Sabtu,
27 Juni 2009 , 10:51:00
Tahap I, Fokus Koridor Utara
Bus Massal Gantikan Bus Kota Khatib
Setiap
hari, jalanan macet ditemui di Bundaran Matahari. Bus massal, salah satu
solusi kemacetan di pusat kota .
Padang, Padek--Kegelisahan warga akan kemacetan di Kota Padang, akan segera
teratasi. Sistem transportasi bus massal akan diterapkan pertengahan 2010
mendatang. Saat ini, Pemko bersama tim konsultan sedang melakukan kajian
teknis (detailed engineering design/DED) dimana titik-titik shelter bus
massal akan dibangun.
“Menurut rencana, kita akan meniru sistem busway yang ada di Jakarta.
Bus massal akan mengitari jalur-jalur dan berhenti pada shelter-shelter yang
telah ditentukan,” terang Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang, Yosefriawan.
Pada tahap pertama ini, Pemko akan memfokuskan sistem transportasi bus massal
di koridor Utara. Yakni wilayah batas kota-pusat
kota (Pasar Raya). Bus massal ini nantinya
akan menggantikan 100 unit bus kota
jurusan Khatib Sulaiman yang melewati jalur Pasar Raya-Lubukbuaya.
”Artinya, jika bus massal ini sudah ada, bus
kota Khatib yang ada sekarang ini, tak lagi
beroperasi. 100 unit bus kota
tersebut nantinya akan dibeli oleh Pemko. Misalnya, pembelian
lima unit bus kota
akan ditukar dengan satu unit bus massal. Uang penjualan bus kota
tersebut nantinya akan dikembalikan lagi dalam bentuk saham bus massal milik
sejumlah PO (pengusaha oto) bus kota ,”
kata mantan Kepala Dispenda Kota Padang itu.
Departemen Perhubungan (Dephub) RI menjanjikan akan menyerahkan 20 unit bus
massal untuk Pemko Padang. “Dalam minggu ini, Dishub akan menggelar
rapat dengan sejumlah PO bus kota
untuk membicarakan sistem buy back (pembelian kembali) saham tersebut,”
ulasnya. Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Padang, Fauzi Bahar melakukan
penandatanganan MoU dengan Dephub RI di Kantor Kementerian Dephub, Selasa
(23/6) terkait perencanaan, pembangunan dan pengoperasian sistem angkutan
massal berbasis jalan di Kota Padang.
“Tujuan utama transportasi bus massal ini, adalah tugas Pemko untuk
memberikan pelayanan publik yang baik untuk warga. Penduduk Kota Padang yang
sudah mendekati 1 juta jiwa pada siang hari (jam kerja), membawa konsekuensi
semakin padatnya arus lalu lintas kendaraan. Alhasil,
kota menjadi macet, pelayanan angkutan transportasi
menjadi terabaikan,” ulas Wali Kota Padang, Fauzi Bahar.
Menurut rencana, tiket bus massal di Kota Padang akan menerapkan sistem smart
card atau pembelian voucher. Di tempat terpisah, Ketua Organda Kota Padang,
Muslim Tanjung mendukung sistem transportasi bus massal yang akan diterapkan
Pemko. “Apapun kebijakan yang memajukan transportasi
kota , akan kita dukung. Sayang
kan jika bantuan 20
unit bus massal (merk Mercedes Benz) dari Dephub itu tidak kita
terima,” ungkapnya.
Keberadaan bus massal nantinya, akan mengurangi angka kriminalitas dan aksi
premanisme di jalan, khususnya di atas bus dan angkot. “Sopir bus
massal nantinya, tak memegang duit. Beda dengan sopir bus dan angkot, membawa
duit. Selain itu, preman tak akan berani lagi menyetop angkot dan bus
kota untuk melakukan
pungli, dengan kedok jualan botol minuman Aqua,” pungkasnya.
Sopir Angkot Resah
Sebagian sopir angkutan kota
(angkot) di Kota Padang resah terkait rencana program bus massal yang akan
diterapkan Pemko, pertengahan tahun mendatang. 20 unit bus massal terdebut
dikhawatirkan, dapat mengurangi penghasilan sejumlah sopir angkot. Masril,
salah seorang sopir angkot Jurusan Pasar Raya-Indarung mengatakan, jika bus
massal ini beroperasi, bukan tak mungkin akan terjadi demo besar-besaran para
sopir angkot.
Bus missal bukan solusi kemacetan di Kota
Padang . Yang mendasar
itu, dibangunnya terminal angkot. Hal senada dikatakan Ali, 30. “Bus
Damri yang dioperasikan Pemko dahulunya, malah mati saat ini,” katanya.
Sebaliknya, salah seorang mahasiswa, Yosi, 18 menyetujui sistem transportasi
bus massal. “Yang pasti, aman, tak ada copet. Dan yang pasti, busnya
ber-AC,” katanya. (san/cr 13)
|