Jumat, 08 January 2010

Rp2,4 Triliun untuk Rumah Rusak Berat
RP237 MILIAR APBD BAGI PASAR RAYA PADANG

PADANG - SINGGALANG Pemerintah telah menganggarkan Rp6,4 triliun dana
rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa di Sumbar. Sebanyak Rp2,4 triliun
di antaranya untuk rumah rusak. Uang itu akan sampai pada korban melalui
kelompok masyarakat (pokmas) di masing-masing kecamatan. 
“Ya, kira-kira Rp2,4 triliun untuk rumah rakyat, tapi dicairkan bertahap,”
kata Sekda Sumbar, Firdaus.K., tadi malam.
Korban gempa, dipersilahkan memulai memperbaiki rumahnya dan jangan takut,
bantuan takkan sampai. Data yang ada di Singgalang menunjukkan, rumah rusak
berat 119.005, sedang 73.733 dan rusak ringan 78.802 unit. Bantuan untuk
rumah rusak berat sebesar Rp15 juta/unit, Rp10 juta untuk rumah rusak sedang
dan Rp1 juta untuk rusak ringan. 

“Rumah rusak berat dan rusak sedang dananya dianggarkan dari BNPB. Untuk
rumah rusak ringan harus dianggarkan oleh masing-masing kabupaten/kota yang
terkena gempa. Karena itu sudah tertuang dalam aturan dari pusat, dana RR
berasal dari APBD, APBD dan bantuan luar negeri. Jadi tidak ada alasan bagi
kepala daerah, untuk tidak menganggarkan bantuan rusak ringan bagi
warganya,” jelas Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul
Ma’arif dalam rapat koordinasi BNPB dengan Gubernur Sumbar, Marlis Rahman
bersama unsur SKPD dan Tim Rehab-Rekon Sumbar, di gubernuran, Kamis (7/1). 

Dana Rp2,4 triliun itu, pencairannya: Rp115 miliar anggaran 2009, kini sudah
sampai di rekening provinsi. Dana ini, untuk 7.000 unit rumah rusak berat
dan sedang. Pada 2010 ini, ada uang Rp1 triliun, gunanya untuk bantuan rumah
rusak berat dan sedang. Pada 2011 akan cair lagi dana untuk keperluan yang
sama.

Agar aktif

Syamsul Ma’arif mengingatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sumbar
lebih aktif mencek dana rehabilitasi dan rekonstruksi ke departemen
masing-masing. 
Sedangkan Gubernur Sumbar, Marlis Rahman, meminta pemerintah kabupaten/kota
harus menganggarkan bantuan rumah rusak ringan bagi warga di daerahnya.
“Jangan hanya ingat rakyat saat akan pemilu saja,” katanya. 

“SKPD itu harus bergerak cepat, jangan hanya menunggu saja. Mereka mestinya
lebih aktif mencek dana RR ke departemen terkait,” kata Syamsul Ma’arif, 
Disebutkannnya, total dana rehab dan rekon untuk Sumbar pada 2010 ini
sebesar Rp3,5 triliun, dari jumlah itu sebesar Rp1 triliun dikhususkan untuk
pembangunan rumah warga yang rusak dari kelebihan sisa perbaikan rumah 2009.
Dana Rp1 triliun cairnya disesuaikan dengan prosedur yang ada. Sedangkan
untuk 2011 mendatang dana yang dianggarkan sebesar Rp2,8 triliun. 

Untuk 2009 rehab-rekon sebesar Rp313 miliar, Rp115 miliar dikhususkan untuk
pembangunan rumah sekitar 7.000 unit. Sedangkan total dana yang dibutuhkan
sebesar Rp6,47 triliun. 

“Dana RR 2009 terbesar untuk perumahan, nilainya Rp115 miliar. Ini dana dana
hibah jadi bisa penggunaannya bisa pada 2010 ini. Dana perumahan memang
mesti didahulukan karena ini menyangkut hajat orang banyak,” kata Syamsul
Ma’arif. 
Gubernur Sumbar, Marlis Rahman, juga mengungkapkan hal yang sama, sebab
menurutnya sudah sepantasnya masing-masing kepala daerah menganggarkan
bantuan untuk rumah rusak ringan. Karena itu sebagai wujud partisipasi dari
kepala daerah kepada warganya. 
“Kita dari provinsi bukannya tidak mau menganggarkan dana untuk rumah yang
rusak ringan, tapi di mana lagi kewenangan kepala daerah untuk warganya.
Jangan ingat warga ketika pemilihan saja, saya kecewa dengan kepala daerah
tersebut,” papar Marlis. 
Untuk SKPD sendiri, mulai hari ini Marlis berharap bekerja lebih aktif,
dengan membuat data lengkap tentang berbagai kebutuhan. Mulai dari rancangan
bangunan, dana yang dibutuhkan dan lainnya. 
“Data yang dikirimkan oleh masing-masing SKPD dan kepala daerah itu mesti
lengkap dengan penjelasannya, sehingga memudahkan proses-proses berikutnya.
Jangan sampai data yang dikirimkan tidak jelas, ini akan mempersulit
situasi,” sebut Marlis. 
Selain itu gubernur juga mengingatkan masing-masing SKPD dan kepala daerah
untuk membuat kebutuhan dana disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan sampai
hal-hal yang tidak berkaitan dengan gempa dikait-kaitkan dengan bencana
gempa, hanya karena ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah. 

Pasar Raya

Walikota Padang, Fauzi Bahar yang turut hadir dalam rapat itu mengatakan
belum bisa menganggarkan dana bagi rumah rusak ringan, karena harus
mengeluarkan dana untuk pembangunan Pasar Raya Padang sebesar Rp237 miliar.
Dana tersebut merupakan dana pendamping untuk mendapatkan bantuan dari
pusat, guna pembangunan kembali Pasar Raya. 

“Kalau kita anggarkan untuk rumah rusak ringan, dari mana lagi anggaran
untuk Pasar Raya. Tapi kita akan carikan solusi lainnya,” jelas Fauzi. 
Pada kesempatan itu, Ketua BNPB Syamsul Ma’arif juga mengingatkan
masing-masing kepala daerah untuk tidak melewati gubernur dalam prosedur
penanganan gempa. Karena aturannya juga sudah ada, seluruh proses penanganan
disesuaikan dengan jelas. Yakni dari kabupaten/kota ke gubernur dan ke BNPB.

Selain itu dia juga mempertegas untuk status bencana Sumbar adalah bencana
daerah, karena saat gempa fungsi pemerintah tidak lumpuh total seperti
bencana Aceh 2004 lalu. (*)

http://www.hariansinggalang.co.id/index.php?mod=detail_berita.php&id=4445


From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Muzirman --
Sent: Friday, January 08, 2010 1:53 AM
To: muzir...@gmail.com; rantaunet; MuzIrman
Subject: [...@ntau-net] iNILAH PROSEDUR PENCAiRAN DANA PERBAIKAN RUMAH KORBAN
GEMPA.

Inilah Prosedur Pencairan Dana Perbaikan Rumah Korban Gempa 
(KOMEMNTAR: sayang nya kita belum jelas mengenai jadwal waktu nya, tiap2
steps pelaksanaan tugas, mis; setelah Form A1 diberikan kpd walinegari, maka

dalam 4 hari dan boleh di pertanyakan kembali apakah Form A1 itu telah
lengkap atau perlu di perlengkap. Dan sebaliknya kalau belum lengkap akan
dikembalikan dlm 4 hari. dan brp lama Tim teknis verifikasi menyatakan bhw
draft /design rumah ini sdh cocok tahan gempa dll.)
Sebagai tambahan informasi, di Aceh yg sdh 4 tahun akibat Tsunami, ada
sekitar 200 orang yg belum bisa dibangun rumahnya, dan mereka mengirim surat
ke PBB.  Kama kapalo ka di suruak kan, jaan sampai tajadi di ranah awak.
Sanak2 yg sanak nya kena korban gempa segera dan cepatkan mengisi
formulirnya, minta tanda terima, dan pertanyakan lagi kapan kami akan bisa
mempertanyakannya, desak terus panitia, sbg perlu kita intropeksi diri dan
camkan dlm artikel/berita Kompas : Indonesia Negara Lamban). Antalah sanak.
 
Wass. Muzirman Tanjung
 
 

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke