http://koran.republika.co.id/koran/28/103938/Selamat_Qiyamul_Lail
Jumat, 12 Februari 2010 pukul 08:48:00 Selamat Qiyamul Lail Oleh: Zaim Uchrowi Hari itu terasa begitu pepat. Tugas demi tugas yang harus terselesaikan terasa lebih dari hari biasa. Mungkin saja tidak. Tapi, selalu ada saat diri merasa sedang tidak cukup fit buat menanggung beban. Surat Albaqarah ayat terakhir Allah memberi beban seseorang tak akan lebih dari kemampuannya menjadi penyejuk menyegarkan. Berat beban itu baru terlupakan seiring lelap meniti perjalanan malam. Malam masih menyisakan ruas terakhirnya. Waktu kurang lebih sekitar pukul 03.00 pagi. Getar kecil di telepon genggam menghentikan tidur. Boleh jadi bukan semata getar yang gelombang halusnya masuk rongga telinga itu yang membuat bangun. Justru, gelombang alfa pengiring pesan ringkas yang disampaikan lewat telepon yang tampaknya menyusup ke seluruh pori-pori tubuh, menyebar cepat melalui aliran darah menuju setiap sel. Hei, bangun! Bangun! Sudah cukup istirahatnya! Selamat Qiyamul Lail, Pak. Semoga istikamah . Itu pesan yang terbaca di layar telepon genggam. Pengirimnya adalah seorang yang duduk di seberang meja dalam pertemuan kemarin. Tak sempat kami bercakap di sana. Cuma bertukar senyum, berjabat tangan, dan memberikan kartu nama yang tertera nomor telepon genggam yang dapat kami lakukan. Tapi, wajah dan senyumnya cukup menginformasikan bahwa ia seorang ahli ibadah. 'Keahlian' yang makin hari makin terasa langka di sekitar kita. Pada waktu kemudian, beliau--seorang pejabat madya di kementerian itu mengaku mengenal saya lewat tulisan dan juga lewat kerabatnya yang menjadi pengurus yayasan masjid. Ada sebuah tulisan yang masih terus diingatnya. Tulisan tentang harapan betapa bakal aman, tenteram, damai, dan makmur bangsa ini bila para pejabat menjaga shalat tahajud. Qiyamul Lail. Keteringatan yang kian meyakinkan kecenderungan hatinya pada ibadah. Dari mungkin mendekati seribu tulisan yang sudah saya buat untuk kolom Resonansi ini, soal Qiyamul Lail-lah yang tersimpan di benak beliau. Saya terdiam. Di hari-hari seperti sekarang saat kita sibuk berlomba untuk kekuasaan, uang, popularitas, kegagahan, dan kesenangan ada seseorang yang berbeda. Seorang yang dalam sepertiga terakhir malamnya menyempatkan diri menyampaikan pesan bening itu. Apa yang diharapkannya selain pesan bening itu tersampaikan. Tak ada kekuasaan, uang, popularitas, kegagahan, atau kesenangan yang dapat memberikan kebahagiaan sejati tanpa dengan ridha-Nya. Sedangkan, ridha itu ada pada ketersungkuran merendahkan diri bersujud pada Ilahi, menyingkirkan sekecil apa pun kejumawaan yang melekat dalam sel-sel tubuh ini. Selamat Qiyamul Lail, Pak. Semoga istikamah . Persoalan hidup ini tampak rumit. Tantangan demi tantangan seperti jalin-menjalin menjepit dan menusuk-nusuk tanpa henti. Kecentangperenangan dan kerusakan sekitar terasa semakin meluas tanpa mungkin dapat diatasi dalam politik, ekonomi, hukum, sosial, atau apa pun. Namun, di haribaan Ilahi, tak ada persoalan yang rumit. Tak ada beban yang kelewat berat. Segala persoalan akan terurai satu demi satu hingga menjadi kebaikan buat semua. Segala kerusakan akan teratasi tahap demi tahap hingga terbangun tatanan yang indah bagi semua. Pesan dini hari itu mengingatkan: bersujud dalam sepi dini hari adalah kunci. Gemericik suara keran itu terdengar merdu. Kesegaran airnya bukan hanya terasa pada wajah, tangan, kepala, dan kaki, namun juga ke sekujur tubuh dan jiwa. ''Ya, Allah, bimbing hamba untuk istikamah menghadap-Mu dini hari sebagaimana saudaraku pengirim pesan bening itu. Bimbing semua yang saya kenal ke jalan yang sama. Angkat kami semua ke posisi 'jenjang terhormat' seperti yang Kau janjikan. Jadikan saya penyebar pesan bening itu pula.'' Selamat Qiyamul Lail. Semoga istikamah. (-) -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe