Terima kasih, Ben. Kehidupan politik kita memang sedang mencair dan mencari 
format baru. Bagaimana pun kita bersimpati dengan JK, posisi beliau memang 
dilematis. Apalagi yang beliau hadapi adalah SBY dengan latar belakang budaya 
Jawa, yang mampu menyembunyikan perasaannya di balik wajah yang tenang dan 
perilaku yang santun.
JK harus siap dengan kemungkinan terburuk, yaitu pada sisi yang satu ditolak 
SBY dan pada sisi yang lain tidak didukung Golkar. Bagaimana posisi akhirnya 
nanti akan kita ketahui pada tanggal 23 April. Mudah-mudahan Dewi Fortuna 
memihak beliau.
Namun dinamika kehidupan beliau tak akan berhenti jika tak terpilih jadi 
wapres. Beliau adalah seorang yang kreatif. Banyak bidang lain yang bisa beliau 
tangani.
Btw. Saya memang ketua umum kedua dari DPD Sekbergolkar/DPD Golkar Sumbar, 
tahun 1970-1973, terlibat langsung sebelum, selama, dan sesudah Pemilihan Umum 
1971. Ketua umum pertama adalah Mayor CKH Iman Soeparto, S.H. (almarhum).

Wassalam,
Saafroedin Bahar
(L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo; Lagan, Kampuang Dalam, 
Pariaman.)
"Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka Mamak" 
Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com;

saafroedin.ba...@rantaunet.org


--- On Fri, 4/17/09, benni_inayatullah <benni_inayatul...@yahoo.com> wrote:


From: benni_inayatullah <benni_inayatul...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Cawapres SBY Bukan Ketua Umum Golkar ---> KISAH CINTA 
BERTEPUK SEBELAH TANGAN
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Friday, April 17, 2009, 5:48 PM



Pak Saaf,

secara pribadi saya juga merasa SBY sudah antipati dengan JK. sepanjang 
informasi yang saya terima SBY selalu sulit untuk melupakan kisah lalu terutama 
yang membuat beliau tidak bahagia. Terutama setelah komentar Buya Syafie Maarif 
yang mengatakan JK adalah the real president...

kalau JK jadi maju sebagai capres, saya akan pilih urnag sumando kita itu. 

salam,

Ben
NB: gagah sekali photo menyamping pak Saaf terpajang di dinding DPD Golkar 
Sumatera Barat, dileretan mantan Ketua Partai.

--- In rantau...@yahoogroups.com, "Dr.Saafroedin BAHAR" <saaf10...@...> wrote:
>
> Bung Salim,
> Sungguh menarik perhatian saya, bahwa sudah lama JK mengirim sinyal bahwa 
> beliau ingin tetap berpasangan dengan SBY, tentu sebagai Wapres. Namun SBY 
> tidak pernah menyambutnya secara positif, sehingga JK kemudian [terpaksa] 
> menerima dorongan dari internal PG untuk maju sendiri sebagai capres. 
> Beliau menerimanya, dengan tampil di depan umum dengan tema-tema kampanye 
> yang banyak sedikitnya menghujat gaya kepemimpinan Jawa dari SBY, yang 
> mungkin akan sukar dilupakannya.
> Masalah tentu timbul setelah ternyata perolehan suara PG jeblok, jauh di 
> bawah harapan Golkar sebanyak 30%,  yang sudah barang tentu pula  menempatkan 
> JK bagai di atas bara panas: dari SBY tak ada sinyal untuk menerima 
> kembali JK sebagai cawapres, sedangkan dari internal PG ada dua aliran: 1) 
> kaum romantika, yang masih dengan menggebu-gebu meminta beliau tetap nyapres 
> dan 2) kaum realis, yang mendorong untuk mengakui kenyataan bahwa PG tak 
> punya kemampuan untuk itu. 
> Dengan kata lain, kisah JK adalah bagaikan cinta yang bertepuk sebelah 
> tangan. Akan sangat menarik untuk memperhatikan langkah apa yang akan diambil 
> JK untuk menjaga kehormatan dirinya.
> Dalam suasana ketidakpastian itulah bermainnya Megawati, Wiranto, Prabowo, 
> Rizal Ramli, Akbar Tanjung, dan lain-lain 'presidential hopefuls' lainnya.
> Sekarang bola memang di tangan SBY. Melihat kecenderungan pemilih, SBY akan 
> terpilih kembali dengan suara mayoritas, mungkin tak jauh dari 62% seperti 
> yang diperolehnya dalam tahun 2004.
> Bagaimana dengan Megawati ? Wallahualambissawab. Tapi rasanya SBY adalah 
> lawan yang terlalu tangguh untuk dikalahkan Megawati. Lagi pula, dalam 
> pandangan saya, Megawati punya beban sejarah sebagai presiden yang teramat 
> rajin menjuali asset negara,khususnya Indosat dan Telkom, dibantu oleh 
> Laksamana Sukardi. [ Jangan lupa, juga kasus penjualan PT Semen Padang ke PT 
> Semen Gresik dan ke CEMEX,S.A.].
> Secara pribadi saya akan kembali memilih SBY.
> Kepada para capres dan mantan capres lainnya saya harapkan agar legowo. 
> Pentas politik yang mereka tampilkan akhir-akhir ini sungguh tidak lucu.
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> (L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo; Lagan, Kampuang Dalam, 
> Pariaman.)
> "Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka Mamak" 
> Alternate e-mail address: saaf10...@...;
> 
> saafroedin.ba...@...
> 
> 
> --- On Fri, 4/17/09, Salim Said <bungsa...@...> wrote:
> 
> 
> From: Salim Said <bungsa...@...>
> Subject: Cawapres SBY Bukan Ketua Umum Golkar
> To: "abdillah toha" <a...@...>, "Agus Abubakar Arsal" <agusabuba...@...>, 
> "alfian alfan" <malfanalfi...@...>, "Ambardi Ambardi" <ambardi5...@...>, 
> "Amir Santoso" <amirsant...@...>, "azyumardiazra azra" <azyumardia...@...>, 
> "B.J. Habibie" <bjh_i...@...>, "Christianto Wibisono" <cwibis...@...>, 
> "DJAYADI HANAN" <hana...@...>, "Djoko Suyanto" <jocko...@...>, "Donald 
> Emmerson" <emmer...@...>, "Dr.Saafroedin BAHARsaafruddin" <saaf10...@...>, 
> "Farid" <farid.prawiraneg...@...>, "François RAILLON" <francois.rail...@...>, 
> "Herlina Kalla" <herlina_ka...@...>, "Indria Samego" <indriasam...@...>, 
> "Jowono Sudarsono" <juw...@...>, "M. Ichsan Loulembah" <ichan...@...>, 
> "makmur makka" <makmurma...@...>, "mangadang mangadangnapitupulu" 
> <mangadan...@...>, "MaxSopacua MaxSopacua" <max_sopa...@...>, "Mohamad Cholid"
>  <mohamad_cho...@...>, "Mohtarmasud MohtarMas'ud" <moh...@...>, "Rahadi 
>Ramelan" <rrame...@...>, "Rizalmallarangerng Mallarangengrizal" <ri...@...>, 
>"saiful mujani" <saifulj...@...>, "saleh mude saleh mude" <salehm...@...>, 
>"Theo sAMBUAGA" <tsambu...@...>, "toriq hadad" <to...@...>, "William Liddle 3" 
><lid...@...>, "YohannesSulaiman SulaimanYohannes" <ysulai...@...>, "Yuddi 
>Y.Chrisnandi" <yuddy_chrisna...@...>
> Date: Friday, April 17, 2009, 2:22 PM
> 
> 
> 
> 
> #yiv1946687672 .hmmessage P
> {
> margin:0px;padding:0px;}
> #yiv1946687672 {
> font-size:10pt;font-family:Verdana;}
> 
> 
>  
>  
> Dear All,
> Dua puluh empat sebelumnya saya mendapat info dari Jakarta yang menyebutkan 
> SBY dan JK sudah sampai pada kesepakatan untuk berpasangan kembali dalam 
> Pilpres mendatang. Tiba-tiba, pagi ini, saya membaca pernyataan Ruhut 
> Sitompul (lihat berita di bawah) yang dengan jelas menolak Ketua Umum Golkar 
> menjadi cawapres buat SBY. Pertanyaan Ruhut tsb tidak menolak koalisi dengan 
> Golkar, cuma calon wapres dari Golkar bukan ketua umum. Mengingat kebutuhan 
> PD/SBY untuk mendapatkan dukungan Golkar, pernyataan Ruhut ini haruslah 
> dibaca sebagai sikap jelas SBY  yang menolak JK kendati akan tetap merangkul 
> Golkar. Tapi siapa lalu dari Golkar yang akan dipilihnya? Pertanyaan ini amat 
> penting, sebab hampir bisa dipastikan SBY tidak akan mencari wapres di luar 
> Golkar, mengingat Golkar adalah partai terbesar setelah PD yang diharapkan 
> ikut mendukung SBY dalam koalisi yang sedang digagas.
>  
> Satu tafsiran terhadap pertanyaan Ruhut Sitompul tsb adalah bahwa SBY yang 
> akan menentukan siapa orang Golkar yang dikehendakinya menjadi wapresnya. 
> Mengingat popularitas (elektibilitas) SBY yang tinggi serta kemenangan PD 
> dalam pileg 9 April lalu, SBY memang berada dalam posisi memilih siapa saja 
> yang dikehendakinya jadi wapresnya. Yang justru menghadapi dilemma adalah 
> Golkar. Apakah partai peninggalan Orde Baru itu rela menerima perlakuan 
> demikian dari SBY? Bisa saja Golkar menerima perlakuan demikian karena itulah 
> satu-satunya jalan bagi Golkar untuk ikut dalam pemerintahan, mengingat watak 
> partai tsb yang tidak punya tradisi menjadi partai di luar pemerintahan. Tapi 
> Golkar juga bisa saja menolak. Sikap yang terakhir ini bisa muncul jika 
> Golkar sadar bahwa SBY sebenarnya sangat memerlukan Golkar mendukung 
> pemerintahan SBY nantinya, terutama ketika Megawai makin sibuk membangun 
> koalisi menghadapi SBY. Maka makin penting dan makin menariklah kita
>  amati perkembangan dalam diri Golkar hari-hari ini.
>  
> Sebagai catatan tambahan, bisa disimpulkan bahwa pernyataan Ruhut merupakan 
> angin segar bagi sejumlah tokoh Golkar , selain Ketua Umum, yang beraspirasi 
> menjadi cawapres bagi SBY.Salah satu tokoh itu adalah Akbar Tanjung (AT)  
> yang mempunyai punya cukup pendukung baik di dalam Golkar maupun di dalam PD. 
> Selain AT, masih ada Surya Paloh,Agung Laksono, Sultan Hamengkubuwono X dan  
> barangkali juga Ginanjar Kartasasmita.***
>  
>  
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> Cawapres SBY Bukan Ketua Umum Golkar
>   
>   
> [JAKARTA] Partai Demokrat menghendaki figur yang mendampingi Susilo Bambang 
> Yudhoyono (SBY) sebagai cawapres nanti, meskipun dari Partai Golkar, namun 
> bukan Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar. Hal ini dimaksudkan agar presiden 
> dan wapres mendatang bisa lebih fokus mengurus pemerintahan, tidak terpecah 
> konsentrasinya dengan urusan parpol. 
> Demikian diungkapkan anggota Tim Sembilan Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, 
> kepada SP di Jakarta, Kamis (16/4). Tim Sembilan merupakan tim yang dibentuk 
> untuk menyiapkan dan mengkoordinasi strategi Partai Demokrat menyongsong 
> pilpres 8 Juli nanti. Tim itu pula yang ditugasi memberi penilaian terhadap 
> parpol yang diajak berkoalisi serta kandidat cawapres, meskipun keputusan 
> akhir ada di tangan SBY. 
> Tim Sembilan itu diketuai Hadi Utomo (Ketua Umum DPP Partai Demokrat), dengan 
> anggota , yaitu Anas Urbaningrum, Hayono Isman, Andi Mallarangeng, Jero 
> Wacik, Syarif Hassan, Marzuki Alie, Ruhut Sitompul, dan Yahya Sacawirya. 
> Lebih lanjut Ruhut menjelaskan, partainya tetap menginginkan Golkar sebagai 
> koalisi, dan berharap salah satu kadernya menjadi cawapres mendampingi SBY. 
> Namun, dia memastikan kader Golkar yang menjadi cawapres bukan ketua umum. 
> Disinggung apakah kriteria yang sama juga diterapkan untuk menteri di kabinet 
> SBY kelak, dia mengatakan, kemungkinan ketua umum parpol menjadi menteri 
> masih terbuka. "Tetapi sebaiknya ketua umum parpol juga jangan menjadi 
> menteri," ujarnya. 
> Ketika ditanya siapa saja yang berpeluang mendampingi SBY, Ruhut 
> mengungkapkan, sampai saat ini ada sejumlah nama yang muncul, seperti Akbar 
> Tandjung, Agung Laksono, Surya Paloh, Aburizal Bakrie, dan Muladi. Selain 
> itu, beberapa kalangan di Golkar juga mendorong Jusuf Kalla (JK) kembali 
> mendampingi SBY. "Soal cawapres, biarlah SBY yang menentukan siapa yang 
> senapas dengannya," kata Ruhut. 
> Pada kesempatan itu, dia berharap adanya pengertian dari parpol-parpol yang 
> sudah merapat ke Demokrat, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai 
> Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), untuk merelakan 
> posisi cawapres diisi kader Golkar. "Kita menginginkan pemerintahan yang 
> kuat, didukung parlemen yang kuat pula. Kawan-kawan parpol lain mohon 
> mengerti soal posisi cawapres ini," pintanya. 
> 
> Syarat Cawapres 
> Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie menegaskan, cawapres yang 
> akan mendampingi SBY haruslah orang yang sepaham, sejalan, sepikiran, dan 
> satu semangat dengan SBY. Selain itu, orang yang akan mendampingi SBY 
> haruslah orang yang memiliki loyalitas dan integritas. 
> "Syarat lainnya, orang yang tidak mendahului kebijakan-kebijakan SBY sebagai 
> presiden. Artinya, jangan sampai sebuah kebijakan diambil dulu baru 
> dilaporkan kepada SBY. Padahal yang diambil itu seharusnya merupakan 
> kebijakan presiden," tegasnya. 
> Dia juga menegaskan, tidak boleh ada "matahari kembar" dalam kepemimpinan 
> nasional mendatang. "Sistem presidensial harus sama-sama dihargai. Itu harus 
> disepakati terlebih dahulu. Apakah yang menjadi cawapres JK atau bukan, tidak 
> masalah," ujarnya. 
> Marzuki memastikan, figur yang dinilai memenuhi kriteria tersebut menjadi 
> cawapres, akan ditentukan oleh SBY sendiri. 
> 
> Sikap Golkar 
> Secara terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Syamsul Muarif menilai, keinginan 
> Partai Demokrat agar cawapres bagi SBY bukan ketua umum parpol, adalah sah. 
> "Itu hak Partai Demokrat," katanya. 
> Dia menjelaskan, berdasarkan hasil survei internal, Golkar memiliki tujuh 
> nama yang dinominasikan menjadi capres atau cawapres. "Berdasarkan realitas 
> politik, Golkar paling mungkin maju di posisi cawapres saja," ujarnya. 
> Senada dengan itu, Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai juga menilai sah 
> kriteria seperti itu. "Boleh-boleh saja kriteria seperti itu. Kita realistis 
> bahwa perolehan suara Golkar tidak sesuai target, sehingga sulit mencalonkan 
> capres sendiri," ujarnya. 
> Dia menjelaskan, dalam rapimnas khusus 23 April nanti, apabila disepakati 
> Golkar kembali berkoalisi dengan Demokrat, ada dua kemungkinan mekanisme 
> pengajuan cawapres. "Golkar mengajukan satu nama yang disepakati di internal 
> partai, atau Golkar mengajukan beberapa nama hasil survei internal untuk 
> dipilih oleh capres dari Demokrat," katanya. 
> Disinggung kemungkinan munculnya aspirasi JK mundur dari kursi Ketua Umum 
> Golkar agar bisa diajukan menjadi cawapres SBY, Yorrys menegaskan, 
> "Golkar tidak menginginkan ada preseden buruk. Dengan tingkat kedewasaan 
> politik tinggi diupayakan menghindari kepentingan pragmatis. Keputusan final 
> tetap ada di rapimnas khusus," jelasnya. 
> Yorrys menambahkan, pada Kamis malam, Golkar menggelar konsultasi nasional, 
> yang dihadiri seluruh ketua DPD Golkar tingkat I. Rapat itu untuk menyamakan 
> persepsi, menyikapi kondisi terkini pascapemilu legislatif. 
> "Dalam pertemuan strategis ini tidak ada keputusan apapun yang mengikat. 
> Segala pembahasan konsultasi akan diteruskan ke tingkat II (rapat pimpinan 
> daerah) lalu ke rapimnas khusus 23 April mendatang," ungkapnya. 
> [A-16/ASR/A-21/J-11]
> 
> 
> 
> Rediscover Hotmail®: Get quick friend updates right in your inbox. Check it 
> out. 
> >





--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke