Sanak Zulfadli.
Saya menghargai usaha yang dilakukan untuk menyusun dan mengumpulkan 
historiografi Minangkabau yang dilakukan. Bilamana dapat agar disesuaikan juga 
dengan ketentuan ilmiah, sehingga bahan yang dikumpulkan dapat menjadi rujukan 
ilmiah. Beberapa hal dapat ditambahkan seperti sumber asli rujukan, argumentasi 
metode, dll.
Ada satu referensi penting yang dapat dipelajari, yaitu buku Peter Burke, 
"Sejarah dan Teori Sosial", alih bahasa Mestika Zed dan Zulfami, Penerbit Obor, 
2003. Dalam buku tersebut dapat dilihat sejumlah latar belakang penulisan 
historiografi, serta gaya-gaya yang berkembang hingga saat ini. Ada satu gaya, 
yaitu tipikal feodalistik atau sejarah politik ala Ranke yang selama ini 
menggelayuti sejarawan; padahal saya berpandangan kalau pendekatan seperti itu 
kurang cocok untuk kondisi Minangkabau.
Saya akan coba tanggapi beberapa uraian yang sudah sanak sampaikan, sebagai 
bahan evaluasi saja.
Wassalam,
 
-datuk endang

--- On Thu, 10/15/09, Zulfadli <fadli...@gmail.com> wrote:



1) 100 SM – 400 M, Periode kedatangan bangsa bangsa imigran utamanya dari 
Pesisir Persia Selatan (Gujarat), India Selatan (Langkapuri), India Barat Laut 
(Cambay-Malabar), Siam (Thailand) dan Champa (Kamboja). Hal ini dipicu dengan 
ditemukannya emas di Sumatera Tengah dan posisi strategis pantai barat Sumatera 
dalam Jalur Emas dan Jalur Sutera.

2) 400 M – 1000 M, Periode kejayaan kerajaan-kerajaan India Selatan yang memicu 
migrasi gelombang kedua. Imigran kali ini datang dari India Timur seperti Tamil 
dan sekitarnya. Pantai barat Sumatera dikuasai kerajaan-kerajaan besar yang 
berpusat di India Timur.

3) 1000 M – 1200 M, Periode Minangkabau Timur, konsensus dengan Kerajaan Melayu 
Tua Dharmasraya di hulu Batang Hari Jambi. Integrasi kebudayaan Melayu Jambi 
kedalam Minangkabau Kuno. Disini diprediksi sebagai awal dari Melayunisasi 
terhadap bahasa yang dipakai kaum Minangkabau awal yang sebenarnya adalah para 
imigran. Inilah cikal bakal Bahasa Minang klasik. Bahasa Melayu bangkit sebagai 
Lingua Franca perdagangan di Kepulauan Nusantara.

4) 1200 M – 1400 M, Periode Invasi Kebudayaan Jawa ditandai dengan Ekspedisi 
Pamalayu oleh Kerajaan Singasari. Serbuan-serbuan dilanjutkan oleh Majapahit 
kemudian. Sebagai akhir dari periode ini adalah berdirinya Kerajaan Pagaruyung 
dengan Adityawarman sebagai raja terbesar. Pada masa ini Kerajaan Pagaruyung 
Minangkabau menguasai Sumatera Tengah, Pantai Barat Sumatera Tengah dan Kawasan 
Hulu sungai-sungai besar yang mengalir ke Selat Malaka. Adityawarman berbapak 
bangsawan Singasari dan beribu bangsawan Dharmasraya. Periode Pagaruyung adalah 
periode multikulturalisme dengan 3 komponen utama yaitu Penduduk Minangkabau 
Awal (Imigran dari India Selatan, Persia, Siam dan Champa), Penduduk 
Dharmasraya dan Penguasa keturunan Jawa. Inilah cikal bakal masyarakat 
Minangkabau Modern. Pada masa ini Bahasa Minang masih belum resmi digunakan, 
terbukti dengan prasasti yang ditulis dalam 2 bahasa, yaitu Bahasa Sansekerta 
mewakili Dharmasraya dan Keturunan Jawa
 Singasari dan Bahasa India Selatan / Tamil mewakili bahasa yang digunakan para 
penduduk imigran.

5) 1400 M – 1600 M, Periode Kegelapan sejarah. Diawali dengan huru-hara antara 
pendukung Pemerintahan Nagari dan pihak Kerajaan Pagaruyung yang diakhiri 
dengan terbunuhnya sebagian besar pewaris Kerajaan Pagaruyung berdarah Jawa 
dalam pertempuran Saruaso. Periode ini juga merupakan awal dimulainya consensus 
finalisasi adat (undang-undang) Minangkabau dalam artian dianggap sudah 
sempurna dan tidak boleh diubah lagi. Periode ini juga diyakini sebagai awal 
mula konsensus penggunaan bahasa lisan dengan pelarangan pemakaian tulisan dan 
penghancuran prasasti-prasasti dan dokumen-dokumen lainnya. Tidak diketahui 
alasan dari konsensus ini.
6) 1600 M – 1800 M, Pantai Barat Minangkabau dianeksasi oleh Kerajaan Aceh 
Darussalam. Berkembang pengajaran Syiah secara meluas. Pada periode ini 
berkembang Bandar Pariaman sebagai kota pelabuhan pengekspor emas dari 
pedalaman Minangkabau. Seorang petualang Portugis dari Malaka juga sempat 
memasuki pedalaman Minangkabau dan menceritakan betapa kayanya penduduk 
pedalaman yang hidup bergelimang emas. Laporan ini juga mengabarkan bahwa 
teknik pertanian di pedalaman Minangkabau sudah sangat maju untuk ukuran zaman 
itu. Ini adalah satu-satunya laporan dari pedalaman Minangkabau untuk periode 
ini. Total dalam periode 1400 M – 1800 M, pedalaman Minangkabau berada dalam 
kegelapan sejarah.
7) 1800 M – 1900 M, Periode Revolusi Agama dan awal persentuhan dengan 
kolonialisme Belanda. Diawali dengan kepulangan 3 orang haji dari Tanah Hejaz 
yang sedang bergolak menentang pemerintahan Turki Usmani. Salah seorang dari 
ketiga haji ini yang sempat belajar militer karena menjadi anggota Kavaleri 
Jatnisar Turki ini membawa pulang faham Wahabbi ke Minangkabau dengan tujuan 
melakukan pembersihan terhadap ajaran Syiah yang saat itu menjadi agama 
mayoritas penduduk. Revolusi berdarah ini berujung dengan ikut campurnya 
Belanda dalam Perang Paderi yang berakhir tahun 1825. Kaum Adat yang berpusat 
di Batipuh dan Tanah Datar terpaksa melibatkan Belanda karena 2 dari 3 wilayah 
inti Minangkabau yaitu Luhak Agam dan Luhak Limapuluh telah jatuh kedalam 
pemerintahan Kerajaan Islam Minangkabau yang berpusat di Bonjol. Huru-hara 
pasca Perang Paderi ini berakhir sekitar tahun 1900 ditandai dengan Perang 
Kamang atau Pemberontakan Belasting.
8 ) 1900 M – 1950 M, Periode Reformasi Agama ditandai dengan kembalinya Haji 
Rasul murid Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi dari Mekkah. Berkembangnya 
mazhab Syafii di Minangkabau dan munculnya kaum intelektual didikan Belanda. 
Seterusnya terbentuknya organisasi-organisasi pergerakan berbasis agama seperti 
Muhammadiyah dan partai-partai politik. Periode ini adalah periode yang sangat 
dinamis diantaranya diwarnai oleh peristiwa-peristiwa seputar revolusi dan 
perang kemerdekaan, termasuk didalamnya Agresi Militer Belanda dan periode PDRI 
(Pemerintahan Darurat Republik Indonesia)
9) 1950 M – 1966 M, Periode Kekacauan Politik, diawali dengan ketegangan pusat 
dan daerah yang berpusat di Sumatera Tengah. Mencapai puncaknya pada peristiwa 
perang saudara PRRI yang meluluhlantakkan Ranah Minang secara fisik dan 
penduduknya secara mental. Antiklimaks periode ini adalah peristiwa G30S/PKI.
10) 1966 M – 1998 M, Orde Baru. Periode ini diingat sebagai periode pemaksaan 
kehendak penguasa terutama tentang penyeragaman sistem pemerintahan terendah di 
Indonesia dengan menerapkan sistem pemerintahan desa. Pada periode inilah 
Nagari sebagai sendi terpenting kebudayaan Minangkabau dihancurkan dan 
dikonversi menjadi kotak-kotak administrasi tanpa arti.
11) 1998 M – Sekarang, Reformasi. Revitalisasi dan Reinterpretasi kebudayaan 
menjadi topik yang hangat dibicarakan. Nagari kembali dihidupkan namun kali ini 
dengan Trias Politica sebagai nyawanya. Keterwakilan Anak Nagari dalam Parlemen 
Nagari merupakan eksperimen baru yang sedang diujicobakan. Diluar itu gerakan 
pemuda dan kaum intelektual kampus yang membawa paham Ikhwanul Muslimin lewat 
PKS mulai memberi warna baru dalam masyarakat yang secara tradisional adalah 
warga Muhammadiyah. Penerapan perda-perda syariat dijadikan aksi massal sebagai 
penterjemahan reformasi ala Minangkabau. Sementara itu pemuda-pemudanya semakin 
lupa dan asing dengan akar sejarahnya.
 
http://laguminanglamo.wordpress.com/ 

http://tambominangkabau.wordpress.com
http://mozaikminang.wordpress.com
http://zulfadli.wordpress.com/




      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to