Rizal Tanjung jadi 'Malin Kundang' di Taman Budaya

S. Metron 

  <http://www.padang-today.com/foto/berita/rizal%20harun.jpg> 
Sutradara, Rizal Harun

Sumber : padang-today

Tiga puluh menit pementasan, sebagian adegan dan dialog yang dipotong, akting 
menanggung, membuat malam pertama Temu Teater Sumatera Barat nyaris terasa 
hambar. Malam tadi (27/5), tidak hanya Ayah yang memberontak terhadap adat, 
tapi sutradara berusaha melawan keketatan struktur naskah. Pada tataan pentas 
yang apik, sutradara, Rizal Tanjung, ikut menjadi Malin Kundang. 

Cerita Malin Kundang tidak hanya berkembang di kalangan masyarakat. Bagi 
beberapa orang seniman, kisah anak durhaka ini ikut jadi pamenan. AA Navis 
misalnya, pernah menulis ulang dalam bentuk cerita pendek dengan sang ibu yang 
membatu. Masih dalam koloni cerpen, Wisran Hadi mengubah Malin yang hidup di 
pesisir menjadi orang Cina: Liem Khoon Dang. Wisran juga mencipta naskah drama 
berjudul Malin Kundang. Terakhir Ery Mefri membuat kolaborasi tari dengan 
menjadikan kutukan sang ibu yang membatu. 

Di tangan para seniman itu, Malin Kundang menjadi karakter yang lebih 
bervariasi. Ia tidak hanya seorang anak yang pulang merantau untuk dikutuk 
menjadi batu. Malin juga bisa menjadi pemberontak. Entah untuk adatnya atau 
nasibnya dalam legenda yang terus dikutuk. 

Rizal ikut melakukan pemberontakan. Akan tetapi, bukan karena alasan visi. Ia 
melakukan karena begitu banyak kendala proses. 
Dengan memakai dua pemain baru, maka kendala naskah semakin meninggi. Wisran 
dikenal sebagai (William) Shakespeare Padang. Dialognya penuh perhitungan. 
Ketat dan sulit mencari celah untuk mengeditnya. 

Wendra Wahyudi (Malin Kundang) dan Anisa Mutiara (istri) belum mampu menyangga 
kokohnya dialog-dialog itu. Eri Komachi, yang hampir dalam setiap adegan, 
muncul kewalahan memapah suasana. Wendra yang mencoba main maksimal, memang 
kurang jam terbang. 

Satu peran lagi, ayah (Kardi Kampai). Ia hanya muncul dalam satu adegan. Rizal 
mensetnya untuk bicara dengan kecepatan tinggi. Sayang, pola bloking 
(pergerakan pemain) yang diterapkan pada babak awal itu tidak berjalan dengan 
baik. Eri terlalu sering melihat ke belakang. Tempat Kardi berada. Laku yang 
menghilangkan sebagian emosi wajahnya. 

Artistik hadir memberi kesegaran. Dengan latar SRRI (Sekolah Seni Rupa 
Indonesia), Rizal membuktikan mampu melakukan pembagian pentas. Trap (kayu yang 
dibuat dalam bentuk separo kotak), dijejer dari sudut kanan pentas, membentuk 
sudut 45 derajat, sampai pada kain putih yang berada di kiri pentas. Plastik 
merah dan biru menjadi latar menutupi sebagian latar pentas yang berwarna 
hitam. Di depan kain putih juga diberi trap, tempat Malin muncul. Ada jala 
tergantung di sudut kanan pentas. Ada dominasi lampu merah, biru, serta kuning 
nan redup. †Ingin mengejar nuansa sunset,† ujar Rizal pada latihan 
terakhir. 

Begitu pementasan usai, seorang penonton berbisik, †Bukankah pementasan ini 
hanya mengejar proyek saja?† 
Pada pembukaan, Drs Asnam Rasjid (Kepala Taman Budaya) menaruh harapan besar. 
Ia berharap temu teater kali ini akan menemukan kejayaan teater Sumatera Barat 
era 80-an. Harapan yang terlalu besar. Setidaknya pada malam pembukaan. (*) 

 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

<<inline: image001.jpg>>

Kirim email ke