Kamis, 19/11/2009 18:44 WIB

Ketika PNS Jadi Pilihan

Oleh: Zennis Helen, SH


Animo masyarakat untuk mengikuti test CPNS tidak pernah surut dari tahun
ke tahun. Hal itu dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah masyarakat
yang mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu AK-1, Surat Keterangan
Catatan Kepolisian (SKCK), melegalisir ijazah yang akan digunakan
sebagai persyaratan untuk mengikuti test PNS pada tahun ini. 

Pada bulan November ini boleh dikatakan sebagai bulan yang di
tunggu-tunggu bagi mereka yang ingin mengikuti test PNS. Pasalnya, semua
departemen membuka lowongan. Misalnya, Departemen Kehutanan, Departemen
Agama, Departemen Hukum dan HAM, Departemen Pendidikan Nasional. 

Masing-masing departemen ini membuka formasi untuk semua jenjang
pendidikan mulai dari tamatan SMA sampai perguruan tinggi, tempat
pendaftaran dibagi ada yang mendaftar langsung di kab/kota
masing-masing, di propinsi dan ada yang harus diantar langsung
lamarannya ke Jakarta. 

Dengan adanya tes PNS menjadi berkah bagi pedagang kecil-kecilan
musiman. Mereka dapat menjual informasi, dan soal test pada tahun
sebelumnya dengan harga yang tinggi ketimbang yang di jual di toko dan
di pasar. 

Dan bagi mereka yang mempunyai usaha photo copy pun tidak ketinggalan
mendapatkan keuntungan. Artinya, secara ekonomi bagi pedagang musiman
dan usaha photo copy akan meningkat pendapatannya dibandingkan pada
hari-hari biasa. 

Pertanyaan yang muncul setelah ini adalah kenapa animo masyarakat untuk
menjadi PNS masih tinggi dari tahun ke tahun. Sedangkan quota yang
dibutuhkan tidak sebanding dengan banyak jumlah pendaftar. Misalnya, di
Departemen Kehutanan formasi yang dibutuhkan untuk sarjana hukum hanya
tujuh orang dan itu persaingannya seluruh Indonesia. 

Pada hal, jumlah pendaftar hampir mencapai ribuan orang. Dapat
dibayangkan, kita akan kalah bersaing dengan sarjana dari UI, UGM, UII.
Apalagi mereka mempunyai relasi dan koneksi di departemen itu. Tentu
dalam kondisi Indonesia saat ini tentu mereka yang lebih dulu di
prioritaskan. 

Melihat persaingan yang tidak seimbang itu, mengakibatkan seorang teman
penulis batal mendaftar karena ia bayangkan akan kalah bersaing dengan
universitas yang lebih ternama sedangkan ia hanya berasal di salah satu
uiniversitas swasta di Sumatera Barat ini. 

Penulis berpendapat, paling tidak ada beberapa hal yang menyebabkan
animo masyarakat cukup tinggi. Pertama, menjadi PNS akan mendapat gaji
tiap bulan ditambah dengan tunjangan-tunjangan dan insentif lain di luar
gaji pokok kemudian diakhir jabatan mendapatkan jatah pensiun sebagai
penghargaan pengabdian kepada negara. Kedua, menjadi PNS pekerjaannya
relatif santai tidak memerlukan tenaga kuat dan otak yang pintar.
Kecuali, pada level-level kepala di sebuah instansi. Sering kita
mendengar adanya keluhan dari masyarakat yang tidak mendapatkan
pelayanan ketika mereka berurusan. 

Pada hal, PNS adalah pelayan masyarakat dan ujung tombak birokrasi.
Ketiga, menjadi PNS sudah menjadi identitas yang melekat di
tengah-tengah masyarakat yang mungkin sulit mengubahnya dalam waktu yang
relatif singkat. Pada saat penulis mau melanjutkan sekolah, pernah
dilarang oleh kakek penulis katanya" untuk apa bersekolah, besok juga
tidak akan jadi PNS". Begitu katanya. 

Berebutnya mereka menjadi PNS tidak terlepas dari masalah besar yang
dihadapi oleh bangsa ini terutama masalah pengangguran, kemiskinan,
kesehatan dan pendidikan yang rendah yang kemudian menjadi daftar
panjang persoalan yang di hadapi oleh bangsa ini. 

Masalah pengangguran dan kemiskinan menjadi program strategis secara
nasional untuk dientaskan dan menjadi program utama bagi pemerintah dan
sejumlah kepala daerah baik Gubernur dan Bupati/Walikota di Indonesia.
Keseriusan pemerintah sangat terlihat terhadap 2 ( dua ) permasalahan
ini yang kemudian di wujudkan dalam bentuk program dan pendanaan. 

Penggangguran yang bertambah setiap tahunnya juga akan menambah angka
kemiskinan, menjadi persoalan utama yang menuntut penyelesaian
strategis. Berdasarkan data pusat statistik tahun 2006, pengangguran
terbuka mencapai 11.104.693 orang, pengangguran yang tidak lulus atau
lulus SD mencapai 3.524.884 orang, SMP sebanyak 2.860.007 orang, SMA
sebanyak 4.047.016, akademi/diploma 297.185 orang, dan universitas
375.601 orang ( Kompas, 24 Oktober 2007 ). 

Banyaknya angka pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan
yang tersedia. Bagi mereka yang tidak bekerja akan jatuh miskin. Oleh
karena itu sudah saatnya paradigma berpikir generasi muda saat ini kita
ubah. Perubahan yang dimulai dari minat mereka menjadi PNS ke minat
berwirausaha dengan berani menanggung resiko dan walaupun dalam skala
yang kecil. 

Pengangguran terbanyak itu ada pada generasi muda. Menjadi tugas kita
untuk menjadikan mereka menjadi diri mereka sendiri tanpa ketergantungan
pada pihak lain. Mereka harus diberi ilmu dan keterampilan, dan juga
harus didorong oleh pemerintah baik dalam bentuk pelatihan, workshop
maupun dana. Mereka bisa menjadi diri mereka sendiri dan berdiri di atas
kekuatan kaki sendiri. 

Kita tentu kasihan melihat mereka antri berjam-jam kalau hanya untuk
mengurus selembar kartu AK-1 dan mengantarkan lamaran ke departemen
tertentu, ke depan kita harapkan pemandangan itu dapat berkurang dari
tahun ke tahun. Semoga. 

***Penulis adalah Wartawan antara-sumbar.com perwakilan Pasaman. 


http://www.antara-sumbar.com/id/index.php?sumbar=artikel&id=301

 


The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke