Pak Suheimi yth, Kami akan mencari info dari mailis yang kami dapat. Terima kasih atas kepedulian & perhatian Bapak terhadap anak yang potensial ini jangan sampai kandas diusia yang masih belia ini.
Salam teriring do'a kami juga atas keselamatan generasi penerus. Kemal Anas Bekasi ( 57 th) 2009/5/12 <ksuhe...@yahoo.com> > Pak kemal Anas yth > Arif harus di selamatkan . Adakah satu jalan untuk menolongnya? > Saya ingin menolong arif menyekolahkannya. Bisakah dia dikeluarkan dg > alasan kemanusiaan.? > Ada kekawatiran saya jika anak dan bibit yg sebaik itu tercemar di dalam > penjara > Salam teriring do'a > K Suheimi > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > ------------------------------ > *From*: Kemal Anas > *Date*: Tue, 12 May 2009 11:07:02 +0700 > *To*: <RantauNet@googlegroups.com> > *Subject*: [...@ntau-net] Re: Cerita dari Lp Anak > > Dari mailis tetangga. > > Pengalaman dari teman2 yang melayani di LP Tangerang > > Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian Kriminal di > LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya ngobrol langsung > dengan seseorang yang didakwa kasus > pembunuhan berencana. Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya > melayang-layang mengira-ngira gambaran orang yang akan saya temui. Sudah > terbayang muka keji hanibal lecter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu > ala sinetron, dan gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain yang > sering saya temui di cerita TV. > > Well, akhirnya setelah menunggu sekian lama berharap-harap cemas, salah > satu sipir membawa seorang anak kehadapan saya.Yup, benar seorang anak > berumur 8 tahun. > Tingginya tidak lebih dari pinggang orang dewasa dengan wajah yang diliputi > senyum malu-malu. Matanya teduh dengan gerak-gerik yang sopan. > > Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir itu. Sebelum > masuk penjara ternyata ia adalah juara kelas di sekolahnya, juara > menggambar, jago bermain suling, juara mengaji dan azan di tingkat > kanak-kanak. Kemampuan berhitungnya lumayan menonjol. Bahkan dari balik > sekolah di dalam penjara pun nilai sekolahnya tercatat kedua terbesar > tingkat provinsi. Lantas kenapa ia sampai membunuh? Dengan rencana pula? > > Kasus ini terjadi ketika Arif sebut saja nama anak ini begitu, belum > genap berusia tujuh tahun. Ayahnya yang berdagang di sebuah pasar di daerah > bekasi, dihabisi kepala preman yang menguasai daerah itu. Latar belakangnya > karena si ayah enggan membayar uang 'keamanan' yang begitu tinggi. Berita > ini rupanya sampai di telinga Arif. Malam esok harinya setelah ayahnya > dikebumikan > ia mendatangi tempat mangkal preman tersebut.. Bermodalkan pisau dapur ia > menantang orang yang membunuh ayahnya. > > 'siapa yang bunuh ayah saya!' teriaknya kepada orang > yang ada di tempat itu. > > 'Gue terus kenapa?' ujar kepala preman yang membunuh ayahnya > sambil disambut gelak tawa di belakangnya. > > Tanpa banyak bicara anak kecil itu sambil melompat menghunuskan pisau ke > perut si preman. Dan tepat mengenai ulu hatinya, pria berbadan besar itu > jatuh tersungkur ke tanah. Arif pun langsung lari pulang ke rumah > setelahnya. Akhirnya selesai sholat subuh esok paginya ia digelandang ke > kantor polisi. > > 'Arif nih sering bikin repot petugas di Lapas!' ujar kepala lapas yang > ikut menemani saya mewawancarai arif sambil tersenyum. Ternyata sejak di > penjara dua tahun lalu. Anak ini sudah tiga kali melarikan diri dari selnya. > Dan caranya pun menurut saya tergolong ajaib. > > Pelarian pertama dilakukannya dengan cara yang tak terpikirkan siapapun. > Setiap pagi sampah-sampah dari Lapas itu di jemput oleh mobil kebersihan. > Sadar akan hal ini, diam-diam Arif menyelinap ke dalam salah satu kantung > sampah. Hasilnya 1-0 untuk Arif. Ia berhasil keluar dari penjara. > > Pelarian kedua lebih kreatif lagi. Anak yang doyan baca ini pernah membaca > artikel tentang fermentasi makanan tape (ingat loh waktu wawancara usianya > baru 8 tahun). Dari situ ia mendapat informasi bahwa tape mengandung hawa > panas yang bersifat destruktif terhadap benda keras. Kebetulan pula di Lapas > anak ini disediakan > tape uli dua kali dalam seminggu. Setiap disediakan tape, arif > selalu berpuasa karena jatah tape itu dibalurkannya ke dinding tembok sel > tahanannya. Hasilnya setelah empat bulan, tembok penjara itu menjadi lunak > seperti tanah liat. Satu buah lubang berhasil dibuatnya.. 2-0 untuk arif. > Ia keluar penjara ke dua > kalinya. > > Pelarian ke tiganya dilakukan ala Mission Imposible. Arif yang ditugasi > membersihkan kamar mandi melihat ember sebagai sebuah solusi. Besi yang > berfungsi sebagai pegangan ember itu di simpannya di dalam kamarnya. Tahu > bahwa dirinya sudah > diawasi sangat ketat, Arif memilih tempat persembunyian paling aman sebelum > memutuskan untuk kabur. Ruang kepala Lapas menjadi pilihannya. Alasannya > jelas, karena tidak pernah satu pun penjaga berani memeriksa ruangan ini. > Ketika tengah malam ia menyelinap keluar dengan menggunakan besi pegangan > ember untuk membuka pintu dan gembok. Jangan tanya saya bagaimana caranya, > pokoknya tahu-tahu ia sudah di luar. 3-0 untuk Arif. > > Lantas kenapa ia bisa tertangkap lagi? > Rupanya kepintaran itu masih berada di sebuah kepala bocah. > Pelarian-pelarianny a didorong dari rasa kangennya terhadap ibunya. Anak > ini keluar dari penjara hanya untuk ke rumah sang ibunda tercinta. Jadi dari > Lapas tanggerang ia menumpang-numpang mobil omprengan dan juga berjalan kaki > sekian > kilometer dengan satu tujuan, pulang! > > Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas yang juga > seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera > menjemput Arif. Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke lapas > sambil membawa surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya sendiri. > > Ibu kepala Arif minta maaf, tapi Arif kangen sama ibu Arif. Tulisnya > singkat. > > Seorang anak cerdas yang harus terkurung dipenjara. > Tapi, saya tidak lantas berpikir bahwa ia tidak benar-benar bersalah dan > harus dibebaskan. Bagaimanapun juga ia telah menghilangkan nyawa seseorang. > Tapi saya hanya berandai-andai jika saja, polisi bertindak cepat menangkap > pembunuh si ayah (secepat polisi menangkap si Arif) pastinya saat ini anak > pintar dan > rajin itu tidak akan berada di tempat seperti ini. Dan kreativitasnya yang > tinggi itu bisa berguna untuk hal yang lain. Sayangnya si Arif itu cuma anak > pedagang sayur miskin sementara si preman yang dibunuhnya selalu setia > menyetor kepada pihak berwajib setempat. Itulah yang namanya keadilan! > > dikutip dari the r.o.t.e.n.s > >> >> >> >> > > > > > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---