Assalamu'alaykum Wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

Engku Sutan Sinaro Yang terhormat,

Izinkan Buya sato saketek, manyampaikan apo nan taraso, mudah-mudahan ado
gunonyo, kok singkeh molah di uleh, kok panjang dapek kito karek, kok elok
buliehlah ka dipakai, kok buruak buliehlah kito tinggakan ....

Kito muloi dari Ajaran Islam di dalam perbincangan hendaknya dibedakan
antara Islam sebagai ajaran (teologis) dan Islam sebagai realita sosial
(sosiologis). *Pembicaraan Islam dalam cita adalah Islam sebagai ajaran dari
Allah Subhanahu wa Ta'ala  yang tidak terlalu dipengaruhi oleh penafsiran
sepihak.* Islam sosiologis adalah sebenarnya kondisi realita umat Islam yang
biasa dan bisa saja berbeda seperti siang dan malam dengan ajaran Islam itu.
Inilah yang seringkali kita temui dalam kenyataan keseharian, dan kadangkala
menyakitkan mata hati bagi qalbu yang berhias iman di dalamnya ( .. *wa
zayyanahuu  fii  quluubikum .. wa karraha ilaykum al kufra wa  al fusuqa wa
al 'ishyan* ..)

Yang kito mukasuik jo budaya Minangkabau sebenarnya adalah pandangan hidup,
nilai-nilai filosofis, aturan dan tata kehidupan bermasyarakat di
Minangkabau. Dan boleh saja tidak diterima oleh orang lain yang bukan
berbudaya dengan budaya Minangkabau itu. Dan kito indak paralu ba ketek ati
jo kondisi saroman itu ...

Di Minangkabau, umumnya ajaran tentang moral dan prinsip kehidupan diambil
dan dikemukakan dengan mengambil perumpamaan dari *gejala alam* dan *
kehidupan*.

Pandangan hidup seperti *roda pedati, sekali ke atas sekali ke bawah*;
pakailah *ilmu padi, makin berisi makin runduk*; bersifatlah *mampu
menyesuaikan diri di mana pun berada*, tiba di kandang kambing membebek,
tiba di kandang kerbau menguek; *musyawarah untuk mufakat* seperti
*bersilang kayu dalam tungku
* untuk memasak sesuatu adalah contoh pandangan hidup dan sifat yang harus
ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh ini sesungguhnya adalah
undang-undang alami yang disebut sunnatullah itu.

Dengan memperhatikan *masyarakat lebah,* umpamo no .. kito dapek pelajaran
bahwa pembagian pekerjaan dalam masyarakat tersebut makin jelas. Ada yang
berfungsi seperti ratu (agaknyo bundo kanduang); ada yang berfungsi sebagai
pekerja, ada yang berfungsi sebagai tentara dan seterusnya. Pelajaran dari
masyarakat lebah juga selalu *memberi manfaat *kepada manusia, *tetapi
jangan diganggu*. Di Minangkabau pemahaman dan pelajaran yang diambil dari
gejala alam dan kehidupan makhluk ini dikenal dengan *alam takambang jadi
guru.*

Alam takambang jadi guru adalah *suatu metode* untuk mengembangkan aturan
bermasyarakat yang sejalan dengan hukum alam dan kehidupan. Untuk memahami
gejala alam itu digunakan semua potensi yang dimiliki manusia, yaitu
*pengamatan
pancaindera, pemikiran otak, rasa dan hati nurani*. Memberdayakan segenap
potensi yang dimiliki ini dikenal dengan raso jo pareso. Dengan demikian
masyarakat Minang tidak terjebak kepada kecenderungan memberdayakan
hanya pada salah satu potensi tersebut.

Masyarakat Minangkabau yang adatnya dicetuskan oleh Dt. Ketumanggungan dan
Dt. Perpatih nan Sabatang tidak menolak kedatangan agama-agama besar dunia.
Sebelum Islam datang, Hindu dan Budha pernah berkembang dan menjadi
pandangan hidup dan budaya masyarakat. Diterimanya pandangan agama-agama (
Hindu dan Budha ) karena prinsip sumber daya yang dimiliki dan akan
diberdayakan tidak demikian kontradiktis dengan sumber daya manusia menurut
adat Minangkabau.  *Raso jo pareso adalah daya spiritual.* Sopan santun dan
perilaku baik terhadap orang lain juga sama-sama mendapat perhatian dari
adat Minangkabau dan agama-agama yang ada ( Hindu Budha ) di zaman itu.

Dengan kedatangan agama Islam, orang juga dapat menerimanya walaupun tradisi
dan kepercayaan animisme, hantu paburu, urang bunian, sijundai, dan
adat-adat yang tidak baik tidak sejalan dengan ajaran Islam, seperti
menyabung ayam, berjudi, dan meminum minuman keras masih tetap berlangsung
dalam kenyataannya. Sebenarnya perilaku menyabung ayam, judi dan minuman
keras, *tidaklah termasuk adat Minangkabau*. *Itu hanya perilaku menyimpang
dari masyarakat* (*deviant*). Akal sehat, hati nurani, raso jo pareso, dan
alam takambang mengajarkan perilaku tersebut dapat merugikan diri sendiri
dan masyarakat.

Proses Islamisasi tidak berjalan mulus. Namun *Islam sebagai indetitas etnis
semakin kuat,* apalagi setelah perang Paderi. *Adat basandi syara` syara`
basandi kitabullah ( ABSSBK) telah menjadi identitas etnis suku Minangkabau*
.

Masuknya agama Islam ke Minangkabau tidak merombak semua nilai, pandangan
dan prinsip hidup masyarakat. Pandangan dan nilai luhur kehidupan tetap
dipelihara. Perilaku menyimpang memang ditentang. Islam memperkukuh prinsip
alam takambang jadi guru. Kecendrungan dalam gejala alam (yang dalam dunia
ilmiah dinamakan teori) dan hukum alam dan kehidupan manusia, oleh Islam
dinamakan sunnatullah atau ayat-ayat Allah.

Kepercayaan animisme dan dinamisme bertukar ke kepercayaan kepada makhluk
gaib seperti jin dan iblis, urang bunian, sijundai dan sejenisnya, *tetapi
semuanya itu tidak ada yang memberi manfaat dan mudharat bagi yang punya
keimanan yang kuat kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
*

**Tanggung jawab Mamak dan Kemenakan diperkuat dengan tanggung jawab ayah
kepada anak. Matriarkhat Minangkabau diperkuat dan diperdalam dengan
patriarkhat yang dibawa oleh dan dari Islam sehingga kekerabatan dalam
praktek menjurus kepada bilateral, lebih jauh *basuku ka mandeh, banasab ka
ayah, jo basako ka mamak* no juo.

Maka, Islam sebagaimana juga ideologi dan budaya pendatang lainnya,
mula-mula dicurigai dan dimusuhi, kemudian ditolerir, dan akhirnya diterima
dan disepakati untuk diintegrasikan dengan adat sehingga sampai kepada
adagium ABSSBK.

Adat dan budaya yang mementingkan alam takambang jadi guru serta sopan
santun sehingga *orang Minang harus tahu di nan-ampek* (*tahu kata mendaki,
kata mendatar, kata menurun dan kata melereng*) pada hakekatnya adalah
pandangan pentingnya memperdayakan pancaindera, akal, dan perasaan serta
hati nurani dalam memahami alam dan kehidupan.

Pemberdayaan potensi-potensi manusia ini diperkokoh oleh Islam. Islam
menyuruh menggunakan mata, telinga dan mata hati (qulub) serta menyuruh
menggunakan pedoman yang berupa agama dan petunjuk Allah untuk umat manusia.


Petunjuk Allah yang dinamakan agama (ad-dien) itu mementingkan
keyakinan (*iman,
aqidah*), perilaku nyata sehari-hari (*syari`ah*), perasaan ruhaniah (*
tasauf*), dan pemahaman otak tentang segala yang dihadapi. Inilah yang
dinamakan dengan pendekatan terpadu (*tauhid*) yang diajarkan oleh Islam,
agama yang diturunkan oleh Allah ini, melalui Kitabullah (Al Quranul
Kariem).

Pedoman dan pendekatan wahyu penting diperhatikan supaya sumber daya manusia
jangan tergelincir kepada yang membinasakan manusia dan alam lingkungannya.
Pandangan materialisme, sekularisme, individualisme, hedonisme dan nihilisme
yang dilahirkan oleh otak manusia yang tidak mau lagi memperhatikan petunjuk
wahyu dan agama, bahkan daya yang dimiliki manusia sendiri, yaitu hati
nurani dan perasaan luhur.

Karena itu, menurut pendapat kita, ABSSBK merupkan political will yang kalau
diterapkan akan punya daya fleksibilitas dan dinamis serta prinsip-prinsip
yang akan menjamin eksitensi manusia tetap sebagai manusia, yaitu makhluk
yang bermoral dan regelius. Pengitegrasian ini penting diperdayakan untuk
menghadapi tantangan kehidupan modern dan arus globalisasi.

Sakitu dahulu Engku Sutan Sinaro, moga ada manfaatnya... Kok ado kato nan
indak pado tampek no, rila jo maaf nan dipinto ...

Basusun jari nan sapuluah, jo salam panyudahi.

Wassalamu 'aleykum wa Rahmatuullahi wa barakatuh,

BuyaHMA
(L.74,Majo Kayo, Piliang, Kotogadang kini di Padang)

Pada 14 April 2009 01:15, Sutan Sinaro <stsin...@yahoo.com> menulis:

>
> Jadi baa kesimpulannyo Son ?.
> Baa urang kilaki Minang ko mustinyo ?.
> Nan ma nan ka dituruik ?.
> Adaik ? atau Islam ?.
> Kalau diambo, adaik ko kok indak disandakan ka Islam, ...nyo lapuak.
> Caliak se lah kini ?, baa kurenah rang Minang, ... nan paralu pitih,
> Bak kecek Elly kasim jo Tiar Ramon,... iko ragam duya...
> nan dek pitih sagalo jadi,
> kok tibo di tanah lakuang,... dek aia indak tatimbuni..
> Adaik nan ndak lakang dek paneh ndak lapuah dek ujan,
> Kini lah lakang dek paneh, lah lapuak dek ujan,...
> Ujan tarian streptease jo organ tunggal...
> Paneh dek indonesian idol dan segala macamnya...
> Bakaja-kaja jadi caleg...
> Kanai galodo dek musik seronok...
> Nan ma jalan ka ditampuah ?...
>
> NB: Maaf Da Syamsir (Mak ngah) di santa kuruih, jo sidang palanta
> kasadonyo,
> ... indak mambelokkan  carito lamak tantang urang bunian ko doh...
> eh.. nan ambo suko pulo tun, curito urang bunian tun. :)
>
> Wassalam
>
> St. Sinaro
>
>
> --- On *Mon, 4/13/09, Arnoldison <arn...@spij.co.id>* wrote:
>
>
> Merantau ke Deli:
> Lelaki Minang dalam Memori
> Oleh Nelson Alwi
>
> Sabtu, 5 Juli 2008
>
> DALAM  roman-roman  yang  ditulis  Hamka  (1908-1981) selalu mengemuka
> seluk-beluk   "adat"   dan   "kebiasaan  yang  diadatkan",
>
> dan seterusnya .......... dipotong di sini ............................
>
> ...

>
>
> >
>


-- 
Allahumma inna nas-aluka ridhaa-ka wa al-jannah, wa na'uudzu bika min
sakhati-ka wa an-naar
Allahumma ghfir-lana dzunubana, wa li ikhwanina, wa sabaquuna bil-imaan,wa
laa taj'al fii qulubinaa ghillan lil-ladzina aamanuu Rabbana innaka
ghafuurun rahiim.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke