Misteri soal mitos orang Minangkabau sebagai keturunan dari Iskandar
Zulkarnain (Alexander Agung dari Macedonia) tidak henti-hentinya menjadi
bahan perdebatan sekaligus penelitian. Tidak ada bukti-bukti tertulis dan
ranji silsilah yang dapat dijadikan rujukan. Reaksi dari para penerima
cerita ini juga cenderung terbagi antar dua kutub ekstrim yaitu kutub
sinisme yang nyata-nyata menolak dan antipati terhadap cerita itu bahkan
sedikitpun tidak mau mendengar, bahkan malu akan cerita yang mengada ada
itu, dan kutub fanatisme yang menerima secara buta dan bangga sebagai sebuah
ideologi turunan.

Diluar itu semua saya menemukan di luar sana berserakan serpihan-serpihan
yang tak terbantahkan memiliki kaitan dengan *Kebudayaan Hellenisme*, Sistem
Matrilineal dan Sistem Pemerintahan Nagari yang betul-betul khas Yunani.
Untuk menjawab semua itu, saya menenggelamkan diri dalam kutub ketiga yaitu
kutub kritis dan peneliti. Saya akan mendengar semua sumber baik logis
maupun mitos, saya akan memperluas cakupan kajian dengan tidak hanya
terkurung dalam tempurung keminangkabauan. Saya memandang mitos tidak dengan
cara benar atau salahnya mitos tersebut, namun dengan titik fokus kenapa
mitos itu tercipta. Mitos menyimpan kunci-kunci nama tokoh, nama tempat, dan
kejadian walaupun miskin informasi tarikh sejarah. Hasil budaya, sistem
sosial, pranata sosial politik dan bahasa menyimpan ribuan kunci yang
menarik untuk diteliti, tentu saja dengan syarat pertama tadi, yaitu :
keluar dari tempurung keminangkabauan.

Dalam tulisan saya sebelumnya saya telah menyinggung soal suku-suku pertama
Minangkabau<http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/18/rahasia-suku-malayu-di-pariangan/>yang
menunjukkan asal daerah mereka dan ideologi agama yang menjadi latar
belakang mereka. Saya juga sudah mengulas soal ke-identikan antara seni
ukiran yang berkembang di
Gandhara<http://en.wikipedia.org/wiki/Greco-Buddhist_art>dengan motif
ukiran Minangkabau <http://zulfikri.orgfree.com/ukiran01.html> dalam tulisan
*warisan ukiran dari
Gandhara*<http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/18/warisan-ukiran-dari-gandhara/>
.

*Gandhara di Lembah Sungai Indus (600 SM)*

Gandhara merupakan tempat percampuran berbagai budaya dan agama setelah
daerah di Lembah Sungai Indus bagian tengah ini ditaklukkan oleh Alexander
Agung pada 327 SM. Budaya dan agama yang bercampur baur di Gandhara
diantaranya adalah agama tradisional Yunani, Buddha, Hindu dan
Zoroatrianisme.

Seluruh pengelana yang menempuh jalan darat dari timur Asia ke barat Eropa
atau sebaliknya, pada masa itu, tidak punya pilihan selain melalui Gandhara
(Afghanistan sekarang). Hanya lewat Jalur Sutra inilah perdagangan sutra
Cina, pecah belah Alexandria, patung perunggu asal Roma, dan ukiran gading
yang indah produksi India pada masa itu bisa terlaksana. Tak hanya pedagang,
ribuan biksu Buddha juga ikut lalu lalang di Jalur Sutra. Mereka menemani
kafilah-kafilah pembawa dagangan, sambil menyebarkan ajaran-ajaran Buddha
sepanjang perjalanan. Sebuah versi sejarah menyatakan, dari wilayah
Afghanistan inilah ajaran Buddha tersebar hingga ke Cina, Korea, Jepang,
Tibet, Nepal, Bhutan, dan Mongolia.

Keberadaan stupa <http://id.wikipedia.org/wiki/Stupa> di kota Yunani
Sirkap<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sirkap&action=edit&redlink=1>,
yang dibangun oleh
Demetrius<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Demetrius_I_dari_Baktria&action=edit&redlink=1>sudah
menunjukkan sebuah sinkretisme yang kuat atau perpaduan antara agama
Yunani dan Buddha <http://id.wikipedia.org/wiki/Buddha>, bersama dengan
agama-agama lainnya seperti Hindu <http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu> dan
Zoroastrianisme <http://id.wikipedia.org/wiki/Zoroastrianisme>. Gaya
bangunan adalah Yunani, yang dihias dengan pilar-pilar kolom Korintus.
Kemudian di 
Hadda<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hadda&action=edit&redlink=1>,
dewa Yunani Atlas <http://id.wikipedia.org/wiki/Atlas> digambarkan menopang
monumen Buddha yang dihias dengan pilar-pilar kolom Yunani.

[image: 
Ancient_india]<http://mozaikminang.files.wordpress.com/2009/10/ancient_india.gif>

*Gandhara Scrolls dan Motif Ukiran Minangkabau*

Gandhara scrolls adalah motif  hiasan gulungan khas Helenistik dengan ukiran
dedaunan anggur dari
Hadda<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hadda&action=edit&redlink=1>,
Pakistan utara. Motif ini berasal dari Yunani yang dibawa oleh pengikut dan
tentara-tentara Alexander Agung pada saat penaklukan dunia timur. Pada tahun
326 SM, sebelum melakukan perjalanan kembali, Alexander memerintahkan bala
tentaranya untuk mendirikan 12
kuil<http://venuskomputer.wordpress.com/2009/03/05/pengaruh-hellenisme-dalam-gaya-seni-arca-masa-klasik-tua-di-jawa-abad-ke-8%E2%80%9410-m/>yang
sebagai ungkapan terima kasih kepada dewa-dewa Yunani, kuil-kuil itu
dilengkapi dengan arca-arca dewa yang tentunya dibuat menurut gaya seni
Hellas.

[image: 
GandharaScrolls]<http://mozaikminang.files.wordpress.com/2009/10/gandharascrolls.gif>

*Gandara Scrolls Motif (Gulungan Anggur dari Yunani)*

[image: kambang
manih]<http://mozaikminang.files.wordpress.com/2009/10/kambang-manih.gif>

*Motif  Si Kambang Manih dalam Ukiran Minangkabau*

*Kota Kota Model Yunani dan Sistem Konfederasi Nagari di Minangkabau*

Adalah suatu misteri sebelumnya ketika kita menemui bahwa di Minangkabau
terdapat suatu sistem pemerintahan yang sangat asing untuk wilayah
Nusantara. Kerajaan Minangkabau lebih merupakan konfederasi dari ratusan
nagari, dan kedudukan raja sifatnya adalah simbol semata. Bahkan Lembaga
Raja itu sendiri berbentuk suatu
Triumvirat<http://en.wikipedia.org/wiki/Triumvirate>yang disebut Rajo
Nan Tigo 
Selo<http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/15/pemerintahan-rajo-nan-tigo-selo-di-pagaruyung/>dengan
anggota-anggota Rajo Alam, Rajo Adat dan Rajo Ibadat.
Pemerintahan<http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/15/sistem-kelarasan-madzhab-ketatanegaraan-minangkabau/>sendiri
dijalankan dengan bantuan dewan menteri yang disebut Basa Ampek
Balai dengan anggota sejumlah 4 menteri dan sejumlah 7 lembaga negara yang
disebut dengan Langgam Nan
Tujuah<http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/17/gajah-tongga-koto-piliang-dan-gajah-tunggal-lubuk-jambi/>yang
berkedudukan di 7 nagari penting. Dalam kerajaan juga berlaku 2 mazhab
pemerintahan yang disebut kelarasan yaitu Sistem Kelarasan Koto Piliang yang
aristoktratis dan Sistem Kelarasan Bodi Caniago yang demokratis. Belakangan
muncul pula Sistem Kelarasan Lareh Nan Panjang yang menggabungkan kedua
mazhab yang ada sebelumnya.

Kerajaan-kerajaan
Hellenistic<http://en.wikipedia.org/wiki/Hellenistic_civilization>yang
berkembang disekitar lembah sungai Indus seperti Seleucid
Empire <http://id.wiki.detik.com/wiki/Kekaisaran_Seleukus>,
Bactria<http://en.wikipedia.org/wiki/Greco-Bactrian_Kingdom>dan
Gandhara <http://en.wikipedia.org/wiki/Gandhara> mendirikan kota-kota
menurut model Yunani, seperti di
Ai-Khanoum<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ai-Khanoum&action=edit&redlink=1>di
Baktria <http://id.wikipedia.org/wiki/Baktria>, yang hanya menunjukkan
ciri-ciri khas arsitektural Hellenistic. Kota-kota ini juga diatur dengan
sistem pemerintahan
polis-polis<http://books.google.co.id/books?id=UkA3_brGfu4C&pg=PA27&lpg=PA27&dq=sistem+pemerintahan+negara+kota+yunani&source=bl&ots=tvXT1leKm4&sig=_IfM4ama0Awu9Dv4b3iQyrAKCnw&hl=id&ei=Z0bdSqOoKJT6kAXVpIUU&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CAoQ6AEwAQ#v=onepage&q=sistem%20pemerintahan%20negara%20kota%20yunani&f=false>ala
Yunani kuno. Sistem inilah yang dibawa oleh nenek moyang orang
Minangkabau yang sangat mengagumi Alexander Agung itu. Belakangan mereka
menciptakan mitos bahwa mereka itulah keturunan langsung dari Alexander
Agung.

Selain di Minangkabau, sistem pemerintahan berbentuk
Konfederasi<http://en.wikipedia.org/wiki/Confederation>ini juga di
temukan di Kerajaan
Champa <http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Champa>. Kerajaan Champa yang
berdiri sepanjang abad ke 7 hingga tahun 1832 ini berbentuk Konfederasi Kota
yang terdiri dari Indrapura, Amaravati, Vijaya, Kauthara dan Panduranga.

*Sistem Matrilineal dan Jejaknya di Jalur Perdagangan India-China*

Satu lagi kunci untuk mengungkap asal-usul dan diaspora nenek moyang orang
Minangkabau adalah sistem kekerabatan Matrilineal yang dianut suku ini. Di
sepanjang jalur perdagangan India-China sistem ini ditemukan di
Kerala<http://en.wikipedia.org/wiki/Kerala>,
Karnataka <http://en.wikipedia.org/wiki/Karnataka>, dan Tamil
Nadu<http://en.wikipedia.org/wiki/Tamil_Nadu>di
India <http://en.wikipedia.org/wiki/India> , sebagaian wilayah Siam
(Thailand), di Kerajaan
Champa<http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Champa>di Vietnam
sekarang dan di wilayah
Naxi <http://en.wikipedia.org/wiki/Naxi> di
China<http://en.wikipedia.org/wiki/China>

*Kesimpulan dan Hipotesa*

Dari data-data diatas terjawab sudah keheranan selama ini tentang mitos
asal-usul orang Minangkabau. Klaim sebagai keturunan Iskandar Zulkarnain itu
bisa dipahami sebagai bentuk kekaguman nenek moyang orang Minangkabau yang
berasal dari Gandhara di Lembah Sungai Indus terhadap sosok Alexander Agung
yang mendirikan peradaban Hellenistic, peradaban perpaduan timur dan barat
yang meramu unsur-unsur Yunani, Buddha, Kebudayaan Hindu India dan
Kebudayaan Persia serta Zoroatrianisme.

Nenek moyang orang Minangkabau menurut Tambo Alam
Minangkabau<http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/15/tambo-alam-minangkabau-dt-sangguno-dirajo/>bernama
(bergelar) Sultan Maharajo Dirajo. Dari nama tersebut sangat jelas
bahwa dia berasal dari India. Dalam Tambo daerah asal ini disebut Tanah Basa
atau dalam bahasa asalnya adalah
Mahajanapada<http://en.wikipedia.org/wiki/Mahajanapada>.
Dalam rombongan tersebut ikut anggota-anggota bernama Cateri Bilang Pandai
(asal India) berkasta ksatria, Harimau Campa (asal
Champa<http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Champa>),
Kucing Siam (asal Siam), Kambing Hutan (asal Cambay, India) dan Anjing
Mualim (asal Persia) sebagai navigator. Tiga daerah asal pengiring ini masih
menganut sistem matrilineal hingga saat ini yaitu India (di Kerala,
Karnataka dan Tamil Nadu), Siam/Thailand (pada beberapa daerah) dan Champa
(Vietnam).

Terakhir saya kutipkan sebagian isi Tambo pada episode awal
keberangkatan<http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/15/sutan-maharajo-dirajo-dan-mitos-puti-bidodari-dari-sarugo/>(eksodus
dari Tanah Basa):

*adopun Sutan Sikandareni rajo alam nan arih bijaksano, mancaliak anak lah
mulai gadang lah masak alemu jo pangaja, timbua niaik dalam hati nak
manyuruah anak pai marantau mancari alimu jo pangalaman, mako tapikialah
maso itu jo apo anak nak kadilapeh balayia dilauik basa, tabayanglah
sabatang kayu gadang nan tumbuah dihulu Batang Masia banamo kayu Sajatalobi,
daun rimbun rantiangnyo banyak batang panjang luruih pulo, tabik pangana
andak manabangnyo kadibuek pincalang (parahu) tigo buah untuak palapeh anak
marantau …*

(adapun Iskandar Zulkarnain, raja yang arif bijaksana, melihat anak yang
mulai dewasa, sudah sempurna ilmu pengetahuan, timbullah niat dalam hati
untuk menyuruh anak pergi merantau, mencari ilmu dan pengalaman. Maka
terpikirlah waktu itu tentang sarana yang akan digunakan anaknya untuk
berlayar di samudera. Terbayanglah sebuah pohon kayu besar yang tumbuh di
hulu sungai Batang Masia bernama pohon sajatalobi, daunnya rimbun dan
rantingnya banyak, batangnya panjang dan lurus pula. Terpikirlah untuk
menebang pohon tersebut, untuk dibuat perahu sebanyak 3 buah, untuk melepas
anak pergi merantau …)

Apakah Sungai Batang Masia yang dimaksud dalam cerita itu adalah Sungai
Indus? Wallahualam bis shawab.


http://mozaikminang.wordpress.com/


*Regards*,

*Zulfadli, Piliang, 26th*

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke