Ni Ifa,

Wakatu mambaco tulisan uni dgn topik iko, yg takana dek ambo sa maso dulu 
adolah DITULAK TARUIH se dek gadih-gadih manih yg ambo sukoi.

Awak suko, inyo indak.
Inyo suko, antah baa pulo awak lo nan ndak katuju.

Namun baitu, antah baa pulo kok malam ko ado kato-kato baikuik di hati ambo :

Aku menyesal terlalu lama lahir lebih dahulu, dan entah mengapa pula waktu 
mempertemukan  ketika dzuhur telah lewat.

Aku menyesal mengapa engkau berjalan di gunung, mengapa tidak di laut 
sepertiku, dan entah mengapa pula angin mempertemukan  kita pada Alif.

Aku menyesal mengapa aku tidak berani bertanya pada mu, dan entah mengapa aku 
tidak lagi lantang atau jenaka seperti dulu.

Aku menyesal menyalami tangan mu, sehingga ku tahu getaran hati yg engkau 
simpan. Aku menyesal tidak berani menatap matamu, walaupun ku ingin engkau tahu 
rasa apa yg ku tekan.

Telah engkau antar aku utk mencuri tidur dalam kelelahan, dan kau beri aku 
tatapan utk kusimpan dalam mimpi berbantalkan tangan. Kau minta angin  
membangunkan dengan bisikan, mata ku terjaga engkau telah tiada.

(By : ricky avenzora, Bukit Shaduali-BatuSangkar, 25 April 2009).

Salam,
r.a

 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: hanifah daman <iffa...@yahoo.com>

Date: Sat, 25 Apr 2009 06:31:23 
To: <RantauNet@googlegroups.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: MENELUSURI GUNUNG PADANG


Waalaikum salam WR WB uni evi yth
 
Makasih atas responnya dan mohon maaf telah memancing emosi uni evi, karena 
terkenang masa suka dan duka juga kecewa. Pastilah banyak kisah atau peristiwa 
yang telah terjadi di lokasi yang indah ini. 
 
Salam
 
Hanifah 

--- On Sat, 4/25/09, Evy Nizhamul <hy...@yahoo.com> wrote:


From: Evy Nizhamul <hy...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: MENELUSURI GUNUNG PADANG
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Saturday, April 25, 2009, 3:28 PM






Assalamualaikum, wr,wb

Add Iffah,

Indah nian Add Ifah melukiskan kisah perjalanan di Gunung Padang itu. Tempat 
masa kecil kami dulu ketika sering berkunjung ke Gunung ini . Hicking melewati 
kuburan China hingga menembus pantai Air Manis, untuk menemui Situs 
Malinkundang, yang kami anggap kisah itu benar adanya. Kemudian kami menyusuri 
jalan setapak hingga Teluk Bayur untuk menikmati keindahan laut di Teluk itu, 
dan setelah dari Teluk Bayur itu kami pulang naik angkot. 

Puisi ini memancing emosi - seorang perempuan setengah baya ini - ketika 
mengingatkan masa kecilnya dulu.  Ke Gunung Padang, kami murid Anak Didikan 
Shubuh  Mesjid Ansyarullah di Simpang Anam bertadabur alam bersama Kakak remaja 
yang menjadi pengasuh kami kala itu... 
Bagi  remaja kota Padang kala itu - akan meneruskan perjalanannya ke Makam Siti 
Nurbaya seakan memang disanalah Siti Nurbaya dimakamkan. . Mereka akan merenda 
kasih  di tempat itu - memadu janji sambil memandang laut biru yang luas dan 
kota Padang yang bernuansa merah - karena atas rumah penduduk terbuat dari seng 
yang berwarna merah. dari puncak Gunung Padang ini pula mengalir air dari 
sungai Batang Arau. Kala itu di Sungai ini sering diadakan acara selaju sampan 
yang hadiahnya cuma beberapa Kambing. Meriah dan mengasyikkan seakan 
membayangkan bahwa perahu yang melaju itu adalah sebuah " kora - kora, dari 
pandangan gadis kecil usia 7 - 10 tahun.

Sangat mengharukan bagi keluarga kami  - di Gunung Padang inilah - pandam 
pakuburan keluarga kami berada. Tempat Nenek Moyang kami dimakamkan yang 
terakhirnya sudah mencapai generasi ke tujuh. Kami bersampan-sampan kala itu 
melintasi Batang Arau yang indah serta riaknya dalam. Kami sering berziarah 
untuk membersihkan padam pakuburan itu setiap 3 tiga bulan sekali sambil piknik 
keluarga. Suasana piknik keluarga ini benar-benar mengasyikkan karena para 
Mande - mande kami akan menyiapkan masakan yang lezat - lezat seperti masakan 
kenduri ala ' Orang Keling ", ada gulai bagar merah dan gulai bagar putih.  
Termasuk masakan " Dalca - adaptasi Kuliner orang Keling. Ada juga santapan " 
appetizer yang diadaptasi maskan orang - Orang Cino - dan Belanda yang menjadi 
bagian komunitas masyarakat di kampung kami kala itu. 
Itulah yang bisa kami rasakan kenangan indah lebih dari 40 tahun yang lalu di 
kota Padang dan Gunung Padangnya. Duh .. belum lagi dengan pantai Padang - yang 
ombaknya Gila... temapt kami mandi-mandi sambil mencari biji KATAPIANG yang 
kala itu banyak pohonnya di pinggir pantai....

Sesudah itu......  dalam rangka ingin mendukung keindahan kotan kelahiran kami 
- maka makam -makam " pandam pakuburan " di Gunung Padang itu,  harus rela 
dipindahkan atas biaya sendiri, walau ada janji dari PEMKOT akan memberikan 
ganti rugi.
Namun setelah itu.....??? apakah kota ini dengan pemandangan bukit yang 
mengitari kota itu menjadi indah..? Ternyata semua tingga rencana...

Jembatan Siti Nurbaya - yang sempat dibanggakan - tempat rendevouze remaja di 
kala malam hari. Jembatan itu ber arsitek tanggung - karena tidak  dirancang 
lagi akan ada Kapal antar pulau yang melayari Batang Arau - hingga hulu sungai. 
. Air sungainya pun sudah susut dan dangkal. Inilah bentuk dari perencanaan 
kota yang tidak matang..

Add. Iffah.. Uni mohon maaf merespon sebuah puisi yang menghidupkan perasaan 
yang paling dalam menjadi sebuah kritikan buat PEMKOT nya.

Wassalam,


  Evy Nizhamul 


http://hyvny.wordpress.com
http://bundokanduang.wordpress.com



 





--- On Sat, 4/25/09, hanifah daman <iffa...@yahoo.com> wrote:


From: hanifah daman <iffa...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] MENELUSURI GUNUNG PADANG
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Saturday, April 25, 2009, 2:08 AM







MENELUSURI GUNUNG PADANG 
  
Setiap kami pulang kampung ke Sungai Tanang 
Ketika kabut, awan, hujan atau asap 
Tak menyelimuti gunung Singgalang 
Anak gadisku sering bertanya 
“ Kapan kita mendaki gunung ma “ 
Ku janjikan kapan ada waktu dan cuaca mendukung 
Tak perlu mendaki puncaknya 
Cukup sampai barisan pohon pinus 
Yang kelihatan sangat rapi dan indah 
Di lihat dari halaman rumahku 
Janji yang belum terpenuhi sampai kini 
  
Enam tahun yang lalu 
Aku,suami dan anak-anak beserta seorang teman gadisku 
Menikmati indahnya pantai Muaro di Padang 
Mulanya kami pandangi saja gunung Padang 
Ku tantang gadisku untuk menelusuri gunung Padang 
Biar dia tau seperti apa mendaki gunung itu 
  
Kami seberangi sungai memakai perahu 
Kami telusuri jalan setapak yang ada 
Melewati kuburan Cina 
Jalan setapak mulanya dekat ke laut 
Kami pandangi laut yang indah 
Jalan setapak menjauh dari laut 
Kami memasuki hutan 
Rasa bahagia menikmati pemandangan 
Berubah jadi rasa cemas dan takut 
Hanya kami yang berada di sana saat itu 
Ketika jalan mendaki 
Terasa nafas sesak 
Sepi dan sunyi mendera hati 
Dalam hati selalu berdoa 
Semoga selamat dalam perjalanan 
  
Ku ingat di tahun 1986 
Ketika aku dan suami belum menikah 
Kami telusuri jalan yang sama 
Sungguh suasana dan rasa yang terasa 
Sangat jauh berbeda 
Kami berjalan bergandengan 
Takut tersenggol pejalan yang lain dan jatuh 
Semakin sempit jalan 
Semakin kuat pegangan 
Saking ramenya pengunjung saat itu 
Yang melintas dijalan setapak 
Dengan arus yang berlawanan 
Ada yang dari Muaro 
Ada yang dari pantai Air Manis 
Tempat batu si Malin Kundang 
Perjalanan yang mengasikkan 
Dan tak kenal lelah 
Kami pulang dengan wajah bahagia 
  
Keluar dari hutan 
Kami ketemu peselancar 
Terasa lega di dada 
Rasa terbebas dari bahaya 
Tak lama berjalan di pasir pantai 
Kami di cegat nelayan 
Mereka minta uang ke suamiku 
Tanda masuk ke pantai 
Untung mereka mau di kasih ala kadarnya 
  
Perjalanan kami teruskan sampai ke batu Malin Kundang 
Disinilah akhirnya 
Bertemu dengan banyak orang 
Rasa takut dan lelah 
Sirna seketika 
Anak-anak menikmati liburan 
Berlari-lari main ombak 
Belanja makanan yang mereka suka 
Tak lupa es kelapa muda 
Kenangan yang tak mudah di lupa 
  
  
Bengkulu, 25 April 2009 
  
  
Hanifah Damanhuri








      



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to