TAMAN
PENDIDIKAN ALQURAN (TPA)
Ketika
ku kecil
Aku
mengaji di surau di malam hari
Banyak
kenangan ketika mengaji
Terutama
di acara malam kitabah
Dan
didikan subuh
Kenangan
yang tak terlupakan
Namun
dalam pergantian waktu
Hadirnya
televisi
Padatnya
materi pelajaran di sekolah
Telah
membuat surau tempat mengaji
Menjadi
hidup-hidup mati
Dampaknya
terasaakan saat ini
Pertamakali
menjalankan ibadah puasa di rantauku
Aku
heran melihat situasi yang terjadi
Hampir
tak ada beda
Saat
bulan puasa
Dengan
bulan biasa
Orang
bebas merokok seenaknya
Orang
bebas makan dan minum di warung terbuka
Sehingga
timbul rasa khawatir
Bagaimana nanti akhlak anak-anakku disini
Ketika
aku ditatar jadi calon penatar P4
Aku
sampaikan kegundahanku kepada penatar
Entahlah
entah ada hubungannya
Alhamdulillah
Ketika
anak pertamaku berusia 4 tahun
PEMDA
di kotaku
Memasyarakatkan
TPA di pelosok kota
Dilingkungan
tempat tinggalku
TK
Dharmawanita yang terletak di Taman Remaja
Dijadikan
TPA sore harinya
Aku
dan anakku jadi senang
Bisa
belajar dan bermain sepuasnya
Cara
belajarnya berbeda dari caraku dulu
Mereka
memakai metode Iqra’
Masing-masing
anak punya buku kemajuan
Kaji
baru diteruskan ke lembar beikutnya
Kalau
anak sudah benar-benar bisa
Ku
ingat anak perempuanku yang cadel
Huruf
SA dibaca CA
Sudah
hamper sebulan
Kaji
tidak berpindah-pindah
Usianya
waktu itu baru 3,5 tahun
Aku
jadi malu dan bersalah
Sebelumnya
karena sayang padanya
Semua
huruf S kuganti C
“cayang,
mo cucu ya?”, kataku
Khawatir
dia malu
Kubilang
padanya
Belajar
di rumah saja dulu ya
Kalau
sudah bisa baca CA
Nanti
mengaji lagi
Do
usia 6 tahun anakku dan teman-temannya
Sudah
mahir membaca AlQuran
Merekapun
di wisuda oleh wali kota
Seperti
layaknya mewisuda mahasiswa
Mereka
juga memakai toga
Setelah
mahir membaca AlQuran
Sekolah
di TPA tetap jalan terus
Ketika
itu mereka dapat ilmu-ilmu agama
Kadang
aku dimarahinya
Karena
tidak bisa menjawab pertanyaannya
Dampaknya
yang kurasa
Anak-anak
seangkatan mereka
Pada
memakai kerudung ketika sudah remaja
Bisa
kulihat di kelasku
Sebagian
besar wanitanya
Memakai
kerudung tanpa paksaan
Alhamdulillah
Bengkulu,
22 Januari 2010
Hanifah
Damanhuri
--
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe