Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

(7)
Aku terbangun beberapa menit menjelang azan subuh. Sekitar jam setengah lima 
lebih  sedikit. Segera berbersih-bersih di kamar mandi. Ketika aku selesai dari 
kamar mandi, azan segera berkumandang. Alhamdulillah, inilah keelokan negeri 
ini. Adanya panggilan azan pada saat masuk waktu shalat. Namun kali ini s 
epertinya berasal dari tempat yang agak jauh. Sementara aku tidak familiar 
dengan lingkungan ini. Aku ragu-ragu untuk pergi keluar mencari masjid. 
Keraguan yang berakhir dengan tidak jadi pergi. Kami shalat berjamaah di kamar 
saja.
Jam tujuh pagi kami sudah siap untuk meninggalkan hotel Matahari. Hotel 
ekonomis ini hanya membekali kami dengan sepotong roti (sepotong dalam arti 
harfiah) dan secangkir kopi atau teh. Ini jelas tidak cukup untuk dipakai 
melawan jalan panjang hari ini. Artinya kami harus mencari tempat sarapan 
terlebih dahulu. Yang ternyata tidak mudah. Kami berputar-putar di dalam kota 
sekitar setengah jam sebelum akhirnya menemukan sebuah kedai kopi. Sebuah kedai 
kopi Cina, entah di bagian mana kota. Disinilah kami sarapan. Ada yang memesan 
nasi lemak (nasi uduk versi Jambi), nasi goreng. Aku memesan mi rebus dan kopi 
susu. Aku yang sudah lama tidak membiasakan lagi minum kopi, memesannya karena 
perjalanan panjang ini akan memerlukan tenaga ekstra. Baru terbuka agak-agak. 
Kami segera akan keluar dari kota Jambi. Waktu menunjukkan jam sembilan. Hari 
hujan panas di pagi hari ini.
Mobil kami menderu ke arah Palembang. Jalan ternyata cukup bagus meski sedikit 
ramai. Aku  jadi penumpang pagi ini. Kami mehotar berat sepanjang jalan. Hotar 
politik sampai hotar ekonomi. Hotar yang berlapir-lapir karena kami membahas 
sampai kasus bank Century. 
Jalan benar-benar dalam kondisi bagus. Konon ini sebagai buah positif  otonomi 
daerah. Kabupaten Ogan Komering ini sekarang termasuk sebuah daerah yang kaya 
dari hasil minyak bumi. Yang agak mengherankan ada di suatu bagian sisi jalan 
terlihat pohon-pohon sawit tua yang sudah tidak berbuah tapi tidak diremajakan. 
Entah apa sebabnya. Menjelang kota Banyu Asin jalan mulai macet. Kamipun jadi 
tersendat-sendat.
Jam dua lebih kami memasuki kota Palembang. Sedang elok terasa lapar. Kami 
menuju restoran Pagi Sore di tengah kota. Restoran yang apik dan cukup besar. 
Restoran Minang yang sudah sedikit disesuaikan dengan lidah wong kito. Ada 
sedikit rasa manis-manis di dalam pedasnya. Saya ingat kota Medan yang juga 
mempunyai restoran Melayu Minang. Agak mirip-mirip nuansanya dengan restoran 
Pagi Sore ini.
Ada mushala juga di restoran ini. Dan disana kami shalat. Sudah jam setengah 
empat waktu kami meninggalkan restoran. Tujuannya adalah mencari kedai 
empek-empek. Empek-empek Candy. Untuk dibawa sebagai oleh-oleh tanda sudah 
singgah di Palembang. Sementara ibu-ibu mengatur pembelian pembayan mengajak 
mencicipi beberapa jenis empek-empek yang siap saji. ‘Sambil minum kopi, bang,’ 
katanya. Benar juga. Secangkir kopi lagi akan sangat bermanfaat. Karena setelah 
ini aku yang akan memegang kemudi. Dan rencananya kami akan berjalan terus 
malam ini.
Jam setengah lima waktu kami meninggalkan kedai empek-empek. Palembang sudah 
siap untuk ditinggalkan. Kami melintas di atas jembatan Ampera. Mengikuti arus 
lalu lintas  yang lumayan padat. Tadinya aku menyangka bahwa lalu lintas padat 
itu hanya di lingkungan kota Palembang saja. Begitu keluar aku berharap jalan 
akan mulai sepi. Aku salah total. Jalan ke luar kota dari Palembang menuju Kayu 
Agung mirip dengan jalan Jakarta Puncak. Padat merayap. Yang searah padat 
begitu pula yang berlawanan arah. Hari sudah menjelang maghrib.
*** 
Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam
Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi
Lahir : Zulqaidah 1370H, 
Jatibening - Bekasi


      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke