Wabah Penyakit Intai Korban Gempa

By Republika Newsroom
Senin, 05 Oktober 2009 pukul 07:35:00 

PADANG--Hingga Ahad (4/10), upaya menemukan korban yang selamat dari
balik timbunan longsor masih dilakukan warga, namun peluangnya makin
menipis. Bagi mereka yang selamat, kebutuhan obat-obatan masih tinggi.
"Kami belum makan apa-apa selain mi instan selama empat hari terakhir.
Banyak yang terluka dan kami butuh bantuan kesehatan," kata Hery,
petugas penyelamat di Sungai Limau.

Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, mengatakan, pemerintah
memperkirakan jumlah korban tewas bisa mencapai 3.000 juwa, dengan
mempertimbangkan faktor penyebaran penyakit. Terutama di Padang, dimana
jasad-jasad yang terkubur di reruntuhan bangunan mulai membusuk. "Kami
berusaha menyelamatkan korban dari reruntuhan, hidup maupun mati. Kami
berfokus meminimalisasi kematian pascagempa," kata Siti.

Para pekerja sekarang telah mulai menyemprot reruntuhan dengan
desinfektan, sementara di tempat pemakaman umum (TPU) di Padang telah
digali lubang untuk menguburkan 11 jenazah tak dikenal yang ditemukan di
Hotel Ambacang. Kesebelas jenazah itu akan dikebumikan hari ini. Tim
penyelamat telah juga mengerahkan anjin pelacak untuk mencari korban
tewas tersisa di hotel itu, namun pada Ahad (4/10) tak satupun korban
bernyawa ditemukan.

"Kerusakan infrastruktur yang demikian parah akan membuat kota ini
kesulitan untuk pulih kembali," kata Eko Suhadi, juru bicara Palang
Merah Indonesia. Padang berada di atas salah satu patahan paling aktif
di dunia, namun Padang dinilai tidak dipersiapkan untuk menghadapi
gempa. "Saya pikir Padang benar-benar tidak dipersiapkan. Secara umum,
struktur bangunan yang ada tidak didesain tahan gempa dan itulah
penyebab kehancuran bangunan-bangunan yang ada begitu dahsyat," kata
Danny Hilman Natawidjaja, geolog dari Institut Sains Indonesia. n
reuters/c15/***

http://www.republika.co.id/berita/80066/Wabah_Penyakit_Intai_Korban_Gemp
a

 

 



The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke