Tarimo kasi Pa' Suheimi, amin amin..
yo kok dikaji2 ya bana dikampuang masih banyak nan balaku kawin cino buto 
itu..pa'...
sebagai info untuak pa' suheimi aa kalau di aceh kini ko alah di tangkokii tuan 
kadi nan manikahan urang kawin cino buto mah pa'alah dalam proses kini , jadi 
manunggu hasilnyo....


--- Pada Kam, 16/7/09, suheimi ksuheimi <ksuhe...@yahoo.com> menulis:

> Dari: suheimi ksuheimi <ksuhe...@yahoo.com>
> Judul: Bls: [...@ntau-net] Bls:C I N O  B U T O   ---  Paapuih Talak
> Kepada: RantauNet@googlegroups.com
> Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 2:49 PM
> Bagus sekali ulasasn dari sanak
> Asmawir chaniago
> jauh lebih lengkap dan lebih rinci
> semoga tulisan ini dapat di baca oleh orang kampung
> kita yg masih melakukan praktek
> cino buto
> 
> Terima Kasih
> 
> Prof.H.K.Suheimi, SpOG(K)
> 
> --- Pada Sel, 14/7/09, Asmawir Chaniago
> <asmawir_chani...@yahoo.co.id> menulis:
> 
> 
> Dari: Asmawir Chaniago
> <asmawir_chani...@yahoo.co.id>
> Judul: [...@ntau-net] Bls:C I N O B U T O --- Paapuih Talak
> Kepada: RantauNet@googlegroups.com
> Tanggal: Selasa, 14 Juli, 2009, 9:46 PM
> 
> 
> 
> 
> Praktek kawin cina buta adalah perpaduan dari pemaksaan
> cerai dan pemaksaan 
> perkawinan. Kawin cina buta diyakini wajib dilakukan oleh
> perempuan yang ingin 
> rujuk dengan suaminya setelah suami istri menyatakan cerai
> dengan talak 3. 
> Cerai ini dianggap sah walaupun tanpa pengesahan dan proses
> rujuk sebelumnya 
> dari pihak yang ditugaskan yaitu Mahkamah Syar’iah atau
> petugas KUA. Karena 
> telah talak 3, untuk dapat rujuk kembali, baik pihak suami
> maupun istri harus 
> terlebih dahulu menikah dengan orang lain. Dengan
> diperbolehkannya poligami, 
> pihak suami dapat mempertahankan istri barunya,
>   sementara bagi pihak istri pernikahan tersebut harus
> diakhiri dengan 
> perceraian.
>    
>   Untuk dapat melangsungkan pernikahan itu, pihak
> perempuan harus menyediakan 
> semua ongkos pernikahan termasuk mahar dan “upah”
> menjalankan proses hubungan 
> suami istri sebelum akhirnya
>  bercerai. Pihak perempuan juga harus menunggu masa 
> iddah (3 bulan 10 hari) sebelum dapat kembali rujuk dengan
> suaminya yang awal. 
> Praktek perkawinan yang harus dijalankan oleh pihak
> perempuan inilah yang 
> dirujuk sebagai kawin cina buta. Dan di dalam situasi
> pengungsian, paham dan 
> praktek kawin cina buta ini berlangsung.
>    
>   Terdapat 2 kasus yang dipaksa atau terpaksa
> menjalankan kawin cina buta. 
> Menurut korban dan keluarga korban serta masyarakat
> sekitar, praktek cina buta 
> lazim dilaksanakan di kampungnya. Masyarakat menerapkannya
> dan tidak berdaya 
> menolak karena sudah menjadi ajaran dan paham yang
> disebarkan dan ditanam oleh 
> para ulama yang menjadi panutan umat. Menurut para ulama,
> itu adalah hukum 
> Allah, wajib bagi umat Islam untuk menjalankannya dan
> terkutuk ketika 
> meragukannya, apalagi mempertanyakan. Pada salah satu
> kasus, pemaksaan ini 
> dikuatkan oleh penganiayaan fisik berat
>  yang dilakukan ayah korban saat melihat 
> korban sedang berbincang dengan (mantan) suaminya
> merundingkan proses kawin 
> cina buta. (lihat ilustrasi 14)
>    
>   Kalaupun ada argumen bahwa kawin cina buta ini
> dimaksudkan untuk mencegah
>   pelecehan terhadap institusi perkawinan karena
> setiap orang merasa gampang 
> keluar masuk institusi tersebut, tampaknya argumen ini
> perlu ditinjau ulang. 
> Dari ilustrasi salah satu temuan di atas, dimanakah letak
> syiar mawadah wa 
> rahmah, pembentukan keluarga sakinah dalam sebuah
> perkawinan dan apa artinya 
> nilai-nilai seksualitas yang selama ini sangat disakralkan?
> Sementara niat 
> untuk rujuk terhalangi, sebuah perkawinan lainnya harus
> dijalankan. Kali ini 
> pernikahan itu sama sekali tanpa niat untuk membentuk
> keluarga sakinah dan 
> tanpa landasan mawaddah wa rahmah. Hanya sebuah pernikahan
> dengan sebuah 
> hubungan seks yang dipaksakan, yang agar hubungan seks
>  sesaat itu dapat 
> dikatakan syah dan tidak melanggar hukum dan agama maka
> seluruh prasyarat 
> pernikahan perlu dilakukan- membaca ijab Kabul, mahar dan
> juga, uang pembeli 
> suami cina buta.
>    
>    
>   Ilustrasi 14
>   Kawin Cina Buta
>   N saat ini berumur 24 tahun, mempunyai dua anak
> namun salah satunya meninggal 
> dalam musibah tsunami. N dan (mantan) suaminya menikah
> sejak tahun 1998. Pada 
> suatu hari di akhir bulan juli 2005 di sebuah kamar barak
> huntara Kecamatan 
> Jaya Aceh Jaya, N dan suami bertengkar. Pertengkaran
> berakhir dengan 
> masing-masing menginginkan cerai. Malam itu juga suami N
> memanggil ayah dan ibu 
> N dan menyatakan mencerai N dengan talak 3. Setelah
> kejadian itu N dan suami 
> merasa menyesal dan ingin rujuk. Tetapi menurut tiga ulama
> yang mereka temui, N 
> dan suaminya bukanlah pasangan suami istri lagi, mereka sah
> bercerai. Kalau 
> mereka ingin rujuk,
>  mereka harus menjalankan kawin cina buta dan setelah itu 
> baru dinikahkan kembali.
>    
>   Suami N kemudian menikah dengan perempuan lain dan
> kemudian menceraikan 
> perempuan tersebut ketika pernikahannya baru satu bulan.
> Sampai dengan bulan 
> Januari 2006, N dan mantan suaminya belum bisa menikah
> kembali karena N belum 
> menjalankan praktek cina buta. Menurut ajaran ulama
> setempat, N harus mencari 
> calon suami cina buta dan menyediakan mahar. N dan suami
> cina buta harus 
> melakukan hubungan suami istri dan tidak diperkenankan
> memakai alat 
> kontrasepsi. Apabila suami cina buta tidak mau menceraikan
> N setelah proses 
> cina buta selesai, maka N harus tetap menjadi istri suami
> cina butanya. 
>    
>   Karena keinginan mereka untuk rujuk begitu kuat,
> pada bulan januari 2006, 
> dengan dibantu oleh (mantan) suaminya N mempersiapkan
> perkawinan cina buta 
> tersebut di Banda Aceh, tetapi
>  perkawinan cina buta itu gagal karena N tidak 
> punya uang sejumlah tiga juta (sebagai bayaran untuk suami
> cinabuta) untuk 
> mengupah ”suami cina buta” selain mahar dan ongkos
> pernikahan tentunya.
>    
>   Saat merundingkan ulang proses kawin cina buta
> dengan mantan) suaminya di 
> kamar barak yang tidak ditutup pintunya, ayah N tiba-tiba
> datang. Tanpa banyak 
> bertanya, ayah N memukul dengan kepala ikat pinggang,
> Korban dipukul di 
> belakang punggung kiri & kanan, paha bagian depan
> sebelah kanan, paha kiri 
> bagian belakang, betis kiri & kanan, leher bagian
> belakang, & lengan kiri & 
> kanan. Ini disaksikan oleh anggota keluarga korban serta
> tetangga barak.Alasan 
> pemukulan adalah malu melihat anaknya bergaul dengan
> (mantan) suaminya padahal 
> mereka belum lagi sah menjadi suami istri (kembali). 
>    
>   Akibat pemukulan itu, 2 hari N tak dapat bergerak,
> terbaring
>  kesakitan. Saat 
> terakhir bertemu dengan dokumentator di akhir Februari,
> menurut N  ia sudah 
> melakukan praktek Cina buta. Untung saja suami cina butanya
> itu bersedia 
> menepati janji untuk menceraikannya. Sekarang ia sedang
> dalam masa iddah, 
> berharap cemas apakah hamil atau tidak.
>    
>    
>   Bagi perempuan yang menjalankan praktek cina buta,
> tradisi ini benar-benar 
> meletakkannya dalam posisi rentan kekerasan, antara lain:
>   - keterpaksaan berhubungan seksual dengan ”suami
> cina buta”
>   - berhubungan seksual secara tidak aman, karena
> diyakini hubungan  
>     tersebut
>   harus tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Artinya,
> perempuan tersebut
>   berhadapan dengan resiko:
>                
>           - terjangkit penyakit
> menular seksual
>            
>                - hamil
>   - resiko terikat dalam perkawinan cina buta bila
> pasangannya itu tidak 
>     mau menceraikan
>   - stigma sosial terkait seksualitas perempuan, yang
> mungkin 
>     menyebabkan suami awalnya tak mau lagi rujuk
> setelah perempuan itu 
>     melangsungkan kawin cina buta, apalagi bila
> perempuan itu  
>     mengandung anak dari ”suami cina butanya”
> itu.
>    
>   Peristilahan dan nilai-nilai yang terkandung dalam
> paham serta praktek kawin 
> cina buta adalah perwujudan dari idiologi penundukan mental
> dan tubuh serta 
> seksualitas perempuan yang berasal dari relasi dominasi
> terhadap adab 
> perkawinan yang mensyaratkan adanya penguasaan, dogma
> penafsiran agama absolut, 
> yang dipadukan dengan ideologi rasisme terhadap kelompok
> etnis cina yang tumbuh 
> marak di negeri ini. Semuanya itu dilakukan dengan
>  memakai landasan pembenaran 
> “hukum Allah”. Nilai dan pemahaman ini begitu dominan
> dan absolut sehingga 
> tidak ada ruang untuk dialog, untuk melihat apakah di dalam
> menjalankan 
> pemahaman ini terdapat unsur-unsur yang menistakan sebuah
> perkawinan sekaligus 
> menistakaan tubuh dan seksualitas manusia, khususnya
> perempuan. Sebuah upaya 
> sadar untuk merendahkan martabat manusia yang karenany,
> diwajibkan untuk 
> menjalankannya. Padahal, tegas dan jelas pula bahwa
> pemahaman dan praktek cina 
> buta ini bertentangan dengan nilai dan prinsip sebuah
> perkawinan dan
> pembentukan keluarga sakinah yang disyiarkan baik yang
> tertuang dalam ajaran 
> agama maupun hukum yang dianut oleh negara.
>    
>    
>    
>   Tanggapan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU)
> Provinsi NAD disampaikan secara 
> lisan oleh ketua MPU, Prof. Muslim Ibrahim 
>    
>   Tanggapan difokuskan
>  pada persoalan seputar institusi perkawinan, khususnya 
> mengenai praktek Kawin Cina Buta. Menurut ketua MPU:
>   a. Secara umum, kasus-kasus yang disampaikan dapat
> diterima. Apalagi karena 
>       semua ini terjadi di barak [dan
> pengungsian pada umumnya] yang merupakan 
>       kondisi tidak normal.
>   b. Persoalan-persoalan tersebut pastinya akan bisa
> tuntas bila dikerjakan 
>       bersama-sama antara laki-laki dan
> perempuan. Menurut pandangan Islam, 
>       baik laki-laki maupun perempuan
> tidaklah lebih sekali atau kurang sekali 
> satu 
>       dari lainnya
>   c. Dalam adat Aceh, dalam masa pertunangan, pihak
> laki-laki membawa tanda 
>       ikatan (misalnya 2-3 mayam emas)
> sebagai bukti penguatan bahwa 
>       pertunangan sudah terwujud.
> Pertunangan masih dalam masa penjajakan. 
>       Bila
>  terjadi sesuatu, salah satu pihak yang mau membatalkan
> diwajibkan 
> untuk 
>       membayar dua kali. Ini berlaku bagi
> perempuan dan laki-laki. Karenanya, 
>       hutang akibat membatalkan pinangan
> seperti yang terjadi dalam kasus 
>       penolakan kawin paksa, bukan
> semata-mata dikenakan kepada perempuan 
>       saja.
>   d. Mengenai Cina Buta:
>      1. Talak adalah salah satu hal
> yang dibenci Allah, tapi lebih baik 
> daripada  
>          suami istri hidup
> dalam ikatan yang penuh kekerasan.
>      2. Di masa Rasulullah, jatuh talak
> 3 tidak dalam satu kali sekaligus. 
> Penafsiran  
>          talak
>     3. dapat jatuh pada satu waktu berkembang
> pada jaman kepemimpinan Umar  
>         Bin Khatab. Agar talak 3 tidak
> dibuat
>  sebagai main-main, pengaturan 
> kawin 
>         antara yang dikenal dengan
> praktek kawin cina buta diperkenalkan.
>     
>    
>    
>       3. Istilah dan praktek kawin cina buta
> di Asia Tenggara pertama kali 
> ditemukan
>           dalam sebuah alkisah di
> kitab Jawi; seorang lelaki Islam yang 
> mentalak 3 
>           istrinya, kemudian
> menyesal dan ingin rujuk kembali. Lalu lelaki 
> tersebut  
>           mengawinkan istrinya
> yang cantik dengan seorang Cina muallaf yang 
>           miskin dan buta, dengan
> harapan suami cina buta yang dibayar tersebut 
>           nantinya ketika diminta
> menceraikan istrinya juga akan menurut. Tapi 
>           kemudian jadi masalah
> karena suami cina buta tersebut tidak
>  mau 
>           menceraikan istrinya.
> Dalam pengadilan Belanda, suami cina buta 
> tersebut 
>           memenangkan kasus.
> Praktek Cina buta dalam istilah Arab adalah 
>           “muhalil”.
>      4. MPU NAD dalam pengurusan
> cerai/talak/kawin tetap menggunakan  
>          Kompilasi Hukum
> Islam. Pada prakteknya, masih ada ulama yang
> tidak   
>          mengkonsultasikan
> persoalan ini kepada pegawai pengadilan agama. 
>          Dengan tujuan baik,
> yaitu menghindari zinah, ulama membolehkan 
>          perkawinan siri.
>      5. MPU.telah mengeluarkan fatwa
> yang menyatakan bahwa praktek cina buta
>          adalah tidak sah.
> Sekalipun dalam KHI tidak ada
>  secara eksplisit 
> tentang 
>          cina buta, tapi ada
> dalam aturan tatacara talak dan nikah. Apalagi 
> karena 
>          kawin cina buta
> menyebabkan perkawinan yang dilangsungkan seolah-olah 
>          main-main, hanya
> dibatasi untuk satu hari.
>   e. Karena di Aceh, syariat dan adat di Aceh adalah
> seperti zat dengan sifat,  
>       seringkali orang menyamaratakan agama
> dengan adat istiadat. Misalnya  
>       hambatan bagi perempuan untuk meminang
> laki-laki, misalnya dengan 
>       pepatah “jangan seperti sumur cari
> timba”. Padahal di Islam tidak mesti 
> laki 
>       yang meminang. Rasulullah pun pernah
> dipinang oleh Khadijah.
>   f. Mengawinkan korban perkosaan dengan pelaku adalah
> bukan tindakan yang 
>      sesuai dengan penerapan
>  Syariat Islam yang kaffah. Pemerkosaan menurut 
>      Islam sanksinya berat sekali.
> Bahkan, bagi seorang suami yang memperkosa 
>      seorang gadis, hukuman yang
> dikenakan padanya adalah hukuman mati.
>   g. Mengenai Wilayatul Hisbah (WH), dalam qanun
> disebutkan WH hanya punya 
>       hak menegur, memperingati dan mengawas
> serta memberhentikan tindakan     
>       pelanggaran. Dalam pelaksanaan
> tugasnya, WH bisa meminta polisi untuk 
>       melakukan penangkapan..
>   h. Masih kurangnya upaya sinergis antara MPU yang
> mempunyai peran 
>       perumusan dan Dinas Syariat Islam
> dalam melakukan sosialisasi Qanun. 
>       Karenanya, bila ada keluhan mengenai
> penerapan Syariat Islam, mohon 
>       kedua lembaga ini diberitahu sebagai
> masukan untuk
>  perbaikan.
>    
>    
>    
>    
>   *tulisan ini diambil dari sebagian dari poin-poin
> hasil investigasi Pelapor 
> Khusus Komnas Perempuan untuk Aceh ke-1 dengan judul
> “SEBAGAI KORBAN JUGA 
> SURVIVOR;RANGKAIAN PENGALAMAN DAN SUARA PEREMPUAN PENGUNGSI
> TERHADAP KEKERASAN 
> DAN DISKRIMINASI”. www.komnasperempuan.or.id 
>    
>   
> 
> ---------------------------------
> Never Miss an Email
> Stay connected with Yahoo! Mail on your mobile. Get
> started![IKBAL Al-Amien] Sumbangan Pemikiran Qalam Online 
> Re: [IKBAL Al-Amien] Sumbangan Pemikiran ihda ihromi 
> Re: [IKBAL Al-Amien] Sumbangan Pemikiran Hafiz 
> Re: [IKBAL Al-Amien] Sumbangan Pemikiran -MGR- 
> Re: [IKBAL Al-Amien] Sumbangan Pemikiran ihda ihromi 
> Re: [IKBAL Al-Amien] Sumbangan Pemikiran Hafiz 
> Re: [IKBAL Al-Amien] Sumbangan Pemikiran ihda ihromi 
> [IKBAL Al-Amien] kawin cina
>  buta mustain musa 
> Re: [IKBAL Al-Amien] Sumbangan Pemikiran ihda ihromi 
> 
> elo/56/NAD
> 
> 
>       Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat
> - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
> 
>        
> Pemerintahan yang jujur & bersih? Mungkin nggak ya?  
>  Temukan jawabannya di Yahoo! Answers
> 
> > 
> 
> 
> 


      Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke