Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sanak Jepe, Bapak, Ibu/Uni2  Dewi, Evy di palanta nangko,

Sato lo awak sakaki dih,
Kendati bacarito tantang Layang-layang, tapi sabana di ayun rasonyo awak dek
piawainya Sanak Jepe ko manorehkan kalimat demi kalimatnyo.
Manyimak salamo ko, banyak tambahan pengatahuan nan didapek. Satiok panulih
di palanta, baik apak-apak mau pun Ibu/Uni2 saliang bapacu mengangkat
babagai topik nan menarik sarto bermanfaat.

Carito demi carito pun saliang sambuang manyambuang.
Salain tu manimbua kan raso ingin tahu awak atas lanjutan carito orisinil
lainnyo
Pendeknyo, sanak Jepe tolong lanjuikkan carito tantangan Pulau Simeulue  nan
konon korban Tsunami relatif saketek.
Rahasio nou apo ?  Kabarnyo karano adanya "Kearifan Lokal' penduduknyo.
Jadi awak tunggu jo panuah arok carito selangkoknyo tantangan Pulau Simeuleu
di Samudra Hindia, di sabarang Meulaboh dan Tapak Tuan

Tarimo kasih,

Wassalam,dan Terimakasih,

Masrur Siddik
L / >67, Bandung
Salam kenal salaku panyimak di tapi galanggang



2009/6/1 Dewi Mutiara <iara_a2...@yahoo.com>

>    Ass.Wr.Wb.
>
> Hidup memang bagaikan layang-layang, adakalanya tetap cantik melenggok
> diudara , adakalanya sulit untuk terbang tinggi , karena arah angin sedang
> tidak berpihak,
> Walaupun demikian seperti yang digambarkan oleh Pak Suheimi , uni Evi
> ataupun  Bung Jepe sendiri bagaimana kita memposisikan diri kita sebagai
> layang-layang  yang sedang diatas ataukah ditengah saja ,< maksudnya
> biasa-biasa saja > ,sehingga kalau menukik turun tidak terhempas.
> Bung Jepe , layang-layang  juga punya nama ada darek  ada marak, apa
> artinya atau hanya sebutan dari daerah tersebut.
> orang cina kalau bikin layang-layang juga indah sekali dengan ekor ular
> naganya.
> Sekarang apa masih punya kesempatan main layang-layang, kalaupun masih
> mungkin indak pakai tamanung bagaimana ya anak-anak dan nyonyaku, indak
> paralu lo angin manyampaian he...he...he.
>
> Wasalam
> Dewi Mutiara, suku Sikumbang
>
>
>
> --- On *Mon, 6/1/09, Jupardi <jupa...@anugrah-mgt.biz>* wrote:
>
>
> From: Jupardi <jupa...@anugrah-mgt.biz>
> Subject: [...@ntau-net] LAYANG-LAYANG MARAK SINABANG .. By : Jepe
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Date: Monday, June 1, 2009, 4:50 AM
>
>  LAYANG-LAYANG MARAK SINABANG
>
> *By : Jepe*
>
> * *
>
>
>
> Masih seputar layang-layang, kali ini saya bercerita sebuah pengalaman
> bermain layang-layang di Sinabang ibu kota Kabupaten Simeulue-NAD ketika
> saya bekerja disebuah NGO Jerman dalam tugas kemanusiaan membantu para
> masyarakat yang terkena korban tsunami dan gempa yang dahsyat pada tanggal
> 26 Mei 2004 dalam proyek rehabilitasi dan rekoveri perumahan masyarakat yang
> luluh lantak dengan bahan kontruksi perumahan sederhana layak huni memakai
> kayu kelapa. Sebelum cerita layang-layang,  memang tidak aneh lagi sebuah
> joke yang berkata, “Jika ada kehidupan di Bulan tak pelak lagi orang Minang
> akan mengambil kapling disana” begitulah jiwa merantau orang Minang
> kemanapun didelapan penjuru mata angin ini akan dijelajahi oleh suku kita
> ini baik untuk mencari ilmu, berdagang dan bekerja diberbagai sektor .
>
>
>
> Sangat mudah kita temui dan mungkin cukup banyak orang Minang yang berada
> di Sinabang bahkan telah berakar beurat dengan anak cucu mereka berada di
> Ibu Kota Kabupaten Simeulue ini, rata-rata mereka berasal dari
> Pariaman.Perantau Minang lazimnya berusaha dan mencari hidup disanarata-rata
> sebagai pedagang  apakah rumah makan atau kedai kebutuhan sehari-hari, ada
> juga yang menjadi nelayan dan bekerja di kantor-kantor pemerintah (PNS).
> Bahkan bahasa sehari-hari atau bahasa pergaulan di Sinabang rada-rada bahasa
> Minang pasaran yang mudah kita pahami bercampur dengan bahasa daerah
> Simeulue, khusus di Sinabang jika kita berbahasa Minang maka rata-rata
> penduduk Sinabang paham apa yang kita maksud. Karena keterikatan secara
> emosional dalam agama mayoritas (99 % Islam kecuali pendatang semisal dari
> Pulau Nias atau Batak Kristen) dianut penduduk Simeulue adalah Islam (99 %
> kecuali pendatang semisal dari Pulau Nias atau Batak Kristen).  Perantau
> Minang sangat mudah beradaptasi dan berasimilasi dengan penduduk tempatan.
> Bukan hal yang aneh lagi jika para perantau Minang mendapatkan jodoh dengan
> penduduk Simeulue dan diacara pesta pernikahan disamping adat penduduk
> setempat yang hampir mirip dengan adat-adat pesta kebanyakan daerah pesisir
> di ranah kita seperti Pariaman, pakaian kedua pengantinnya juga sangat
> kental dengan pakaian adat Minang pesisir begitu juga tata acara secara adat
> mulai saat berunding, uang jemputan dan lain sebagainya.Itulah sekilas
> tentang orang awak di Sinabang.
>
>
>
> Nah diakhir pekan saya disamping memancing di laut dangkal berkarang, tidak
> lupa juga saya larut dengan penduduk tempatan bermain layang-layang, apalagi
> ketika peringatan 17 Agustusan sudah dipastikan ada lomba layang-layang
> puncaknya menyediakan hadiah kerbau, oh ya di Simeulue ini sangat banyak
> ternak Kerbau masyarakat dan ini menjadi status social di masayarakt
> Simeulue, jika satu kaum mempunyai banyak kerbau maka naik jugalah status
> sosialnya dimata masyarakat. Setiap ada perhelatan baik pesta perkawinan
> atau acara-acara adat lainnya tidak lengkap rasanya jika tidak membantai
> kerbau. Setiap hari raya I’dul Korban maka rata-rata yang disembelih adalah
> kerbau.
>
>
>
> Layang-layang Marak, begitu masyarakat menyebut jenis layang-layang yang
> sering dimainkan setiap sore atau dalam acara lomba 17 Agustusan dilapangan
> terbuka. Tidak jauh berbeda atau  malah persis bentuknya dengan
> layang-layang Darek di ranah minang,  perbedaan layang-layang marak ini
> tidak dikasih ekor, pantat (Minang: Tandan) layang-layang ini yang berbentuk
> segi tiga sama kaki dibiarkan begitu saja tanpa diberi ekor baik yang pendek
> maupun yang panjang lazimnya layang-layang darek diranah minang. Pada
> ujungnya (kepala) layang ini dikasih rambu-rambu warna warni menarik dan
> bunyio dengungan dari karet dan bilah yang dibuat sedemikian rupa ketika
> ditiup angin diudara maka dia akan bergetar dan mengeluarkan bunyi
> dengungan.Lombanya hampir sama kriterianya dengan lomba layang-layang darek
> di ranah minang intinya siapa paling tinggi saat juri berkata TAHAN.
> Layang-layang akan “tagak Tali” sampai ketinggian maksimal sesuai dengan
> “kehebatan”  layang-layang marak yang dibuat oleh tangan yang ah;I dengan
>  penuh perhitungan keseimbangan dan prinsip-prinsip aerodinamika yang hanya
> berdasarkan kehalusan jiwa serta pengalaman yang panjang saja bagaimana
> membuat layang marak yang siap menjadi juara.
>
>
>
> Layang Marak ini memang tidak seindah layang-layang darek kita yang
> berlenggang lenggok diudara dengan ekor pendek dan panjangnya berjuntai,
> tapi lenggang lengkok tanpa ekor dan bunyinya sangat menarik juga disaksikan
> diudara. Saya dulu mempunyai dua buah layang marak yang saya pesan khusus
> pada penduduk lokal yang pintar membuat layang-layang marak ini. Jika ada
> kesempatan setiap sore ketika angin cukup saya ikut bergabung dengan
> penduduk lainnya bermain layang-layang marak apakah dipinggir pantai atau
> dilapangan terbuka disekitar Sinabang, boleh dikatakan jika musim
> layang-layang marak maka langit Sinabang begitu marak berwana warni dengan
> lenggang-lenggok serta dengungan layang marak.
>
>
>
> Ketika layang-layang marak saya membubung keangkasa, saya lalu larut dalam
> suasana dan suka membayangkan dan kadang-kadang membuat hati saya begitu
> sedih dan rindu pada anak-anak dan istri saya yang berada di Pekanbaru yang
> begitu sangat jauh dari Sinabang. Dalam hati saya hanya bisa berteriak,
>
>
>
> “wahai layang-layang Marak ku yang sedang terbang tinggi sampaikanlah salam
> rindu, sayang dan cinta buat anak-anak dan istri saya nun jauh disana,
> apakah diketinggian itu kau bisa menatap jauh ke Pekanbaru..kau lihatkah
> anak-anakku sedang sekolah atau bermain dihalaman rumahku, kau lihatkah
> istri ku lagi memasak atau sekedar menangangkat jemuran dihalaman rumah dan
> apakah kau bisa menatap istriku lagi hamil berat anak keempat kami yang kami
> dambakan seorang laki-laki..bisakah kau menjawab layang-layang marak ku yang
> terbang tinggi yang kau sampaikan melalui getaran benang yang aku
> pegang..ini,
>
>
>
> Ahhh..terlalu susah memang menyembunyikan perasaan rindu jika jauh bekerja
> sama keluarga, tapi rinduku paling tidak sedikit bisa ditekan dengan
> memainkan layang-layang Marak Sinabang.
>
>
>
> Pekanbaru, 1 Juni 2009
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke