Bagi yang membutuhkan

Andiko Sutan Mancayo


Bencana di Sumatra Barat dan Jambi: Penilaian Kerusakan, Kerugian dan 
Kebutuhan Awal (Laporan).      

PESAN UTAMA LAPORAN

Nov, 2009

     * Pada tanggal 30 September 2009, gempa yang berkekuatan 7.6 
mengguncang Propinsi Sumatera Barat.

     * Kerusakan dan kerugian di Sumatera Barat diperkirakan mencapai Rp 
21.6 trilliun atau setara dengan US$ 2.3 milyar.

     * Lebih dari 88 persen dari keseluruhan kerusakan dan kerugian 
terjadi pada kepemilikan swasta.

  * Terdapat banyak gedung pemerintahan yang runtuh baik di Kota Padang 
maupun di kabupaten/kota lainnya yang menyebabkan jumlah kerusakan dan 
kerugian diperkirakan sekitar Rp 0.6 trilliun.

 * Infrastruktur mengalami kerusakan dan kerugian senilai RP 16.8 
trilliun, terutama disebabkan oleh kerusakan pada perumahan, sebagaimana 
yang diamati dalam bencana lainnya.

 * Kerusakan dan kerugian pada sektor sosial relatif lebih terbatas 
sebesar Rp 1.7 trilliun.

 * Gempa bumi memberikan dampak yang signifikan pada sektor produktif 
dengan kerusakan dan kerugian mencapai total Rp 2.4 trilliun.

  * Pada tingkat makro, bencana yang terjadi kemungkinan besar akan 
memberikan dampak yang terbatas pada ekonomi daerah.

 * Secara rata-rata, dampak negatif atas pekerjaan juga cenderung 
terbatas, sebagaimana halnya dengan situasi pasca gempa bumi lainnya.

 * Membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, 
tempat tinggal, dan air merupakan prioritas dalam fase pemulihan dini.

 * Secara keseluruhan kebutuhan untuk membangun kembali propinsi 
diperkirakan sebesar Rp 23 trilliun, dengan bagian pemerintah sekitar Rp 
7.1 trilliun.

 * Pada sektor perumahan, yang mencakup sekitar 78 persen dari 
keseluruhan kebutuhan, pemerintah telah mengambil kebijakan untuk 
membantu membangun kembali perumahan.

 * Gempa bumi Sumatera Barat disusul oleh gempa bumi lain yang terjadi 
pada hari berikutnya yang berkekuatan 7.0 di Propinsi Jambi.

  * Upaya-upaya pemerintah harus termasuk peningkatan kesiapan dalam 
menghadapi bencana yang serupa di masa depan.

  * Salah satu elemen Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang paling 
mendesak dan dibutuhkan di Sumatera Barat adalah peringatan Tsunami 
secara efektif dan perencanaan evakuasi, termasuk pengarahan bagi 
masyarakat atas jalur-jalur evakuasi.

 * Strategi rekonstruksi yang mengurangi resiko harus mengikutsertakan 
pemulihan kembali kehidupan masyarakat juga mempromosikan dan 
melaksanakan kerangka pengurangan resiko dalam upaya rekonstruksi.

 
Selengkapnya di : 
http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAINBAHASAEXTN/0,,contentMDK:22378932~menuPK:447455~pagePK:2865066~piPK:2865079~theSitePK:447244,00.html?cid=EXTEAPIds1-Bah


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke