"> Hebatnya, nagari ini pernah jadi tempat persembunyian paling aman
bagi tokoh
> revolusioner, seperti Syafruddin Perwiranegara, Burhanuddin Harahap
dan
> M.Natsir. Mereka merasa aman di sini, karena tidak dapat akses
langsung ke
> Bukittinggi."

Rupanya penuslis artikel  ini mungkin tidak mengetahui karena tidak
menyebutkan bahwa Ir. Soekarno yang kemudian menjadi Presiden RI, juga
pernah tinggal dan bersembunyi di Guguak Tabek Sarojo waktu Zaman
Pendudukan Jepang.  Dalam tahun 1964-66 saya sering ke GTS dan  dapat 
tahu di rumah mana Ir. Soekarno pernah tinggal.

Salam,
-- Sjamsir Sjarif
di Tapi Riak nan Badabua
Santa Cruz, CA, USA

http://www.santacruzsentinel.com/localnews/ci_12030675
<http://www.santacruzsentinel.com/localnews/ci_12030675>

--- In rantau...@yahoogroups.com, Elthaf Hidjaz <eltha...@...> wrote:
>
> Dari nSinggalang online
>
http://www.hariansinggalang.co.id/index.php?mod=detail_berita.php&id=533\
8
>
>
> Sabtu, 27 February 2010
> 47 Datuak Dilewakan di Guguak Tabek Sarojo
>
>
> H. CHUN MASINDO
>
> Bukittinggi - Nagari Guguak Tabek Sarojo, Kecamatan IV Koto, Kabupaten
Agam,
> baralek gadang. Tidak kurang dari 47 putra-putra terbaik nagari itu,
Sabtu
> (27/2) dilewakan gelarnya sebagai datuak, pemimpin dari masing-masing
> kaumnya. Para datuak tersebut berasal dari sepuluh suku yang ada di
nagari
> itu.
> Alek kali ini memang alek besar. Satu menteri, satu Ketua DPD RI dan
seorang
> mantan anggota DPRD Sumbar yang kini calon Bupati Agam 2010/2015, ikut
> dilewakan karena menyandang gelar datuak dari kaumnya. Dalam sejarah
alek
> batagak pangulu di Guguak Tabek Sarojo, inilah alek terbesar yang
pernah
> dilangsungkan.
> Ke-47 datuak yang dilewakan gelarnya itu, berasal dari kaum suku
Sikumbang,
> Caniago, Jambak, Koto, Pisang, Malayu, Guci, Pili, Tanjung dan
Payobada.
> Menurut Walinagari Guguak Tabek Sarojo, Asroel Diaz St. Pangeran, dari
> seharusnya 56 pangulu di Nagari Guguak Tabek Sarojo, dengan
dilewakannya 47
> datuak tersebut, berarti sudah ada 54 pangulu, karena saat ini
terdapat
> tujuh pangulu yang masih aktif.
> Asroel Diaz didampingi Ketua KAN Guguak Tabek Sarojo, H. Muzer Dt.
Rajo Api,
> prosesi malewakan gala datuak ini, sebenarnya sudah diancar sejak 2003
> lalu.
> Tapi, semuanya tentunya membutuhkan proses, mulai dari kesepakatan
kaum,
> sampai pada penetapan harinya.
> Munculnya kembali keinginan untuk batagak pangulu ini, karena
kembalinya
> sistem pemerintahan ke nagari, dari desa. Ketika pemerintahan dengan
status
> desa, banyak warga berpikiran bahwa pangulu tidak diperlukan. Tapi,
karena
> sistem kembali bernagari, maka peranan ninik-mamak dalam kaum kembali
eksis.
> Dalam segala urusan, memang ninik-mamak memegang peranan penting,
begitu
> juga dalam menyelesaikan permasalahan. Terutama masalah yang timbul
dalam
> kaum, mulai dari permasalahan tanah, keluarga, sampai pada hal yang
> menyangkut dengan hukum.
> Peranan ninik-mamak di sini memang sangat besar. Pepatah, anak
dipangku,
> kemenakan dibimbing, jelas akan kembali menurut jalurnya.
> Untuk baralek gadang ini, yang oleh KAN Guguak Tabek Sarojo diberi
judul
> Minangkabau Baralek Gadang, anak nagari benar-benar memperlihatkan
rasa suka
> citanya. Guguak Tabek Sarojo (GTS) yang terdiri dari dua jorong itu,
> benar-benar berubah fantastis.
> Di sepanjang jalan dalam nagari, terdapat umbul-umbul dan marawa. Di
> rumah-rumah, terdapat spanduk dalam ukuran besar, lengkap dengan foto
tokoh
> yang akan menangku gelar datuak, terpampang dengan jelas.
> Dalam spanduk itu selain gambar tokoh datuak bersangkutan, juga
disebutkan
> gelarnya, sukunya dan lainnya. Kata lain, yang paling pas adalah,
Guguak
> Tabek Sarojo kini benar-benar semarak. seluruh pekarangan rumah
penduduk
> dibersihkan, jalan-jalan rapi, pagar dicat, gapura dibuat dan
tenda-tenda
> pesta pun berdiri di banyak tempat.
> Asroel Diaz lebih mengungkapkan, Guguak Tabek Sarojo yang terdiri dari
dua
> jorong itu, kini dihuni oleh sekitar 4.500 jiwa. Warga menghuni areal
seluas
> 89 hektare, dari 260 hektar luas nagari keseluruhan. Di atas areal
yang 89
> hektar itulah, terdapat lahan pemukiman, pertanian, dan berbagai
keperluan
> lainnya. Mata pencarian warga Guguak Tabek Sarojo, hanya sekitar 15
persen
> yang petani. Selebihnya adalah pedagang, pegawai negeri, swasta, dan
> berbagai profesi lainnya.
> Kondisi tersebut membuat warga nagari ini lebih suka mencari hidup di
rantau
> ketimbang di kampung halaman. Itu pulalah sebabnya sekitar 12.000
warga GTS
> kini berada di perantauan.
> Mereka tidak hanya di berbagai kota di Indonesia tetapi juga di
mancanegara,
> seperti Australia, Malaysia, Jerman, Polandia dan lainnya.
> "Di Australia saja warga GTS terdapat sedikit 200 jiwa. Di sana
mereka yang
> berdagang, swasta, dan ada juga yang buka usaha rumah makan. Dalam
alek ini,
> sekitar 40 warga yang dari Australia itu menyempatkan diri untuk
pulang
> kampung menyaksikan prosesi malewakan gala datuak ini," ujar
Asroel Diaz
> lagi.
> Hebatnya, nagari ini pernah jadi tempat persembunyian paling aman bagi
tokoh
> revolusioner, seperti Syafruddin Perwiranegara, Burhanuddin Harahap
dan
> M.Natsir. Mereka merasa aman di sini, karena tidak dapat akses
langsung ke
> Bukittinggi.
> Meski jarak GTS dengan Kota Bukittinggi tidak lebih dari 200 meter,
namun
> dipisah oleh ngarai yang cukup terjal, yang merupakan rangkaian dari
Ngarai
> Sianok. Sampai kini, memang jembatan penghunung untuk akses langsung
ke
> Bukittinggi itu masih dalam wacana, apalagi wacana itu kian mengabur
> menyusul gempa bumi yang terjadi Maret 2007 lalu, yang makin
memperbesar
> jurang pemisah tersebut.
> Tapi, kini GTS, nagari yang bergantung pada turunnya hujan tersebut,
tidak
> bisa dipandang sebelah mata. Budaya berdagang anak nagari memang tidak
bisa
> dipungkiri. Apalagi sebagian besar diantaranya adalah pedagang emas.
> Diperkirakan saat ini tidak kurang dari tiga ton emas milik warga GTS
yang
> berdagang emas di berbagai pelosok di Sumbar dan berbagai kota di
tanah air.
> Lalu bagaimana dengan orang yang diangkat jadi pangulu tersebut?
Adalah
> Drs.H. Supardi Gaus, MBA., M.Si., yang memangku gelar Datuak Batuah,
yang
> juga ikut dilewakan hari ini, kepada Singgalang menyebutkan, bahwa
tujuan
> utama dari batagak pangulu ini adalah untuk lebih memberikan arti yang
> mendalam dalam menjalankan adat basandi syarak, syarak basandi
kitabullah.
> Dalam kandungannya, terdapat bahwa anak dipangku, kamanakan
dibimbiang.
> "Hakikat dari pepatah tersebut, bahwa untuk anak sang ayak
berkewajiban
> memangkunya, yang secara harfiahnya bermakna memberikan kehidupan yang
layak
> dan menempatkannya sebagai amanat dari Allah. Kemenakan dibimbing,
bermakna
> bahwa seorang kemenakan di mata mamaknya, adalah yang harus dididik,
dibina
> dan dibeli dengan ilmu pengetahuan. Ini tidak akan bisa lepas, dan
> diharapkan mamak juga tidak akan merasa panek dalam membimbing
kemenakannya,
> karena sifatnya membimbing. Lain halnya kalau dipangku, jelas beban
berat
> itu tertumpu padanya," ungkap Guspardi Gaus yang mantan anggota
DPRD Sumbar
> dan kini calon Bupati Agam 2010-2015.
> Menurut Guspardi, memang selama ini peranan ninik mamak atau pangulu
> sepertinya terlupakan dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.
Dampaknya
> jelas, bahwa anak kemenakan tidak pernah menyatu, mamak bak kato
mamak,
> kemenakan pun dikacak langan lah bak langan, dikacak batih lah bak
batih.
> Terkadang, bahkan sampai menantang mamaknya. Ini akibat, sistem
pemerintahan
> desa yang sepertinya mengabaikan peranan mamak dalam kehidupan di alam
> Minangkabau ini.
> "Syukurlah kita kembali ke nagari. Dengan demikian, peranan
ninik-mamak yang
> selama ini sepertinya diabaikan, kembali difungsikan. Budaya dan adat
pun
> harus dijalankan sesuai dengan aturannya. Diakui, memang bahwa adat di
> Minangkabau ini tidak tertulis, namun semuanya akan berjalan dengan
baik
> bila mengikuti apa yang sudah dijalankan oleh nenek moyang. Hanya
saja,
> sekarang kini akan mencoba menterjemahkannya sesuai dengan
perkembangan
> alam," tambah Guspardi lagi.
> Sebenarnya ini bukan mambangkik batang tarandam, dalam artian
harfiahnya.
> Tapi menghidupkan kembali kekuatan budaya Minangkabau yang terlanyau
oleh
> budaya asing yang masuk. Kalau mambangkik batang tarandam itu, maknya
kita
> sendiri yang membekukannya. Tapi, ini tidak. Masalah ini tidak lebih
dari
> sistem yang berjalan, dan kita terlena pula olehnya. Kinilah masanya,
kita
> kembali ke sistem adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah,
dimana
> syarak mangato, adaik mamakai. "Kita tentu tidak ingin budaya kita
terlanyau
> begitu saja oleh budaya asing yang masuk. Budaya asing itu bukan hanya
> budaya yang datang dari luar negeri, tetapi budaya dari luar
Minangkabau
> sendiri," ujar Guspardi Gaus menambahkan.
> Kembali ke GTS, nagari yang tengah baralek gadang. Nagari yang
berbatasan
> langsung dengan Birugo Bukittinggi itu, sekilas memang tidak terlihat.
tapi
> bila masuk ke dalamnya, maka tergambarlah bahwa GTS adalah sebuah
nagari
> yang maju. Seluruh ruas jalan dalam nagari sudah diaspal hotmix. Kini
juga
> tengah dipasang perpipaan untuk saluran air ke rumah-rumah penduduk,
dengan
> sumber air dari Balingka. Rumah-rumah mewah yang selama ini
mengharapkan air
> dari tadah hujan, ke depan diharapkan sudah mempunyai pipa leding.
> "Insya Allah, tahun 2010 ini, proyek perpipaan itu sudah rampung,
dan
> seluruh rumah penduduk di GTS sudah bisa diairi dengan sistem
perpipaan
> tersebut," harap Walinagari Asroel Diaz. (202)


-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke