2009/6/4 Ronald P Putra <ronald.p.pu...@db.com>:
>
> Yg saya sebutkan adalah kampanye PKS (pileg artinya) bukan kampanye pilkada.
> Kampanye pilkada tidak sama dgn kampanye pileg dan disini repotnya kalau
> berkoalisi dgn partai lain dalam pilkada.
>

Duh, justifikasi ini yang selalu keluar. Kalau begitu bagaimana posisi
tawar PKS dalam koalisi karena akan selalu bertemu hal seperti itu?

Yang lebih aneh adalah kampanye PKS di televisi pun melibatkan
perempuan yang tidak menutup aurat. Itu pileg lho dan bukan koalisi
(ataukah "koalisi" dengan penyandang dana?).

Kenapa sulit sekali mengakui bahwa PKS melakukan kesalahan?

> Sering muncul dilema, karena bagi partai lain, urusan dangdutan seperti ini 
> sesuatu yg mutlak harus dipenuhi,
> dan team sukses pilkada biasanya gabungan dari berbagai parpol tsb. Terpaksa 
> campur aduk jadinya.
>

Bukankah PKS menyatakan dirinya sebagai partai dakwah? Bukankah
justifikasi PKS berpartisipasi dalam politik praktis dan berdemokrasi
untuk berdakwah? Namun ketika ada momen dakwah kok justifikasinya
malah koalisi?

> Merujuk kapada saran Sanak Ridha, apakah para peserta dari PKS akan kemudian 
> memprotes dan menghentikan acara
> live tsb ?
>

Kenapa tidak? Mengapa peserta dari PKS menanyakan format acara dan
memberikan masukan batasan-batasan acara? Sama juga seperti ketika
kampanye pilkada DKI, alasannya adalah acara bukan dibuat pihak PKS,
tapi kok sepolos itu PKS sehingga tidak mengkritisi format acara.
Padahal kalau mau cari suami/istri calonnya akan "diverifikasi" oleh
murabbiyah/murabbinya.

> Sampai saat ini, tidak saya temukan ada pendapat dari para kader dan
> qiyadah, yg mengatakan bahwa wanita tidak apa-apa buka aurat. Jadi sebaiknya
> jangan berkesimpulan demikian.
>

Apakah ada pengingkaran dari mereka padahal mereka hadir di situ lho?
Apakah begitu cara amar ma'ruf nahyu munkar PKS? Apakah tunggu
berkuasa dulu? Lantas bagaimana dengan iklan yang dibuat oleh PKS
sendiri? Apakah ada pengakuan bahwa ada kekeliruan?

> Siapapun Fathuddin Ja'far, yg pasti bagi saya tulisannya tidak layak utk
> dijadikan referensi. Btw, Sanak Ridha tahu dari mana dia kader PKS ?
>

Da Ronald, coba dibaca lagi e-mail saya. Justru di situ saya bertanya
apakah ybs kader PKS. BTW, bukankah situs eramuslim.com biasa diisi
oleh ustadz-ustadz PKS? Ini pertanyaan lho.

> saya tak tahu, pendapat saya bukan kader, karena terbukti dia tidak tahu 
> proses
> yg terjadi dalam tubuh PKS itu sendiri. but, cmiiw ....
>

Kader PKS yang baik memang tidak pernah membuka kesalahan PKS di luar
ya, Da. Namun bagaimana dengan kesalahan muslim lain yang di luar PKS?

Maaf kalau malah saya jadi banyak bertanya karena memang PKS makin "ajaib."

-- 
Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke