Menggugat Minangkabau ???,

Siapa Penggugat ?,
seberapa banyak penggugat,
telah dirugikan oleh Tergugat ???,

Jan sampai ado yang mengecek :
" Bak bujang baru bakariih,
  bak gadih, baru ba subang .. ",

Sebaiknyo, salaikanlah mangaji dulu,
tamaik disurau bawah,
lanjuikan ka surau ateh ..,

Ado carito dizaman dulu,
diawal tahun limo puluhan,

Ado bujang yang nayiek daun,
pandai mangecek jun ba pidato\
pandai manuli jun mangarang
awak gagah, anak ulama,

mancaliek urang mangapik ayam,
basabuang jun ba judi,
ka kiin ba bini, ka siko bacakak,

Si Bujang muak, indak ma upek,
ayunkan kaki, pai ka Medan,

Apo yang indak katuju di ati,
ambiek pena,tumpahkan ka karate,

indak mampangaruhi urang,
indak mancari namo,
ba buwek sorang,
dan mampatanggung jawabkan, sorang,

Inyo wujudkan menjadi sebuah buku :

" Adat Minang Kabau, Menghadapi Revolusi ",

dengan primbul : dihalaman depan :

" indak lakang oleh paneh,
indak lapuak oleh ujan, iyolah batu ",

Tapi .., setelah banyak dunia dijelajahi,
alah banyak kasanangan jun parasaian,
sampai masuak dan kaluwa panjaro,

Disaat umua la batambah laruik,
takana bana, taniyek di hati,
tadagak kampuang, jun sanak famili,
kapingin danga patatah jun patitih,
upek jun puji ..

Disaat waktu yang tapek,
ikan takilek jalo tibo,

takajuik urang di karapatan adat Minangkabau,
didatangi tamu indak diundang,
sambil mamakikan : " indak lakang oleh paneh,
indak lapuak oleh hujan, iyolah adat !,

Suasana berobah haru, berpelukan, maka pulanglah ia
si anak hilang, si pengupat adat Minangkabau,
pulang keharibaan adat dan alam Minangkabau,
sebagai Buya Hamka, alm. Semoga arwah dan amal ibadahnya
diterima Allah disisi-Nya, Amin !.

Semoga uraian ini, dapat diambil hikmahnya.

Wassalam,

Irwan


















> MITOS MINANGKABAU - Dari Sudut Pandangan Seorang Mahasiswa
> <http://razakrao.multiply.com/journal/item/43/MITOS_MINANGKABAU_-_Dari_S
> udut_Pandangan_Seorang_Mahasiswa_>
>
>
>
> Tulisan oleh ARDIANSYAH  (ardiansyah1...@gmail.com),  disiarkan dalam
> akhbar Singgalang  ,  03 Mei 2009  (  8 Jumadil Awal 1430 H  )
> (  Penulis artikel ini adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas
> Sastra Universitas
> Andalas  )
>
>
>                     MENGGUGAT  MINANGKABAU
>
> KEINGINAN untuk merevitalisasi kejayaan Minangkabau pada era kontemporer
> adalah sebuah semangat utopis yang hanya didasari pada semangat saja .
>
> Mencoba menghidupkan kenangan Minangkabau dengan primodial dan
> seremonial hanyalah sebuah tindakan setengah hati . Sebut sajalah
> berbagai sistem unggulan yang dianggap berfungsi pada era Minangkabau
> klasik , sekarang dicoba untuk diangkat kembali , seperti kembali ke
> surau , kembali ke nagari dan sebagainya , semua itu adalah tindakan
> stagnan yang sifatnya hanya berjalan ditempat saja . Hal ini di latar
> belakangi oleh salah satu faktor yang sangat fundamentalis ,  apakah
> kejayaan Minangkabau yang kita anggap sebagai masa keemasan adalah
> sebuah kejayaan yang utuh atau mungkin hanya sebuah dongeng ?
>
> Cuba lontarkan satu pertanyaan kepada salah seorang pemuka adat , apakah
> benar adat - istiadat Minangkabau adalah sebuah pola kehidupan yang
> ideal ? Maka mereka akan menjawab dengan lipstik-lipstik sejarah , bahwa
> Minangkabau adalah sebuah etnis yang unik , ideal , beradat dan
> sebagainya , ini adalah pandangan mereka didalam menerawang Minangkabau
> sebagai salah satu etnis yang ideal didalam menata pola hidup mereka .
> Namun yang menjadi pertanyaan adalah , apakah benar semua tambo-tambo ,
> cerita-cerita klasik mengenai Minangkabau yang diturunkan secara oral
> dari mulut ke mulut adalah sebuah kebenaran atau pembohongan ?
>
> Minangkabau sekarang dengan Minangkabau pada masa tempo dulu memang
> sangat jauh berbeda , dimana dalam perbedaan tersebut telah menjadi
> sebuah pertentangan , apakah benar bahwa Minangkabau tempo dulu yang
> selalu dibanggakan bahkan selalu dijadikan referensi adalah se- buah
> etnis yang ideal ? Jika kita membandingkan Minangkabau sekarang dengan
> tempo dulu , kita akan melihatnya sebagai sebuah kebanggaan dan sebagai
> sebuah bayang-bayang utopis .
>
> Yang menjadi titik permasaalahan adalah , apakah etnis Minangkabau pada
> tempo dulu yang selalu di jadikan referensi pada kehidupan sekarang
> adalah sebuah peradaban yang benar-benar ideal atau hanya sekadar
> dongeng belaka ?  Sebagian orang mungkin akan menentang bahwa
> Minangkabau pada masa tempo dulu bukan hanya sekadar dongeng belaka ,
> namun ia adalah sebuah kebudayaan yang telah membentuk peradaban .
> Sayang nya bukti untuk mengangkat bahwa Minangkabau tempo dulu adalah
> sebuah kebudayaan yang ideal hanyalah omong kosong belaka  , hal ini
> dikarenakan pengikisan dan perubahan arus telah menghapuskan jejak-jejak
> peradaban Minangkabau . Dengan adanya penghapusan tersebut pada akhirnya
> telah melahirkan sebuah keraguan di dalam menafsirkan Minangkabau .
> Sebut saja ikon Bundo Kanduang , mungkin sebahagian orang menganggap
> posisi Bundo Kanduang adalah seorang wanita yang dituakan di dalam Rumah
> Gadang , namun juga ada penafsiran bahwa setiap wanita Minang adalah
> Bundo Kanduang atau hanya sebagai sebuah institusi pada masa sekarang ?
>
> Keraguan-keraguan itu semakin kuat ketika masyarakat Minang pada masa
> sekarang melihat masyarakat Minang tempo dulu sebagai dua kebudayaan
> yang sangat jauh berbeda , seolah-olah ada dinding pemisah diantara
> kedua nya .  Salah satu pemikiran yang menjadi pertentangan adalah ,
> kenapa setiap kali kita berbicara mengenai Minangkabau maka akan selalu
> dikaitkan dengan Kerajaan Pagaruyung  ,   jika dilihat seolah-olah ada
> sebuah pendoktrinan bahawa Minangkabau adalah Pagaruyung - Batu sangkar
> .  Bukankah masih banyak kerajaan-kerajaan Minang pada saat itu , sebut
> saja Kerajaan Indra Pura , Kerajaan Dharmasraya dan sebagainya , namun
> entah kenapa ikon Minangkabau selalu dikait-kaitkan dengan
> Pagaruyung-Batu sangkar .
>
> Mencoba untuk memilah-milah antara kenyataan dengan sebuah khayalan ,
> maka kita akan terbentur lagi kepada keraguan Minangkabau sebagai sebuah
> etnis yang ideal dan mungkin akan melahirkan sebuah keraguan , pada
> bagian mana dari Minangkabau yang dianggap sebagai sebuah ke- idealan .
> Pada bagian sistim pemerintahan , pola kehidupan , falsafah hidup atau
> hanya pada tokohnya .
>
> Yang membuat Minangkabau bisa besar pada saat itu hingga sampai di-
> jadikan rujukan didalam kehidupan pada sekarang ini hanyalah terbatas
> pada penokohan .  Minangkabau tempo dulu bisa besar bahkan bisa jadi
> sebuah peradaban dimulai dari sebuah penokohan yang menjadi pemain utama
> di atas panggung Minangkabau .  Sebut saja tokoh Bundo Kanduang , Mamak
> , Tungku Tigo Sajarangan (  Alim Ulama  ,  Cadiak Pandai  dan Penghulu )
> ,  dan sebagainya , semua itu adalah tokoh-tokoh yang telah mengangkat
> Minangkabau sebagai sebuah kebudayaan yang patut dibangga kan .  Namun
> terlepas dari itu , jika kita berbicara pada masyarakatnya pada saat itu
> , maka belum dapat pula dipastikan bahwa masyarakat pada saat itu adalah
> sebuah masyarakat yang ideal yang menjunjung ABS-SBK , karena pada
> realitinya yang menjadi dominan pada saat itu adalah tokoh dan bukan nya
> masyarakat .  Apa yang membedakan masyarakat sekarang dengan masyarakat
> Minangkabau pada tempo dulu , tentunya tidak ada perbedaan , dimana
> masih ada ketimpangan-ketimpangan yang diwariskan dari generasi mereka ,
> generasi yang dibesarkan dibawah payung Minangkabau .
>
> Terkadang mencoba untuk memahami sebuah tambo yang selalu dijadikan
> referensi adalah sebuah pandangan yang berada diluar akal pikiran
> manusia ,  dimana seolah-olah ada pembesaran sejarah didalam
> penceritaannya .  Sebut saja seperti sebuah cerita yang mengatakan bahwa
> Minangkabau telah ada semenjak gunung Merapi sebesar telur itik , suatu
> hal yang kurang masuk akal jika kita mencoba mencari awal terbentuknya
> etnis Minang kabau ,  karena memang kita tidak pernah tahu sejak kapan
> gunung Merapi sebesar telur itik .  Adanya sifat membesar-besarkan
> cerita Minangkabau di dalam sebuah tambo telah menyeret masyarakat
> kepada sebuah keragu- raguan ,  apakah tambo yang selama ini dijadikan
> referensi adalah sebuah dongeng ?
>
>
>
> http://razakrao.multiply.com/journal/item/43
>
>
> >
>



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke