Maaf, batanyo pulo saketek. Kalau nan baso (doi darek), bajapuik jo karih nan sabatang, bugih (kain sarung bugih) nan sakabuang.
Wasalam HH. ________________________________ From: Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Monday, April 6, 2009 10:20:46 PM Subject: [...@ntau-net] Re: Tradisi uang jemputan bukanlah adat minangkabau.... Assalamualaikum ww Maaf sato pulo ambo sakaciak Umumnya kita2 yang awam masalah ini menyamakan saja antara “Uang Japutan” dengan “Uang Hilang” dan bahwa tidak semua kita orang Pariaman ngerti tentang ini bahkan justeru adalah Mak Syamsir Alam yang bukan “Ughang Piaman” lah yang telah menjelaskan dengan tepat dan lugas bahwa yang hangat kita diskusikan itu sebenarnya malah bukan pada lingkup uang jemputan tetapi sebenarnya adalah masuk kedalam ranah “Uang Hilang” dan “Uang Dapua” atau “Uang Asok” yang uang ini benar hilang atawa tidak bakalan dikembalikan kepada fihak keluarga anak daro Pada awalnya uang jemputan ini berlaku bagi calon menantu yang hanya bergelar Sutan, Bagindo dan Sidi dimana ketiga gelar ini diwariskan menurut nasab atau garis keturunan ayah atau patriachat Dengan demikian di Pariaman berlaku 2 macam gelar yang satu gelar dari ayah dan yang satu lagi gelar dari mamak, hanya saja gelar dari mamak yang terpakai hanya gelar Datuak dan gelar Malin saja, misalnya dapat kita contohkan pada mamak kita Harun Zein (mantan mentri dan gubernur Sumbar) beliau mendapat gelar Sidi dari ayah dan mendapat gelar Datuak Sinaro dari mamak hingga lengkapnya beliau bergelar Prof. Drs. Sidi Harun Alrasyid Zein Datuak Sinaro (dari persukuan Piliang) Lantas siapakah mereka pemegang gelar yang 3 itu? Gelar Sutan dipakaikan kepada mereka2 yang bernasab kepada petinggi atau bangsawan Istano Pagaruyuang yang ditugaskan sebagai wakil raja di Rantau Pasisia Piaman Laweh (ingat konsep luhak dibari ba-pangulu, rantau dibari ba-rajo) seperti Rajo Nan Tongga di Kampuang Gadang Pariaman, Rajo Rangkayo Basa 2x11 6 Lingkuang di Pakandangan, Rajo Sutan Sailan VII Koto Sungai Sariak di Ampalu, Rahjo Rangkayo Ganto Suaro Kampuang Dalam, Rajo Tiku di Tiku dll Gelar Bagindo dipakaikan kepada mereka2 yang bernasab kepada petinggi2 Aceh yang bertugas didaerah Pariaman semasa daerah ini dikuasai Aceh dizaman kejayaan Sultan Iskandar Muda Gelar Sidi diberikan kepada mereka2 yang bernasab kepada ulama (syayyid) penyebar agama Islam didaerah Pariaman Pemakaian gelar tunggal ini langsung di-ikuti dengan nama misal Sutan Arman Bahar atau Bagindo Arman Bahar atau Sidi Arman Bahar sedangkan gelar dari mamak yang bukan gelar datuak yang di-ikuti sesudah nama seperti Sutan Sinaro, Sutan Batuah, Sutan Sati tidak lazim dipakai di Pariaman kecuali gelar malin seperti Arman Bahar Malin Bandaro ada juga terpakai Bak kecek mamak juo go eh, tabu manih ka-pucuak aratinyo banyak adat Minang nan bapagang taguah di Pariaman samantaro di Luhak nan 3 tidak menjadi fokus bana lai salah satunyo adat nan mangatokan “rumah gadang ka-tirisan, gadih gadang indak balaki dan maik tabujua ditangah rumah mako indak kayu janjang dikapiang indak ameh bungkah di-asah, maka nan manonjol di Pariaman adalah isu “Gadih Gadang Indak Balaki” sehingga mamak2 orang Pariaman sangat konsern untuk masalah yang satu ini Karena saya berbako ka-Luhak Agam banyak saya jumpai kasus Gadih gadang indak balaki (perawan tua) disini pada hal mereka punya mamak lengkap hal mana tidak kita jumpai di Pariaman Saking pedulinya mamak orang Pariaman terhadap isu gadih gadang indak balaki ini sesuai teori ekonomi demand curve menaik se-iring meningkatnya tingkat permintaan hingga pada suatu saat terjadi penurunan tingkat suplai anak bujang mapan dan merusak titik ekuilibrium dan memunculkan kolusi aratinyo fihak keluarga anak daro siap bayar berapa saja asal anak gadihnyo lai dapek laki Dari sinilah munculnya Uang Hilang yang dalam prakteknya sama2 dijalankan dengan uang jemputan dimana uang jemputan ini akan dikembalikan kepada keluarga Anak Daro dalam nilai yang lebih apa lagi inikan menyangkut gensi keluarga marapulai itu sendiri Karena dalam prakteknya uang hilang dan uang jemputan dilakukan sejalan maka yang dapat nama adalah “UANG JEMPUTAN” padahal nan punyo ulah kanUANG HILANG atau sebutan lain seperti uang dapua atau uang asok Soal ada yang bilang ini berasal dari adat tradisi urang India, sebenarnya tidak juga sih, karena kalau disebut India lha, India yang mana kan India itu juga beragam seperti kita yang Hindunesia ini ado India Hindu atau India Bombai yang kulitnya putih adopulo India nan kaliang India Hindu yang kulit putih ini kayaknya tidak pernah sampai ke Pariaman tapi India Benggala alias India Kaliang iyo ado masuak Pariaman buktinya ado Kampuang Kaliang disamping Kampuang Cino yang sudah tidak adalagi urang cino-nya karena udah digorok atau dibleg pakai belek atau seng kaleng roti waktu huru hara Kampuang Cino di Pariaman zaman saisuak ada juga sih kampuang Jao juga tidak adalagi orang Jawa-nya disana Kekhawatiran Ibu2 Pariaman kalau anak laki2nya yang tulang punggung keluarga itu setelah menikah lupa dengan NASIB DAN PARASAIAN ibu dan adik2nya yang masih butuh dukungan dan bantuan tersebut katakanlah masih belum puas menikmati rezeki anak laki2nya ini menjadikan ibu2 Pariaman keberatan bila anak laki2nya ini cepat2 menikah, tapi karena didesak dan di-rong2 terus dari berbagai fihak yang ingin cepat anak gadis mereka capek balaki sebelum gak laku di-cap perawan tua, kan alami aja kalau si Ibu yang punya anak bujang mapan ini meneriman tawaran menggiurkan berupa uang hilang atau apapun istilahnya dari fihak keluarga calon anak daro Maka terjadilah tawar menawar dan tahan santiang, bargaining power akan lebih kuat bila sang ibu punya anak mapan seperti dokter, saudagar sukses, insinyur chevron bahkan bergelar Sidi pulak lagi Keluarga mana sih yang tidak ingin anak gadisnya bakalan hidup tenang dengan calon suami keren begitu, indak ameh bungkah di-asah, indak kayu janjang dikapiang asali anak dapek laki mapan hiduik sanang bersuami dokter atau insinyur chevron yang gajinya besar itu Disini kita lihat betapa pedulinya mamak2 orang Pariaman untuk masalah yang satu ini dalam rangka menghindari Gadih Gadang Indak Balaki alias perawan tua Mohon maaf kalau tidak sepenuhnya benar, wasalam armansamudra-57 From: Evy Nizhamul <hy...@yahoo.com> Subject: [...@ntau-net] Re: Tradisi uang jemputan bukanlah adat minangkabau.... To: RantauNet@googlegroups.com Date: Tuesday, 7 April, 2009, 2:55 AM Tarimo kasih Ajo Manih di Lapau Suduik... dengan resume yang Sanak simpulkan ini, maka diskusi tentang subject email ini kita akhiri. Mari kita simak sebagai sisi positif dan dampak negatif dari tradisi ini. - Bila dianggap positif sebagai wujud kegotong royongan di kabupaten Padang Pariaman tentu saja tradisi ini tetap bermanfaat. - Jika dianggap berdampak negatif dan menjadi perhiasan dunia marilah kita tinggalkan. Baitu pulo ambo - rila jo maaf di pinta jiko ado nan kurang ba bileh nyo. Wassalam, Evy Nizhamul bt Djamaludin (Tangerang, suku Tanjung, asal : Kota Padang) ________________________________ New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---