Si Buta
Oleh K Suheimi

Seperti biasa setiap subuh Jumat saya diminta beri pengajian di masjid Raya 
AnNur Pekanbaru.
Mengingat hari ini hari Maulud Nabi Muhammad s.a.w. Saya awali dengan

Setelah Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam wafat, seketika itu pula kota 
Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya - tidak percaya, 
Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, 
seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, "Ceritakan padaku akhlak 
Muhammad!". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata 
apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan 
diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan 
apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib. 

Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior 
Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. 

Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad Orang Badui ini mulai 
heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, 
bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup 
menceritakan akhlak Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam. Dengan berharap-harap 
cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, "Ceritakan 
padaku keindahan dunia ini!." Badui ini menjawab, "Bagaimana mungkin aku dapat 
menceritakan segala keindahan dunia ini...." Ali menjawab, "Engkau tak sanggup 
menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia 
ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan 
akhlak Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam, sedangkan Allah telah berfirman 
bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)" 

Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam 
yang sering disapa "Khumairah" oleh Nabi ini hanya menjawab, khuluquhu 
al-Qur'an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur'an). Seakan-akan Aisyah ingin 
mengatakan bahwa Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam itu bagaikan Al-Qur'an 
berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi 
kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur'an. Aisyah akhirnya menyarankan 
Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu'minun [23]: 1-11. 

Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya 
dengan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Kalau mereka diminta menjelaskan 
seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang 
akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu 
fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi 
terakhir ini. 

Mari kita kembali ke Aisyah. Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi sallAllahu 
'alayhi wasallam, Aisyah hanya menjawab, "Ah semua perilakunya indah." Ketika 
didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang 
isteri. "Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam 
selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, 'Ya Aisyah, izinkan 
aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu.'" Apalagi yang dapat lebih 
membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul 
kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang 
juga seorang utusan Allah. 

Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam jugalah yang membikin khawatir hati 
Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. 
Aisyah keluar membuka pintu rumah. terkejut ia bukan kepalang, melihat suaminya 
tidur di depan pintu. Aisyah berkata, "Mengapa engkau tidur di sini?" Nabi 
Muhammmad menjawab, "Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu 
tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan 
pintu." Mari berkaca di diri kita masing-masing. Bagaimana perilaku kita 
terhadap isteri kita?

Nabi Muhammad tinggal dekat pasar, setiap dia kali beliau meninggalkan rumah 
atau kembali kerumah beliau selalu singgah di pasar. Setiap singgah di pasar 
beliau ketemu orang yahudi pengemis buta 
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi
buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap
orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan
dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu
pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian
mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya" .

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW
mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa
berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan
makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan
pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya
itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan
hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi
orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada
pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat
Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah
anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan
merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, 
"Anakku, adakah kebiasaan

kekasihku yang belum aku kerjakan?".

Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang
ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun
yang belum ayah lakukan kecuali satu saja".
"Apakah Itu?", tanya Abubakar RA.
"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung
pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis
Yahudi buta yang ada di sana", kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan
membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu.
Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan
makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai
menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik,
"Siapakah kamu?". Abubakar RA menjawab, "Aku orang
yang biasa (mendatangi engkau)."
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku" ,
bantah si pengemis buta itu.

"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini
memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang
yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi
terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut
setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu
melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia
menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku
memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku
adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia
itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar
penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata,
"Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya,
memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,
ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia
begitu mulia.... "

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di
hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu
menjadi muslim

Dari kisah ini kentara sekali bahwa Nabi Muhammad bekerja dan mengambil 
keputusan dengan menyingkirkan emosi dan persepsi.
Kalaulah beliau bekerja melibatkan emosi jelas pengemis buta yang menghinanya 
itu tak akan disapanya apalagi disuapinya

Nabipun berbuat sesuatu dg menjauhkan persepsi atau sangka2. Orang yang 
berlainan agama pengemis dan buta lagi lalu memaki dan menghina. Tentu nabi tak 
akan membawakan makanan, khawatir kalau2 makanan itu di tolak dan di campakkan.
Memang kita sadari bila pekerjaan berdasarkan emosi ujungnya adalah kekecewaan

Dan pekerjaan yang didasarkan persepsi atau prasangka akan berujung dengan 
penyesalan

Kekecewaan dan penyesesalan. Adalah dua hal yang akan menghantarkan pada 
penyakit-penyakit yang banyak di idap manusia zaman sekarang

Rasul berbuat dan bertindak berdasarkan spiritual,sehingga buahnya dan kisahnya 
abadi sepanjang masa

Maka benar siti Aisyah yang mengatakan  khuluquhu al-Qur'an (Akhlaknya Muhammad 
itu Al-Qur'an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi sallAllahu 
'alayhi wasallam itu bagaikan Al-Qur'an berjalan

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani
kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW? Atau adakah
setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau
adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.

Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus >
persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani
sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita
sanggup melakukannya.

Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila
kamu mencintai Rasulullahmu. .. 

Pekanbaru 26 Februari 2010

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke