Assalammualaikum WR WB bpk Emi . Ikut pula ifah merenungkan apa kemungkinan 
yang terjadi pada lelaki yang letih ini. Ifah serimg jg wkt di Jkt naik bis 
kota dan KA. naik mobil mewah teman jg sering. Rasanya suasananya nggak 
sebegitu amat. Ifah serimg di kasih tdmpat dtduk sama orang. Sepertinya kalau 
kita menutup diri maka tertutuplah dunia. Karna tak pernah peduli dg orla, lalu 
muncul rasa cemas bgm nanti kalau anak lahir ? Tamg tak ada teman yg peduli tak 
ada. Nah jantungan jdmya. Solusi, perbanyak teman atat uang. Wass. Hanifah

suheimi ksuheimi wrote: 
> Letih Saya sering letih , eh tiba-tiba terbaca artikel yang menarik hati yang 
> di tulis sejawat saya dr Faisa Baaras Spesialis Jantung. Dan saya suka 
> tulisan ini. Untuk berbgai ingin saya bagikan pada milis ini semoga adfa 
> manfaatnya. Agar kita juga bisa memelihara diri, jangan sampai keletihan 
> menghantarkan kita pada penyakit jantung yang mengerikan. Selamat membaca. 
> Lelaki itu berdiri pada pukul 4 sore. Awan hitamberarak dari Pasar minggu. 
> Angin deras menyapu dedaunan di sepanjanh jalan Sudirman. Lalu selembar 
> gerimis tergerai, tempias di pipinya orang-orang bergegas, tak peduli. Saling 
> mendahului menggapai pintu bus atau menyeberang secepatnya sebelum hujan 
> jatuh terungkur di jalanan. Lelaki itu mendekap tas kerjanya erat-erat. Ia 
> terpana menyaksikan orang-orang yang bergegas itu. Wajah-wajah yang tampak 
> capek dan ingin
>  cepat tiba di rumah. Tak bersuara, tak di kenal, tak menyapa. Hanya gegas, 
> hanya langkah yangcepat. "Semua tampak letih" gumamnya seorang diri. 
> "Dimana-mana aku menyaksikan wajah-wajah letih, lesu danlusuh. Dimana-mana 
> orangpun menyapapun enggan" Ada bus ke jurusan rumahnya lewat.Penuh.Tapi 
> orang-orang merangsek naik. Lelaki itu tidak ikut bergerak ia terpaku. 
> "Mereka letih. Biarlah mereka duluan. Aku disini menunggu" gumam hatinya. 
> Banyak orang bergelantungan diatas bus. "Apakah kerja keras seharian di 
> Jakarta ini begitu menyita energi? Aku menyaksikan keletihan bergelantungan 
> di mana-mana.  ”Pandangan yang hampa. Dan mata yang penat.Setiapsore" Kata 
> lelaki itu sebelum beranjak pergi mengejar bus yang melintas kosong Tiba-tiba 
> ia merasa sangat sunyi. IA merasa sendirian di tengah di tengah gegas 
> orang-orang di sekitarnya, yang tak mengenalnya tak menyapanya, takpeduli. 
> Istrinya menyambut di pintu"Saya letih suaranya
>  pelahan" "Ya engkau tampak letih sayang" kata istrinya sambil meraih tas 
> kerja sambil meraih tas kerja yang di geletakkannya disamping kursi. "Tak 
> banyak yang saya kerjakan di kantor. Tapi mengapa saya letih sendirian? Tak 
> banyak energi yang ku pakai, kecuali menulis, menyortir surat-surat dan 
> menyiapkan bahan-bahan rapat. Tak ada yang lain. "Hidup di Jakarta ternyata 
> membuatnya membuatnya cepat lelah. Sebagai seorang pegawai rendah, hidupnya 
> memang pas-pasan,cendrung kurang setiap bulan.Apalagi belakangan ini, ketika 
> kandungan istrinya makin mendekati bulannya dan anak pertama mereka akan 
> lahir di bulan agus ini. Tak ada persiapan biaya untuk melahirkan di rumah 
> sakit sampai hari ini. Tak jelas mau dapat dari mana. Gajinya hanya cukup 
> untuk makan sehari-hari berdua bersama istrinya "Jalan belum terbuka, 
> bersabarlah" Kata istrinya selalu" Jalan bukan belum terbuka. Di Jakarta 
> jalan tidak akan pernah terbuka, tapi harus di buka secara
>  paksa. Dan saya letih, gumam lelaki itu di dalam hatinya. Semalama lelaki 
> itu menggeletak di tempat tidur. Matanya sukar di di katupkan. Keletihan ini 
> . Keletihan ini gumamnya ternyata bukan hanya sehari ini. Keletihan ini sudah 
> dirasakannya sejak lama, keletihan yang diam-diam mencengkram dirinya. 
> Keletihan yang selama ini tidak begitu di kenalnya. Keletihan yang tidak 
> jelas sebab musababnya. Keletihan yang diam-diam menyusup  dalam. Tiba-tiba 
> ia sadar ia memang hanya merupakan bagian dari wajah-wajah yang disaksikannya 
> dijalan itu. Wajah-wajah yang letih. Ia menatapi sendiri wajahnya di cermin. 
> Adakah keletihan begitu kuatnya mereddam biji matanya selama ini? Benarkah 
> kerja keras yang telah membuat kita begitu letih berkepanjangan selama ini? 
> Tidakkah ada faktor lain yang lebih dominan? sesuatu yang diam-diam 
> menggerogoti batin kita, sesuatu yang mengiring kesendirian kita di tengah 
> kehidupan keras yang tak saling
>  menyapa? "Jantung saya berdebar-debar terus, dokter. Dan saya letih sekali, 
> saya cemas sekali, tak jelas kenapa". Antara keletihan dan kecemasan memang 
> tak jelas batasnya. Kita tak pernah membicarakannya, karena kita tak saling 
> menyapa. Dan kecemasan memang lebih dominan, saya tak tahu. Lalu tiba-tiba 
> saya teringat pesan guru saya sewaktu menghadapi orang yang letih. Ingat 
> pesan Tuhan kata sang guru. Tuhan memanggil orang yang letih dengan rahaman 
> dan rahimNya ”Wahai orang yang letih, kembalilah kepadaKu, pinytuKu 
> senantiasa terbuka, akan Kubukakkan rahasia besar dan terlindung yang selama 
> ini tak kau ketahui. Kalau kau menyandarkan diri pada manusia, ketahuilah 
> bahwa manusia itu tak pernah merasa puas” Saya ingat pituah sang guru ini. 
> Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman Suci Nya dalam Al Qur'an  Maka 
> tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya:"Bawalah 
> ke mari makanan kita;
>  sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini". (QS. 
> 18:62) Dan kepunyaan-Nyalah segala yang ada di langit dan di bumi. Dan 
> malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak mempunyai rasa angkuh untuk 
> menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. (QS. 21:19) Pekanbaru 19 Nov 
> 2009 
>         Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman Tambahkan 
> mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang 
> 


      

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke