Manolah sanak ambo Arman Bahar Marah Sakti nan bijak bestari

PKS ko partai rancak bana, partai dakwah, partai masa depan, sasaran bersifat 
jangka panjang, memakmurkan dan membina akhlak anak bangsa.
Kok kini lah tagadaikan, manjadi tukang dorong oto urang, dek karano hanyo 
jabatan nan menjadi  tujuan.
 
Itulah dek indak hati-hati, jarek sarupo jo jerami, Sio-sio hutang tumbuh
Caba-caba nagari alah

Budiono akan memajukan Ekonomi Syariah?
Ekonomi syariah adolah ekonomi antiriba, ekonomi nan beretika, ekonomi yang 
berpihak kepada yang lemah, ekonomi nan mengemukakan akhlakul karimah.

Inikah cawapres yang katanya akan menegakkan ekonomi syariah tu?

(Dari kutipan wawancara Jusuf Kala dengan MBM TEMPO 15/XXXVIII 01 Juni 2009

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/06/01/WAW/mbm.20090601.WAW130468.id.html)
 

TEMPO [T}: Dalam beberapa kasus Anda berseberangan dengan Boediono, waktu itu 
Gubernur Bank Indonesia. Misalnya soal blanket guarantee setelah muncul kasus 
Bank Century?

JK: Saya berpendapat, blanket guarantee itu artinya semua masalah 
perbankan—kesulitan cash flow, rugi, dan sebagainya—pada akhirnya ditanggung 
APBN. Ini artinya ditanggung seluruh rakyat. Saya tidak mau kesalahan 
bankir-bankir itu dibebankan ke rakyat. Itu menzalimi rakyat.

Berdasarkan pengalaman pada 1998, blanket guarantee itu justru merugikan, tidak 
memberikan hal positif. Saya lalu kasih data, statistik, grafik, kepada 
Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan. Saya bilang tidak, karena bisa 
menimbulkan krisis kedua. Semua negara yang memberikan blanket guarantee, 
seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, pertumbuhan ekonominya minus.

T:  Siapa yang mengusulkan blanket guarantee?

JK: Macam-macam, Kadin, pihak perbankan, semua memberikan usulan. Yang ngotot 
itu Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan.

T:  Sikap SBY bagaimana?

JK: Menteri Keuangan mengatakan (sikapnya) sudah disetujui Presiden. Saya lalu 
setuju, tapi hanya Rp 2 miliar. Itu bukan blanket guarantee, tapi jaminan 
perbankan. Kepada Gubernur Bank Indonesia saya bilang, jangan seenaknya saja: 
mengawasi perbankan tapi mengorbankan rakyat.

T:  Apa alasan Gubernur Bank Indonesia?

JK: Katanya untuk kestabilan moneter, agar perbankan jalan. Itu cara normatif: 
ciri-ciri monetaris. Saya bilang tidak.

T:  Bukankah BI tidak perlu datang ke presiden?

JK: Ini menyangkut jaminan negara, artinya rakyat yang menjamin. Akibatnya, 
kita bisa kekurangan anggaran pendidikan, kesehatan, perbaikan jalan. Sama 
seperti Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, rakyat harus menanggung 50 tahun.

T:  Bisa dibilang itu titik balik hubungan Anda dengan SBY?

JK: Saya tidak mengatakan itu. Tapi, untuk persoalan itu, saya memang keras 
sekali. Sampai ada yang taruhan: siapa yang benar, Wakil Presiden atau yang 
lain. Kenyataannya sampai sekarang perbankan tetap aman.

T:  Direktur Utama Bank Century dipenjarakan setelah itu?

JK: Ya. Saya juga yang memerintahkan agar dia ditangkap. Waktu itu Bank 
Indonesia mengatakan tidak bisa karena tidak ada hukumnya. Saya bilang, mengapa 
tak bisa. Polisi harus mencari (dasar) hukumnya.

T:  Dalam hal apa lagi perbedaan Anda dengan Boediono?

JK: Dalam banyak hal saya selalu ingin pemerintah itu mencari jalan. Menteri 
dan Wakil Presiden kan harus memiliki target. Target itu harus diraih dengan 
segala upaya. Kalau ada aturan yang tidak sesuai, aturannya yang diperbaiki, 
bukan targetnya yang dihentikan. Nah, Pak Boediono itu taat aturan. Itu gaya 
eselon dua atau kepala biro. Kalau menteri, seharusnya bikin terobosan.

T:  Apakah SBY tidak pernah menengahi perbedaan Anda dengan Boediono?

JK: Secara terbuka SBY tidak pernah memberikan pandangan.

(Kutipan selesai, dan pernyataan-pernyataan JK di atas tidak pernah dibantah 
baik oleh SBY, Budiono maupun Sri Mulyani)

Adiek ambo Arman Bahar, adiek nan indak saayah lain ibu :)
Adiek ambo nan bijak bestari
Buka maka, buka hati
Jangan terpesona kepada gemerlap dunia, itu hanya fata morgana
Partai jangan dijadikan berhala
Masuklah ke TPS, contreng JK
Itulah pilihan, yang Insya Allah
Dapat dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat
Presiden yang Insya Allah, yang mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang 
makmur, mandiri dab bermartabat
Tidak bangsa yang hanya menjadi tukang dorong oto urang.

Sekian, mohon maaf jika ada kata-kata ambo nan kurang berkenan.

Wassalam, HDB SBK  (66-)


--- In rantau...@yahoogroups.com, Arman Bahar <arman_ba...@...> wrote:
> Co nan taralah juo go eh, bak kecek mamak2 kito juo, “lah nan pasa jalan 
> nan batampuah† koalisi pilpres 2004 saisuak sabagai tukang dorong kito 
> dijanjikan 4 jabatan menteri namun nan direalisir hanyo 3 nan ciek 
> di-umbuaknyo jo dubes Timur Tengah mereka adalah menteri Pertanian DR. Anton 
> Apriantono, mempora DR. Dault Adiyaksa, mentri Negara  perumahan Rakyat Dr. 
> Asy‘ari dan Ust. DR As Segaf al Jufri dubes RI di Riyad
>  



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke