Bung IJP!... Sebelumnya saya katakan bahwa saya belum percaya dengan anda dan 
menyebutkan beberapa hal tentang anda. Walaupun yang saya sampaikan bukan 
hal-hal yang baik tentang anda, Alhamdulillah anda tidak menunjukan perlawanan 
atau berdebat dengan saya karena memang tidak ada manfaatnya kalau anda lakukan 
itu. 

Yang jelas saya bukan lawan politik anda sekalipun saya bukan pendukung PG dan 
bukan konstituen anda tapi pada pilpres yang lalu saya milih JK. Saya tidak 
tahu apakah itu karena kebodohan, kenapa saya pilih JK padahal saya bukan 
pendukung PG terserahlah bagaimana orang lain menilai saya. Kalau menurut saya, 
milih JK karena saya melihat sisi baik yang dimiliki beliau dan sisi baik itu 
akan terukir di lembaran sejarah Indonesia sebagai suatu warisan yang akan 
terlupakan. 

Andainya saja proses itu diulang saya akan tetap pilih JK namun saya katakan 
lagi saya bukan pendukung PG atau simpatisannya dan jelas bukan sebagai 
konstituen anda, apalagi ke depan saya tidak melihat sisi baik dari AB. 
Prediksi banyak kalangan dan saya juga, PG belum akan bangkit lebih baik 
sekalipun PG punya asset untuk itu dan kemampuan AB menyuntik dana dalam jumlah 
besar sehingga secara finansial PG adalah sehat. Saya hanya lihat Elite PG 
tidak solid dan saya tidak percaya PG akan kembali mendapat simpati rakyat 
Indonesia. 

Narsisme, emosional dan kesombongan dalam politik ibarat pisau bermata dua dan 
itu saya lihat dalam diri anda namun beberapa tulisan belakangan ini saya mulai 
melihat yang lain. Katakanlah anda mulai terlihat rendah hati. Jangan senang 
dulu, itu harus anda buktikan agar anda mendapat simpati rakyat Indonesia bukan 
hanya orang Minang. Dan juga tidak ada kata tidak mungkin........ Saya hanyalah 
orang bodoh namun saya tahu emosional, narsisme dan sombong tambah lagi 
eksentris adalah sikap yang tidak akan mendapat simpati. Buat apa sombong... 
diatas langit ada langit. Narsis perlu namun ditampilkan dengan cara yang halus 
dan santun. Kalau tidak narsis gimana mau jadi terkenal, dikenal aja juga 
tidak. Mengkritik itu kan juga narsis, tapi beda materialnya. Orang yang tidak 
mau di kritik ibarat batu dilemparkan vertikal, dia bisa melaju ke atas namun 
pasti pada suatu titik akan kembali ke bawah dengan kecepatan yang jauh lebih 
tinggi dan dapat hancur berkeping-keping.

Sebelumnya saya sudah sampaikan bahwa saya pribadi tidak percaya pada anda, 
antara lain karena saya lihat emosional dan kurang santun dan juga terlihat 
sombong. Kalau anda marah pada saya karena mengatakan itu, juga tidak ada 
untungnya buat anda karena saya bukanlah lawan politik yang akan menjatuhkan 
anda. Hanya seorang bodoh, saya pikir anda tidak perlu marah... sebaliknya saya 
yakin, anda akan mendapat sesuatu untuk kebaikan anda dan dapat berbuat lebih 
baik dari pikiran bodoh saya ini. Kayaknya agak sulit dimengerti ya. mohon 
ma'af, itulah karena saya bodoh dan anda pintar cuman masih kurang cerdik. 
Mudah-mudahan dengan pikiran bodoh saya serta pengalaman2 yang telah dan akan 
anda lalui, anda segera menjadi cerdik.

Sekali lagi... Ma'afkanlah saya bila apa yang saya katakan tidak berkenan 
dihati anda. Semua yang saya maksudkan hanya agar anda lebih baik. Saya tidak 
tahu apakah sa'at ini adalah saat yang tepat menyampaikan hal ini namun saya 
yakin, anda harus mengetahui pikiran bodoh saya ini dan juga perlu anda ketahui 
setiap kesempatan saya selalu suruh anak-anak saya untuk menonton anda di TV 
dan komentar yang paling banyak dilontarkan oleh anak-anak yang masih lugu dan 
samasekali belum tau apa2 tentang politik adalah narsis, emosional dan juga 
sombong. Padahal menurut saya harusnya anda narsis santung dan tidak sombong. 
Alhamdulillah belakangan ini saya sudah mulai melihat itu muncul pada anda. 
Pada tulisan anda di bawah ini sangat jelas hal itu ada... semoga... anda pasti 
bisa.

Wassalam,
Zulidamel st.Malin Maradjo lk 46 Jkt

 
----- Original Message ----- 
From: "Indra J Piliang" <pi_li...@yahoo.com>
To: "RantauNet" <RantauNet@googlegroups.com>; "Forahmi" 
<fora...@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, October 20, 2009 6:45 PM
Subject: [...@ntau-net] Tentang Gamawan dan Patrialis Akbar


> Sembari menunggu ba'da Isya dan tahlilan 3 hari Ibunda kami, Hj Syamsiah alm, 
> sy ingin nimbrung. 
> 
> Ada byk fase dlm kehidupan manusia. Salah satu yg terumit adalah fase 
> politik. Vaclav Havel, Presiden Cekoslovakia dan Presiden Ceko, hanyalah 
> penulis naskah2 pementasan teater. Ketika menjadi presiden, ia mampu, paling 
> tdk mencegah pertumpahan darah ketika Cekoslovakia menjadi 2 negara: Ceko dan 
> Slovakia. Politik itu kotor, puisi yg membersihkannya, itu ucapan 
> terkenalnya. 
> 
> Para menteri keuangan di Eropa tdk semuanya berlatar belakang ekonom, tetapi 
> bisa menjadi menteri keuangan yg baik. Anwar Ibrahim juga sama, berlatar 
> sastra, namun bisa menjadi menkeu yg luar biasa. Ia jatuh bukan krn jabatan, 
> tapi krn politik. 
> 
> Syafruddin Prawiranegara hanya seorg dokter, tapi bisa menjadi Gubernur Bank 
> Indonesia yg legendaris. Atau Emil Salim, lulusan universitas terbaik di 
> bidang ekonomi, tapi lbh dikenal sbg ahli lingkungan hidup. 
> 
> Bisakah GF atau PA menjadi mentri yg baik? Bisa. Sangat bisa. "Indonesia 
> bisa," bukankah itu slogan SBY ketika pidato di MPR RI? Caranya, tanya kpd 
> mrk. 
> 
> Bolehkah pengamat atau org skeptis atau mengkritik? Boleh. Wajib, malah. 
> Menteri jabatan politik dan publik, publik tdk boleh diam saja. Rugi besar 
> bagi publik, bila tdk ada yg mengritik. "Matinya tukang kritik!" Telah jadi 
> naskah drama Agus Noor. Jangan GF atau PA jadi naskah mati pula. 
> 
> Apakah jabatan mrk bisa dikaitkan dgn etnisitas? Bisa jadi. Ini kan kabinet 
> Indonesia, politik Indonesia, semua unsur dipenuhi oleh sang empunya kuasa. 
> Dijelaskan, koq, sejak dini. Tapi hanya krn etnis itu kita jadi buta, itu yg 
> kliru. Kliru pikir, kliru rasa. Minang bukan entitas kerajaan kuno dlm zaman 
> BPUPKI, tapi ada dlm zaman demokrasi moderen. 
> 
> Jadi, silakan Lanjutkan, semua kritik, semua dukungan, semua perbenturan 
> pikiran. Pikiran itu baik, berhenti berpikir yg kurang baik.
> 
> Ijp
> 
> "Beranilah beda, beranilah benar, beranilah pulang! Maka, demokrasi akan 
> sehat, oligarki akan punah, hubungan batin akan sumringah..."
> > 
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke