Senin, 27 Juli 2009 , 11:44:00

Gaya Kepemimpinan Tenang, Dunia Usaha Senang
<http://www.padangekspres.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=8974##> 

 

 

Dahlan Iskan (Chairman Jawa Pos)

Presiden baru sudah resmi terpilih. Gaya kepemimpinannya pun sudah lama
kita tahu. Kalau toh masih ada pertanyaan: mungkinkah gaya asli SBY itu
akan berubah?

Kemungkinan pertama: tidak berubah. Itu bukan lagi sekadar gaya, tapi
sudah karakternya. Bisa jadi SBY berpendapat bahwa apa yang dia miliki
itu sudah benar. Untuk apa lagi harus berubah. Buktinya, rakyat
menyenangi dan memilihnya. 

Kemungkinan kedua: SBY berubah. Gencarnya kampanye JK yang mencitrakan
SBY itu lambat dan peragu mungkin saja dia renungkan dalam-dalam dan
siapa tahu kemudian dia diam-diam setuju bahwa negeri ini memerlukan
percepatan pembangunan. Tapi, kemungkinan ini sangat kecil terjadi,
mengingat dia sendiri selalu mengatakan untuk apa cepat tapi keliru.
Ingat reaksi dia yang sangat cepat setelah meletusnya bom JW Marriott
dan Ritz-Carlton?

Walhasil, kita sudah bisa menarik kesimpulan bahwa kita akan memasuki
situasi lima tahun ke depan kurang lebih sama dengan apa yang sudah kita
alami selama ini. Ini ada baiknya juga agar kita tidak perlu
terkaget-kaget menghadapi perubahan.

Bagaimana dengan berubahnya posisi wakil presiden dari Jusuf Kalla ke
Boediono? Adakah berpengaruh pada gaya kepemimpinan nasional? Hampir
dipastikan tidak. Bahkan, mestinya, nuansa kepemimpinan nasional akan
lebih adem-ayem, kurang berwarna, dan jauh dari kejutan-kejutan.

Memang kita masih harus menunggu susunan kabinet baru. Siapa tahu banyak
kejutan. Tapi, tidak juga. Kalau toh akan ada sedikit kejutan, hanya
pada pemilihan orangnya. Tidak akan pada tindakan dan kebijaksanaan yang
akan dilakukan anggota kabinet itu. Susunan kabinet SBY-Boediono ini
nanti tentu lebih "disiplin tegak lurus". Para menteri akan antre minta
petunjuk untuk melahirkan suatu keputusan penting.

Dengan gambaran itu, rasanya kita sudah bisa memperkirakan bahwa
pemerintahan yang akan datang adalah pemerintahan yang berjalan dengan
prinsip bahwa segala sesuatunya sesuai saja dengan peraturan. Setiap
pikiran baru harus bersabar untuk menunggu sampai peraturannya berubah
dulu. Terobosan akan menjadi barang yang langka dalam lima tahun
mendatang.

Apakah dengan demikian keadaan negara kita akan sangat stabil selama
lima tahun ke depan?

Secara internal ya. Sayangnya, kita selalu punya faktor eksternal yang
di luar kontrol pemerintah: bencana alam, bencana politik, bencana
terorisme, bencana krisis global, dan bencana harga minyak dunia. Ketika
SBY baru terpilih lima tahun lalu, dia langsung disambut tsunami di Aceh
yang dahsyat. Lalu, disusul banyak bencana alam lainnya. 

Memang, tsunami Aceh, di samping membawa kesulitan besar, juga membawa
kebaikan besar: terselesaikannya konflik di Aceh. Tapi, bencana yang
berurutan terjadi setelah itu hanya lebih banyak menyusahkan. Kita tidak
tahu apakah masih akan ada rangkaian bencana lagi di depan kita. Yang
jelas, begitu quick count menyatakan SBY terpilih kembali jadi presiden,
terjadilah peledakan Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di Jakarta.

Mengait-ngaitkan bom itu dengan SBY sebenarnya terlalu dicari-cari.
Kategorinya hanya rumor, desas-desus, dan bahkan bisa cenderung fitnah.
Tapi, seperti juga tsunami, kita juga berharap bom Marriott dan
Ritz-Carlton bisa membawa berkah yang lain: terbongkarnya seluruh
jaringan terorisme di Indonesia. (bersambung)
Dengan gambaran-gambaran internal dan eksternal seperti itu, adakah
dalam lima tahun ke depan Indonesia maju pesat? Ataukah hanya akan
"sekadar" cukup maju? Atau bahkan akan mundur?

Kalau mundur, sudah pasti tidak. Kematangan bangsa Indonesia sudah
sampai pada tingkat tidak mau lagi mundur. Siapa pun presiden yang
terpilih. Proses demokrasi yang keras telah menciptakan situasi bahwa
orang tidak boleh lagi tidak maju. Pilihannya tinggal "maju pesat" dan
"cukup maju" saja. 

Agar tidak terjadi kekecewaan yang meluas, sebaiknya semua orang
menyiapkan mental bahwa Indonesia akan "cukup maju" saja. Jangan terlalu
berharap bahwa Indonesia akan "maju pesat". Harus kita syukuri bahwa
"cukup maju" adalah satu keberuntungan yang hebat. Kalau ternyata
Indonesia bisa "maju pesat", anggap saja kita semua mendapat "bonus".
Dengan demikian, kita bisa hidup lebih bahagia. Sebab, menurut pendapat
saya, bahagia adalah "apa yang kita dapatkan lebih baik dari yang kita
harapkan".

Untuk sekadar bisa mengharap "cukup maju" pun ada syaratnya. Rakyat
sebaiknya segera melupakan pemilu, melupakan politik, dan melupakan
bahwa pernah ada tokoh-tokoh yang membuat janji-janji kampanye. Kita
harus tahu bahwa janji kampanye adalah bukan program. Maka, jangan
gantungkan nasib kita masing-masing kepada janji-janji itu.

Juga, jangan pedulikan ini: siapa jadi siapa. Toh, mereka juga tidak
akan bisa membawa nasib kita masing-masing menjadi langsung lebih baik.
Yang bisa membuat nasib kita baik adalah kita sendiri. Maka, sebaiknya
yang sudah bekerja segera meneguhkan diri untuk kembali bekerja secara
tekun dan fokus pada profesinya. 

 Yang belum bekerja segera menentukan sikap: apakah akan terus mencari
pekerjaan atau harus segera berusaha sendiri, meski dengan susah payah
dan dengan skala yang amat kecil. Pada akhirnya, diri masing-masinglah
yang akan menyelamatkan masing-masing: bukan partai, bukan politikus,
dan bukan pejabat pemerintah.

Bagi pengusaha, segera lupakan pikiran "wait and see". Lupakan keinginan
untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, stimulus, insentif, atau
koneksi. Zaman sudah berubah: daripada untuk menyogok, lebih baik uang
dipakai untuk menaikkan gaji buruh. Yakinlah bahwa Indonesia-siapa pun
presidennya-akan terus maju, sehingga kalau seorang pengusaha tidak
maju, maka dia akan ketinggalan dari kemajuan itu sendiri.

Dengan gaya kepemimpinan nasional seperti yang akan terjadi lima tahun
mendatang, kita sudah tahu bahwa meski pemerintah tidak akan bisa banyak
membantu, tapi juga tidak akan banyak mengganggu. Berarti, maju tidaknya
dunia usaha kini sepenuhnya ada di tangan para pengusaha sendiri. Dengan
gaya kepemimpinan nasional yang tenang, seharusnya dunia usaha senang
karena pada dasarnya dunia usaha menyenangi stabilitas. Apalagi, dunia
usaha di Indonesia sebenarnya sudah sampai pada tingkat tidak perlu
dibantu asal jangan diganggu. Bahkan persyaratan-jangan diganggu-lebih
penting daripada harus dibantu.

 Untuk lima tahun ke depan ini, dunia usaha sudah akan cukup senang
kalau pemerintah bisa menciptakan keamanan yang baik, peraturan tidak
berubah-ubah, kurs rupiah stabil berapa pun nilainya?, dan sampai ketemu
di pemilu yang akan datang.

Tertangkapnya teroris, berkurangnya perampokan, dan tidak adanya
kerusuhan adalah tiga tugas utama SBY untuk pengusaha. SBY pasti mampu
melakukannya. Sedangkan kurs yang stabil, Boediono jagonya. Hanya empat
itu tugas utama pemerintah yang diharapkan dari rakyat tiga tugas SBY
dan satu tugas Boediono. Selebihnya, kini pengusaha sudah bisa maju
sendiri. Pengusaha (sektor swasta) yang sudah bisa maju sendiri itulah
yang akan membuat lima tahun lagi pendapatan rakyat Indonesia menjadi
USD 4.000/kapita. Bayangkan, alangkah hebatnya! 

 

http://www.padangekspres.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=8974

 


The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

<<inline: image001.jpg>>

Kirim email ke