Dunsanak Rita,...

Terharu membaca cerita Rita ini...., ngak terasa air mata berurai pula
sambil di seka...., semuanya terjawab sudah bahwa kasih ibu itu sepanjang
jalan...bukan sepanjang kenangan tersisa, makasih ya Allah semoga ibu kita
dikasih umur panjang dan dijaga kesehatannya...Aminnnn


Mediaty Guci Canduang Jkt

Pada tanggal 06/01/10, Rita Desfitri Lukman <rita.desfi...@rantaunet.org>
menulis:
>
> LADANG, AYAH dan BUNDA
>
> Menjelang aktif kembali seperti biasa
> Khususnya bulan depan ketika semester tiba
> Saya minta izin beberapa hari lamanya
> Tinggal di kampung menemani ibunda
>
> Pagi tadi kami kembali ke ladang seperti biasa
> Sepetak tanah kecil impian keluarga
> Dibeli dengan tabungan ibu bapak yang dikumpulkan bertahun-tahun lamanya
> Dan baru mampu terbeli menjelang pensiun orang tua
>
> Penghasilan orang tua kami sebagai PNS biasa
> Membuat kami sejak kecil dididik hidup sederhana
> Gaji orang tua yang tidak seberapa
> Harus dikelola dengan bijaksana
> Agar cukup makan dan biaya pendidikan kami berlima
> Bersyukur kepada Allh yang Maha Kaya
> Hampir semua kami sempat mengenyam beasiswa
> Hidup ala kadarnya...
> Tapi Alhamdulillah bahagia
>
> Sampai di ladang kami mulai bekerja
> Pertama menengok pusara ayahanda
> Yang cukup bersih terpelihara
> Karena ibu rajin membersihkannya
>
> Ketika mengamati sebatang pohon pala
> Mata ibu dan saya terpana
> Kenapa ada ujung dahan yang berwarna merah muda
> Dilihat sepintas seperti daun pala biasa
> Ternyata benalu yang sudah dewasa
> Saya ambil parang dan mencabut benalu dari pohon inangnya
>
> Asyik mengamati pohon coklat yang mulai berdaun muda
> Empat ekor kera datang mendekati saya
> Awalnya takut juga
> Tapi ibu meyakinkan saya
> Insya Allah tidak akan apa-apa
> Di ladang yang bersih dan terang seperti milik kita
> Kera juga akan berpikir untuk menyerang manusia
>
> Sayapun kembali bekerja seperti biasa
> Mencabut rumput dan mencangkul dengan gembira
> Betul kata ibu saya
> Kera-kera itu hanya duduk manis mengamati saya bekerja
> Dalam hati saya berdoa juga
> Agar kera itu tidak mencelakai saya
>
> Sambil bercanda saya berkata pada bunda
> Bu..., coba kalau tadi kita bawa kamera
> Kera-kera ini pasti bagus fotonya
> Ibu pun tertawa
> Di ladang kok masih memikirkan foto dan gaya
>
> Ibu bilang kita pulang menjelang azan zhohor saja
> Saya mengangguk dan berkata "Ya"
> Terus mengumpulkan rumput kering di bawah pohon cengkeh dan pala
>
> Jadi ingat pesan Bapak dulu kepada anak-anaknya
> Apapun yang kalian lakukan di dunia
> Apakah di sekolah bergelimang kapur
> Atau di sawah dan ladang bergelimang lumpur
> Mau direktur atau kondektur
>
> Kerjakanlah tugas dengan 'hati' dan 'jiwa'
> Iringi dengan ikhlas dan rela
> Sepanjang itu adalah hal yang berguna
> Insya Allah diredhai Yang Di Atas Sana
>
> Barangkali itulah sebabnya
> Walaupun seharian nyamuk-nyamuk di sekeliling menggoda
> Jarum di mulutnya yang tajam tidak terasa
> Lumpur dan tanah lembab yang menghias kaki saya
> Terasa seperti luluran saja
>
> Sayapun membersihkan rumput di sekitar batang durian muda
> Yang ditanam bapak sesaat menjelang beliau pergi selamanya
> Kini batang durian itu sudah setinggi kepala
> Saya ingat bapak dulu menanam sambil berdoa
> Beliau berpesan, jika durian ini nanti berbuah dimasanya
> Makanlah kalian sepuasnya
> Tapi jangan lupa bersyukur pada Yang Maha Esa
>
> Buah pinang yang masak juga mulai jatuh dari batangnya
> Saya pun memungut dari ujung sini sampai ujung sana
> Daun salam dan jeruk purut saya ambil beberapa
> Untuk menggulai besok hari Raba'a
>
> Menjelang pulang saya petik beberapa cabe rawit muda
> Yang tumbuh subur dibatangnya
> Walaupun ditanam ibu hanya beberapa balun saja
> Rencana untuk pencampur palai bada
> Teman nasi nanti makan malam tiba
>
> Di tengah ladang di pinggir kampung saya
> Semua kenangan lama hinggap di kepala
> Bapak yang semasa hidupnya
> Selalu menyelaraskan tingkah laku dan kata
> Senantiasa memberi contoh nyata
> Rajin bercerita ketika mengajarkan nilai dan agama
> Kalau pun kesal, lebih sering dengan sindiran pantun jenaka
>
> Bapak membebaskan kami lepas dari anak busurnya
> Pergi mencari ilmu dan pengalaman kemana saja
> Asalkan kami tidak lupa membawa bekal utama
> Shalat, ikhtiar, dan doa
>
> Begitu juga dengan ibu
> Yang agak cerewet ketika kami kecil dulu
> Menurut ibu, perempuan minang harus tahu ini dan itu
> Jadi sejak kecil kami harus belajar agar mampu
> Supaya tak canggung kalau pergi ke tempat yang baru
>
> Dan malam ini hari Selasa
> Bulan Januari tahun 2010 hari yang ke lima
> Pukul sebelas malam lewat dua puluah dua
> Ibu tertidur nyenyak di dekat saya
> Mungkin lelah setelah seharian tadi di ladang ber olah raga
>
> Nafasnya teratur dan berirama
> Wajahnya bening terlihat tanpa dosa
> Membuat saya tak bisa berpaling menatapnya
>
> Padahal saya tahu hati ibu sedang mendua
> Senin kemaren di Rumah Sakit Akhmad Mukhtar Bukittinggi tercinta
> Beliau di vonis dokter harus operasi mata....
>
> Tapi saya dan dokter sepakat tidak akan memaksa
> Biar kami menunggu ibu siap menghadapinya...
> Entah kapan waktunya....
>
> Saya tahu sebentar lagi ibu juga akan terjaga
> Unuk shalat tahajud seperti biasanya
> Sebelum tidur tadi ibu juga berkata
> Ingin shalat istikharah dulu katanya...
>
>  Malam ini menjelang tanggal berganti pula
> Saya sudah ingin meletakkan pena
> Tapi satu hal masih tersisa
> Saya ingin berdoa untuk Bunda
> Semoga Allah melindungi sang pelita
>
> Ya Allah...
> Berikanlah yang terbaik untuk Sang Bunda....
>
> Kukuban, Maninjau
> 5 Januari 2010
>
>
> Rita Desfitri
>
> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
> lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>  1. Email besar dari 200KB;
>  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
>  3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>
>
-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke