Senin, 18 May 2009
'Saya Diminta, Bukan Meminta' GAMAWAN FAUZI: PADANG, SINGGALANG --Sebuah dialektika Minangkabau tanpa sengaja kembali terbangun dengan tampilnya Gamawan Fauzi dalam pendeklarasian pasangan 'SBY-Berbudi' (Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Red) di Bandung, Jumat (15/5) malam lalu. Jika rasa hormat dan ragu pada Gamawan dipadu berkulindan, maka dialektika akan melahirkan sebuah tesis baru bagi orang Minang untuk bermain di pentas politik nasional. Tesis baru itu menunjukkan makin pentingnya Minangkabau setelah lama merasakan, 'ada yang hilang' selama ini. Karena itu muncul tema 'mambangkik batang tarandam'. Itulah antara lain kesimpulan yang dapat ditarik dari percakapan kalangan pers dengan Gamawan Fauzi serta pembicaraan khusus Singgalang dengan Basrizal Koto dan Shofwan Karim Elha secara terpisah di Padang, kemarin. "Berdiri bulu roma saya melihat gubernur saya berdiri dengan gagahnya di atas podium, Minangkabau telah bangkit rupanya," kata tokoh perantau, Basrizal Koto kepada Singgalang, tadi malam. Menurut dia, biarkan Gamawan mewakili urang awak di kubu SBY dan yang lain di kubu Jusuf Kalla serta Megawati. "Mari kita sokong pula urang sumando awak, Pak JK untuk maju, beliau kita hormati, SBY kita hormati dan Buk Mega kita hormati," katanya. Sementara Shofwan Karim melihat, tampilnya Gamawan adalah awal dari dialektika Minangkabau era baru. "Pada hakikatnya kita ingin SBY-JK bersatu, tapi nyatanya tidak, lalu kita gamang dan jangan sampai kita basiarak pula karena ini," kata Rektor UMSB ini. Diminta Lebih dari 300 SMS masuk ke telepon genggam Gamawan Fauzi atas hadirnya ia dalam deklarasi pasangan 'SBY-Berbudi' di Bandung JUmat malam itu. Dari ratusan SMS itu, hanya dua yang menyesali. "Apa ini bisa dijadikan ukuran? Saya tak tahu," kata Gamawan kepada wartawan di Gubernuran kemarin didampingi pejabat Gubernur Sumbar, Firdaus K. Memang, untuk meluruskan persoalan itu, kepada wartawan Gamawan menjelaskan, kehadirannya pada pendeklarasian pasangan 'SBY-Berbudi' itu atas permintaan SBY bukan atas permintaan dirinya. "Saya diminta Pak SBY untuk membacakan endorsement (dukungan). Ketika itu saya sedang berada di Jakarta untuk Musrenbangnas, bersama kepala daerah lainnya di Indonesia. Ini suatu kehormatan bagi saya, apalagi bagi masyarakat Sumbar," kata Gamawan di gubernuran, Minggu, (17/5). Dikatakannya, usai Musrenbang, datang protokol istana menemuinya. Protokol itu menyampaikan pesan dari SBY untuk meminta dia datang ke Istana. Sesampai di Istana, Gamawan bertemu SBY. Lalu SBY meminta dia untuk membacakan endorsement sebelum ia berpidato pada pendeklarasian 'SBY Berbudi'. "Sebelum menjawab pertanyaan Pak SBY, saya bertanya kepada beliau kenapa saya yang dipilih. Kata Pak SBY, saya dipilih secara aklamasi," sebut Gamawan. 'Tolonglah saya Pak Gamawan, Bapak tidak punya konflik," kata kata Gamawan mengutip ucapan SBY padanya. Telepon Dikatakannya, sebelum ke Bandung, dia menelepon tokoh-tokoh Minang, seperti Irman Gusman, Basril Djabar, Syahrul Ujud, Saafruddin Bahar, Azwar Anas, Hasan Basri Durin, Leonardy Harmainy, dan lainnya. Selain itu Gamawan juga mengirim pesan kepada JK. "Dalam pesan singkat itu saya katakan, saya harap dengan permintaan Pak SBY itu silaturrahmi kita selama ini tidak terputus. Begitupun dengan PDIP, saya juga sudah SMS, kepada salah seorang petingginya," sebut Gamawan, didampingi, Plt. Gubernur Sumbar, Firdaus, K, Kepala Biro Humas dan Protokol, Suhermanto Raza dan Kabag Pemberitaan Biro Humas, Zunaldi. "Saya tidak pernah meminta apapun kepada Pak SBY, juga tidak jabatan. Setelah semuanya selesai, tugas saya pun usai. Dalam masalah ini saya minta pengamat jangan terlalu jauh, menafsirkan keberadaan saya pada pendeklarasian 'SBY Berbudi'. Saya tidak punya kepentingan apa-apa dalam hal ini, karena saya bukan orang partai," katanya lagi. Ia menyesali, pihak yang tidak menguasai persoalan akan memaknakan lain. Selain itu kata Gamawan, tidak ada aturan yang terlanggar ketika dia membacakan endorsement itu. Begitupun dengan etika, karena Gamawan, juga telah meminta berbagai masukan kepada orang-orang penting di daerah ini. "Saya sangat hormat kepada Pak JK. Beliau begitu banyak memberikan hal-hal yang berarti bagi Sumbar. Begitupun dengan Pak SBY," papar Gamawan. Ia berharap persoalan itu tidak terus melebar, karena keunggulan orang Minang, harmonis dalam perbedaan. Begitupun dalam soal pilih memilih harus saling menghormati. Lagipula ia hadir di sana atas nama salah seorang rakyat atau tokoh, bukan atas nama gubernur. Menurut aturan atas nama gubernur pun tak soal. Masa cuti Terkait masa cuti kata Gamawan, dia mengajukan cuti bukan untuk pendeklarasian pasangan 'SBY Berbudi', tapi untuk acara keluarga. Gamawan mengajukan cuti satu bulan yang lalu dan baru dikabulkan pada awal Mei lalu. "Saya diajak adik-adik saya berlibur, tapi di awal masa cuti, saya diminta Pak SBY," kata dia. Gamawan kemudian memperlihatkan surat cuti itu kepada para wartawan. Wartawan pun membacanya dengan teliti. Kebanggaan Basrizal Koto, salah seorang tokoh Sumbar, mengatakan ditunjuknya Gamawan Fauzi sebagai kehormatan bagi masyarakat Sumbar. Karena dari 33 provinsi, putra Minang mendapat tempat untuk pendeklarasian pasangan 'SBY Berbudi'. "Saya merasa bangga ketika Gamawan tampil saat pendeklarasian itu. Ini sebuah kehormatan dan kesempatan yang luar biasa," kata Basrizal Koto. Dikatakannya, sebelum Gamawan tampil, tentu dia sudah memikirkan langkah yang terbaik. Siapa pun orang dalam posisi Gamawan, tentu akan memilih keputusan yang sama. "Dalam menentukan pilihan seseorang tidak bisa dipaksakan. Ibarat menuju ke suatu tempat banyak kendaraan yang akan dipilih. Ke Jakarta misalnya, ada yang naik Garuda, Lion dan lainnya. Tapi tujuannya tetap sama yaitu Jakarta. Sama juga dengan pemilihan presiden, siapa pun yang terpilih adalah untuk rakyat Indonesia," sebut Basrizal Koto. Terkait orang sumando, kata Basko, orang Minang harus menghormatinya. Begitupun dengan SBY apalagi ia sudah diberi gelar adat pula. Suami Mega juga sudah diangkat jadi datuk. Tapi dalam memilih itu sudah urusan pribadi, setiap warga negara memiliki hak pilih sendiri-sendiri. Menurutnya, selaku putra Minang, dia bangga JK sebagai sumando orang Minang tampil sebagai Capres mendatang. Di lain sisi dia juga bangga kepada SBY yang juga berjasa kepada ranah Minang. Buktinya, SBY diberi gelar datuk oleh orang Minang. SBY sangat hormat kepada orang Minang. Netral Akan halnya Rektor Universitas Muhammadiyah Sumbar (UMSB) Shofwan Karim meminta orang Minang secara kolektif netral dalam bersikap dan menjatuhkan pilihan secara perorangan. "Saya melihat kehadiran Pak Gamawan di kubu SBY justru sebagai sebuah dialektika Minangkabau," kata dia. Ia sependapat dengan Basrizal, semua Capres dihormati oleh orang Minang. "Jadi dilema tatkala SBY-JK berpisah," katanya. Secara rasional, kata dia, orang Minang itu cerdik, jauh lebih cerdik dari yang dibayangkan orang. "Jadi ini tak ada masalah sama sekali, enak-enak saja," tuturnya. Lagipula, penduduk Sumbar hanya 2 persen dari total penduduk Indonesia. "Jika dari jumlah jiwa kita tak ada apa-apanya, namun dari segi pengaruh kita diperhitungkan," katanya lagi. Jika SBY memperhitungkan Sumbar lewat Gamawan Fauzi, maka hal itu sebagai sebuah kehormatan. Sama halnya dengan JK memperhitungkan tokoh-tokoh Minang di Jakarta. "Siapapun nanti yang menang, kita harus menang. Ada Gamawan di SBY, ada Fahmi Idris di JK dan ada Fadlizon di Mega, bersyukurlah kita," kata dia.107/003/007 </TD< tr> http://www.hariansinggalang.co.id/index.php?mod=detail_berita.php&id=158 9 -----Original Message----- From: Indra Jaya Piliang <pi_li...@yahoo.com> Nggak ada hubungannya GF ikut deklarasi SBY yg ala Obama itu dgn relasi Presiden-Gubernur. Deklarasi JK juga wapres, tp tdk menggunakan kekuasaannya ketika deklarasi. Kalau benar GF disuruh karena SBY Presiden dan GF Gubernur, berarti terjadi penyelewengan kekuasaan. Dari berita yg sy baca, GF mengaku sedang cuti dari 13-24 Mei. Jd, kapasitasnya sbg warga negara. Tp cutinya koq lama sekali, ya? ijp The above message is for the intended recipient only and may contain confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank you. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---