kepentingan pribadi/keluarga/kelompok yang kecil dengan 
> kepentingan 
> bersuku/berbangsa/bernegara.
> 
> 4. Jika diletakan dalam perspektif kepentingan pribadi/keluarga/kelompok 
> kecil, maka secara SEPINTAS saya juga menemukan bahwa banyak hal yang "BISA 
> TERASA" kurang adil, merugikan dan bahkan menyakitkan. Tapi, jika diletakan 
> dalam konstelasi suku/bangsa/negara, maka saya TETAP BERKESIMPULAN bahwa ADAT 
> MINANG adalah Adat yang SANGAT KOMPREHENSIF, ADAT yg SANGAT TELITI, SANGAT 
> CERDAS, SANGAT EFISIEN, ADAT yang SANGAT AKTUAL dan FAKTUAL untuk jangka 
> pendek hingga akhir zaman untuk menjaga EKSISTENSI dan SUSTAINABILITAS anak 
> cucu Minang serta memperbesar tata kekerabatan tanpa harus menghadapi ancaman 
> atas wilayah TERITORI ASAL. 
> 
> Dalam kebodohan saya mempelajari dan memaknai berbagai perjalanan hidup 
> selama ini, maka saya kembali memberanikan diri utk mengatakan bahwa ADAT 
> MINANG adalah ADAT TERBAIK yang ada di muka bumi saat ini,.....dan bisa 
> (bahkan harus) MENJADI CONTOH membangun DEMOKRASI, EKONOMI, PERTAHANAN DAN 
> KEAMANAN bangsa dan negara, dan paradigma PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN yang 
> sedang semarak dibicarakan dan digaungkan oleh seisi dunia saat ini. 
> Sedangkan dalam konteks ISLAM, maka saya juga memberanikan diri untuk 
> menyatakan bahwa ADAT MINANG adalah adat manusia yang PALING SESUAI DENGAN 
> AJARAN ISLAM. 
> 
> 5. Semua "PUJIAN" thd adat Minang tersebut adalah saya ungkapkan dalam 
> konteks pembicaraan dgn platform TATANAN ADAT,......sedangkan berbagai 
> kelemahan pelaksanaan yang ada selama ini (spt yg sudah banyak kita cuatkan) 
> adalah saya anggap sebagai BIAS, ......yaitu penyimpangan yang terjadi (sbg 
> hal yang LUMRAH dan terjadi DIMANA MANA) karena adanya interest yang 
> berbeda-beda, karena adanya ketimpangan informasi, karena adanya pemahaman 
> yang berbeda-beda, ....dan karena adanya dinamika "external threat" (yg salah 
> satunya BISA BERSUMBER dari proses "brain washing" melalui  bahan rujukan 
> yang ditulis oleh seseorang bukan orang Minang). 
> 
> Semua BIAS tersebut adalah TIDAK HANYA DIALAMI oleh ADAT MINANG, tetapi oleh 
> semua ADAT yang ada di dunia saat ini. Saya sangat yakin bhw Pak Saaf adalah 
> SALAH SEORANG AHLI  yang selalu mengikuti dinamika POLITIK 50 TAHUNAN dan 
> POLITIK 100 TAHUNAN DUNIA. Oleh karena itulah, maka pada posting terdahulu 
> saya mencuatkan isu tentang adanya RAHASIA ADAT (dlm pelaksanaannya 
> ....biasanya hanya dibisikan oleh Mamak kepada Kemanakan),......dan semua 
> ADAT DI DUNIA  (di Indonesia, ....sdgkan utk dunia plz baca sebagai politik 
> peradaban suatu bangsa) juga adalah mempunyai RAHASIA ADAT. Sebagai contoh di 
> Indonesia, ADAT SANDA PITUNA di TORAJA (sebagai salah satu adat yg masih 
> dianggap bulat, ternyata dibisikan oleh salah seorang PUANG di sana kepada 
> saya bhw sesungguhnya adalah bertatanan 4 x 7777777). 
>  
> 6.  Saya sangat yakin bhw Pak Saafg adalah dalam BERGURAU untuk mencuatkan 
> perlunya "ANGKET",......karena saya yakin bhw Pak Saaf adalah salah seorang 
> orang tua kami yang menjadi saksi hidup tentang kerugian Indonesia atas 
> hilangnya TIMTIM. 
> 
> 7.  Mengenai pepatah "sakali aia gadang, sakali tapian berubah", saya fikir 
> bukanlah sebagai "arahan" untuk menyesuaikan adat dengan perkembangan jaman, 
> melainkan adalah sebagai "rambu-rambu kehidupan" agar jangan sampai negeri 
> kita dilanda oleh AIA GADANG, karena kalau hal itu terjadi pasti akan 
> mengubah tatanan negeri. Untuk itu, maka saya sangat yakin bahwa Pak Saaf 
> akan setuju dengan selalu membuka ruang bertanya, diskusi dan belajar bagi 
> siapapun dan kapanpun dengan tujuan agar kami-kami ini sebagai anak-kemanakan 
> dan generasi penerus bisa ikut berpartisipasi dalam menjaga agar TIDAK 
> TERJADI AIA GADANG YANG MENGUBAH TEPIAN di negeri kita. 
> 
> 8.  Berkaitan dengan gagasan saya utk melaksanakan ADAT MINANG secara KAFFAH, 
> maka adalah bukan berarti saya merendahkan AGAMA ISLAM, ....bahkan 
> sebaliknya.....saya sangat MENJUNJUNG TINGGI ISLAM. Dalam pltaform tesis-anti 
> tesis,.........jika kita meletakan ISLAM ke dalam ADAT maka akan muncul 
> perspektif bahwa ADAT LEBIH BESAR dari ISLAM,.....jika sebaliknya kita 
> meletakkan ADAT ke dalam ISLAM maka akan timbul perspektif bahwa ISLAM TIDAK 
> KOMPREHENSIF. 
> 
> 9. Dalam kebodohan saya mempunyai informasi,....tahu dan mengetahui,.... 
> memaknai, dan memahami tentang ADAT MINANG dan AGAMA ISLAM,....maka saya 
> menemukan bahwa ADAT MINANG dan AGAMA ISLAM adalah ibarat ALAM AKAL dan ALAM 
> QALBI dalam diri seorang manusia,..........jika alam akal tidak diterangi 
> oleh alam qalbi maka AKAL AKAN SESAT,.....sedangkan jika alam qalbi tidak 
> dituntun oleh alam akal maka QALBI AKAN MATI.......yaitu minimal mati dalam 
> arti berada pada kondisi "serendah-rendahnya iman" karena tidak ada satupun 
> wujud nyata dari iman yang dimiliki untuk membuktikan RAHMAN dan RAHIM nya 
> ALLAH di muka bumi.  
> 
> Dengan demikian, .....pada tataran telaah yang SAMA dalamnya (kedalaman yang 
> sama ketika menelaah adat dan menelaah agama).....maka saya berkesimpulan 
> bahwa ADAT MINANG DAN AGAMA ISLAM adalah TIDAK BERTENTANGAN, melainkan saling 
> kait berkait ibarat sepasang rel kereta api,....yang sama kuatnya antara rel 
> kiri dan rel kanan,....sama lurusnya,....sama datarnya,.....terikat kuat satu 
> sama lain untuk membawa lokomotif  RAHMAN dan RAHIM serta sepanjang apapun 
> gerbong hidup dan kehidupan yang ada dibelakangnya untuk LURUS menuju 
> berbagai tujuan perjalanan hidup yang bersifat sementara dan untuk LURUS 
> menuju tujuan hidup yang terakhir yaitu mencari jawaban SIAPA DIRI KU, DARI 
> MANA AKU BERASAL, APA TUGASKU DIMUKA BUMI, KEMANA AKU HARUS KEMBALI, dan 
> KAPAN AKU HARUS KEMBALI. 
> 
> 10. Saya sama sekali tidak anti akan pemikiran untuk "melengkapi" atau 
> "menyempurnakan" atau bahkan untuk "mengubah" nya sekalipun, ......namun 
> demikian berbagai perspektif yang saya sampaikan selama ini sengaja saya 
> cuatkan hanyalah semata-mata agar kita semua tidak tergolong yang 
> tergopoh-gopoh,.....tidak tergolong yang cepat berlelah,....dan tidak 
> tergolong yang sia-sia dalam membangun sesuatu yang berguna bagi 
> anak/kemanakan cucu kita semua. Jika kita memang sepakat utk "mengubahnya" 
> sekalipun, maka saya akan ikut bersama......biarlah usaha kita utk mengubah 
> itu akan diuji oleh pepatah YANG BANA BADIRI SANDIRI nyo......namun demikian 
> jika kita hanya akan "mengubah" sebagaan-sebagain saja (seperti kasus 
> punah,...atau pernyataan Bu Hifni ttg harta pusaka tinggi diperlakukan 
> sebagai wakaf) maka saya TIDAK BISA MEMBAYANG KEHANCURAN apa yang akan 
> terjadi.
> 
> 10. Sebagai penutup,.....saya mohon maaf jika telah terlalu serius utk 
> berdiskusi,....juga mohon maaf jika ada pilihan kata dan kalimat yang 
> salah,....dan juga mohon di beri PENCERAHAN jika ada pengetahuan dan 
> pemahaman saya yang salah. Saya hanya bermaksud utk belajar.......agar tidak 
> melintang patah....agar tidak mambujua lalu,....melainkan agar tetap bisa 
> berdiri lurus ke atas ditengah derasnya arus yang melanda kehidupan di rantau 
> urang. 
> 
> Salam,
> r.a.
> 
> 
------> 





      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke