Inilah gambaran Minang yang sebenarnya sanak IJP. Ota di lapau sarupo mariam. 
Batangka di milis rantau net ko bak cando ka pacah nagariko. Lah tibo masalah 
lari. Falsafah iduik takuruang nak di lua, taimpik nak di ateh, alias cadiak 
buruak kini samakin tampak. Antah lah dusanak..... Bara kalamo sanak IJP 
basaba.... 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Indra J Piliang" <pi_li...@yahoo.com>
Date: Fri, 2 Oct 2009 20:05:00 
To: RantauNet<RantauNet@googlegroups.com>; Forahmi<fora...@yahoogroups.com>; 
FPK<forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com>
Subject: [...@ntau-net] Laporan Hari ke3

Karena baru datang hari ini, laporan ini dinamakan Laporan Hari ke3. 

Sebelumnya, saya sedikit "membela" Pemda Sumbar dlm acara SUN TV pd Kamis mlm. 
Dan saya cabut kembali pernyataan itu. Memang, setahun lalu saya dengar Gamawan 
Fauzi bicara dlm acara SSM tentang antisipasi gempa, tsunami, dll. Fauzi Bahar 
juga sudah mengadakan simulasi gempa dan tsunami. 

Kenyataannya tdklah begitu. Pas pesawat kami landing di BIM, tdk ada posko 
gempa di BIM. Tdk terlihat Sumbar adalah wilayah gempa terbesar, 7,9 skala 
ritcher. Yg ada adalah sopir2 taxy menawarkan diri. Saya beruntung krn rata2 
mereka sudah kenal dgn wajah sy, hingga mrk hanya mengajak bersalaman. 

Kargo kami dibongkar di anggar kargo. Ada pasukan TNI di sana dan relawan gempa 
dari Jepang. Saya juga bertemu relawan PMI dan sempat bersalaman dgn Marie 
Muhammad. Terus terang, saya "kasihan" kpd Ketua PMI itu, tapi juga trenyuh dgn 
ketidakmauannya utk mempercayakan tugas2 berat PMI kpd org2 yg lbh muda dan 
segar. Kargo kami, dari Sahabat Muda -- dlm pilpres adalah relawan JK-Wiranto, 
dari pihak keluarga-- ada dua truk sedang bak terbuka. Tanda terima dgn petugas 
bandara dibuat di dgn tulisan tangan. Satu tenda darurat HIPMI, terangkut oleh 
PMI, krn memang tdk dititipkan ke sy. 

Ada bbrp dokter, konseling, dan relawan yg di pesawat. Mrk tdk tahu harus 
kemana. Sebagian akan langsung lapotr ke Sarkotlak Bencana. Sebagian mau ikut 
sy, tapi sy mengatakan tdk tahu juga info lapangan. Sempat jumpa dan ngobrol 
dgn Gubernur Alex Noerdin dan Kapolda Sumsel, sebelum mrk pergi. 

Sy bergerak dgn 2 mbl truk dan 1 mbl APV, langsung menuju Kampung Dalam. 
Rencananya mau dibongkat dulu di Padang, krn ada satu gudang yg sudah disiapkan 
tim sy di lapangan. Tapi truk sudah mengarah ke Pariaman, jadinya saya ikuti. 
Sy singgah di Buayan yg dulu pernah jadi posko cabang IJP 09 Center. Dapurnya 
roboh, tetapi scr umum desa Buayan, kec Batang Anai, selamat. 

Bergerak ke Lubuk Alung. Kabarnya pasarnya rusak berat. Tapi bangunan ruko2 
baru di jln by pass utuh dan bagus. mungkin pas dibangun diawasi langsung oleh 
pemiliknya. 

Lewat Kec Sintuk Toboh Gadang, Kec Nan Sabaris, Ulakan Tapakis, dll. Sudah 
mulai byk rumah2 rusak, dari ringan, sedang, berat, sampai rata dgn tanah. Ada 
tulisan2 di jalan: posko bencana, tapi tdk ada org. 

Lewat Pasar Kurai Taji yg rusak berat, serta rumah2 yg rusak dan runtuh. Inilah 
kawasan Pariaman Selatan. Termasuk parah. Mau lewat by pass di pariaman tengah, 
macet, krn antre bbm di pom bensin. Balik, lewat kantor walikota baru yg rusak 
berat atau sedang, lalu ke pariaman tengah. Kondisi juga rusak: ringan sampai 
berat. 

Pariaman Utara lebh baik. Tdk byk kerusakan berarti. Kecuali Naras. Masuk ke 
Simpang 4 Toboh arah Kampung Dalam, pemandangan gempa mulai merata: air yg 
mengalir melewati rumah, tenda2 darurat, rmh rubuh dan rusak berat, posko2 di 
sepanjang jln. Pemandangan ini tdk berhenti di seluruh kawasan Kec V Koto 
Kampung Dalam: Campago, Pasar Pariaman, Tandikat, Padang Manis. Di sini, satu 
truk berhenti. Logistik masuk ke sebuah kamar, lalu dikunci. Kunci dipegang 
Muhardi, tmnku waktu SMA. Besok mau didistribusikan, setelah dimasukkan ke 
kantong2 plastik. Pesannya 1: berikan ke sebanyak mungkin org atau kepala rumah 
tangga, walau hanya mendapat 1 buah susu Ultra. 

sempat bicara dgn bbrp org, minum, ditraktir malam sama yg bawa mobil. 90 
persen rumah rusak, dlm arti hanya 10 persen yg bisa dihuni. 

Satu truk pergi ke kawasan tempat tinggal saya, seberang sungai yang menguning 
-- dulu jernih --. Lalu, ditaruh di Pos Pemuda. Disiplin berlaku disini: semua 
rumah harus dapat. Akhirnya dibagikan, tanpa harus pakai kupon, krn org saling 
kenal mengenal. Bbrp "pejabat" sy lihat agak masam mukanya, krn cara distribusi 
itu tdk lwt mrk. 

Truk2 itu sempat distop, tmsk oleh tentara. Tapi krn mrk mengenal siapa yg di 
dlm mbl, tdk jadi distop atau dipaksa utk membongkar sembarangan, apalagi 
dijarah. Satu kardus yg jatuh, malah diantar naik motor oleh org. 

Rmh ayah dan ibu sy rusak berat, oleng, tdk bisa ditinggali. Rmh2 yg lain rata 
dgn tanah atau rusak berat. Hanya satu rumah baru tetangga sy yg utuh: 
disanalah kami makan siang, eh, sore, dgn membawa ikan yg dibeli di sebuah 
kedai. Kami tentu menyeberangi sungai. Kaki sy sudah terbiasa "melihat" dlm air 
dan gelap, hingga tahu mana air dlm, mana air dangkal, walau warna air kuning 
atau jlnan gelap mlm2. 

Usai sholat, kami langsung bergerak lagi ke seberang, kembali ke arah semula, 
pergi ke sungai janiah, basung, kampung tanjung, tigo jerong, kampung pauah, 
kampuang apar, dll. Di beberapa titik, turun, berdiskusi dgn byk org, kadang 
dgn nada marah. Sy terpaksa turun berkali2, krn tdk enak hati, pas org2 melihat 
ada sy di mbl. 

Di Talau, bertemu dgn 3 wali korong, melihat lokasi longsor. Masih ada 2 mayat 
tertimbun. Mrk butuh mesin raksasa pengeruk batu dan lumpur, butun sinsaw utk 
memotong pohon2 kelapa, dll, agar bisa menemukan ke2 mayat itu. Tokoh 
masyarakatnya menangis minta tolong, krn yg tertimbun saudaranya. Spt biasa, 
mrk menggunakan bahasa kelas tinggi ke saya: "Ponakan tentu paham apa yg ada di 
perut Mamak. Mamak tdk perlu keluarkan, karena malu. Kami sudah bekerja, tapi 
apa daya, kami tdk bisa memindahkan bukit yg longsor itu dgn tangan." Dll. Dll. 

Di titik2 pemberhentian itu, sy lohat ibu2 sedang memasak, krn sudah mlm. Mrk 
menghuni tenda2 darurat. Dgn bermodal suara, sy jg datangi rmh2 pakai lilin yg 
keluarga2nya duduk di teras, krn rmh sudh hancur. Ada yg sedang makan, ada yg 
sedang menerima dunsanak2 yg sudah tiba dari arah Pekanbaru dan Jambi. 

Juga sempat jumpa wali nagari dan satu anggota DPRD. Mrk sibuk dgn catatan di 
tangan. Terlihat sekali ketegangan. Di Marunggi, Pariaman Selatan, jumpa dgn 
kepala desanya, serta ibu2 yg sudah mulai tidur di teras atau halaman rumah. 
Gelap gulita, bermodal lilin dan bintang2 di langit. 

Sebelumnya makan pecel ayam di rumah makan dpn ktr walikota. 1 dari 2 rmh makan 
yg buka pakai genset. Rata2 yg makan keluarga2 berpunya, mungkin orang rantau, 
atau relawan2 pakai seragam. Juga ada wartawan Metro TV. 

Sempat juga jadi polisi lalu lintas di simpang 4 toboh, krn mbl macet di pom 
bensin. Kedua bahu jln dimasukin di satu jalur. Bbrp org sopir bersalaman, krn 
kenal, juga yg membawa motor. Ada yg tertawa dan berteriak2 memanggil. 
"Pejabat" nagari yg naik mtr, lalu datangi sy, malah ngajak ngobrol, ngomong 
pileg, pilpres, pilkada, munas, dll. Tipe yg tdk sy sukai: "Saya tdk paham 
semua itu. Lbh baik mikirin gempa ini," kata sy. 

Bbrp titik kemacetan lagi bertemu. Pas masuk kota padang, pom bensin sudah 
mulai sepi. Isi bensin jam 00.30. Listrik menunggu di Padang. Semula dikira 
genset oleh yg punya mbl dan sekalogus sopir kami dan sekaligus yg punya toko 
grosir yg sama kami sejak mendarat. Nyatanya: listrik PLN. Alhamdulillah. 

Kami tidur di rmh saudaranya. Ketika sy menulis ini, nyamuk2 menghirup darah sy 
di tangan dan kaki. Nyamuk2 yg lapar krn gempa juga, mungkin. 

Yg jelas, dari yg sy lihat, dengar, amati: gempa ini dahsyat. Dahsyat daya 
rusaknya. Dahsyat dlm menunjukkan kinerja manusia. Dahsyat dlm penyajian lwt 
TV: yg masih fokus ke satu dan dua titik saja. Dahsyat dlm kesemrawutan dan 
kebingungan. 

Mudah2an, besok gempa bumi ini dahsyat dlm hal kepedulian: peri kemanusiaan dan 
peri keadilan. 

Selamat mlm. Sy minum sebutir decolsin sblm menulis ini. 

Padang, 3 Oktober, pukul 3 pagi. 


Berani beda, berani benar, berani pulang!


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke