Pak Irsyal Rusyad jo adidunsanak palanta,

Batua bana nan disabuik dek Pak Irsyal Rusyad ko, ambo ado contoh ciek,

Ada seorang dokter yang masih muda membiarkan pasien-pasiennya yang
kebanyakan adalah petani tambak, petani gurun dan pekebun serta kebanyakan
yang lainnya adalah buruh kebun, membayar biaya berobatnya dengan pisang,
keladi, sayur atau ikan. Kebanyakan mereka adalah orang-orang tua yang
ditinggalkan anak2nya merantau. Sang Dokter selalu menyediakan waktu untuk
mendengar keluh kesah para pasien tuanya ini. Sehingga ada beberapa orang
tua datang ke puskesmas desa itu hanya untuk berkeluh kesah ke Si Dokter.
Tidak ada penyakitnya yang terdeteksi kecuali badannya sering capek-capek
karena usia yang sudah tua. Bahkan kadang ada yang masih segar bugar
mengaku-ngaku sakit ini sakit itu tapi setelah diperiksa tidak ada yang
bermasalah. Ketika Sang Dokter menanyakan hal ini, si orang tua itu akhirnya
mengaku jika dia tidak ada sakit apa-apa, tapi hanya ingin ketemu pak dokter
sebab pak dokter itu mau mendengarkan apa yang diceritakan si Pak Tua itu. 

Di lain hal sang dokter tidak bisa menghindari semua kebutuhan hidupnya yang
sudah bekeluarga. Apa hendak dikata, walaupun banyak penghargaan pengabdian
yang di dapat tapi tidak bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. Walaupun
dekat dengan perangkat pemerintahan daerah itu, sang Dokterpun hanya dapat
janji. Janji yang menyebabkan dia harus bertarung dengan impiannya. Menjadi
specialis bukanlah suatu yang spektakuler bagi yang mampu. Tapi bagi si Yang
Tidak Mampu dan berasal dari keluarga yang tidak mampu pula, apalah daya.
Keruk sana keruk sini apapun yang halal dilakukannya. Padahal bisa saja
terima kerjasama dengan produsen-produsen obat yang bertebaran di tanah air
kita ini. Tapi dia merasakan ketidak tegaan kepada nenek, kakek, atau
keluarga miskin lainnya yang masih sangat banyak sekali di daerah. Bagaimana
mungkin memaksakan menebus obat yang harganya selangit itu sedangkan untuk
makan dan sekolah saja sulitnya luar biasa.

Kadang saya mau menangis ketika Sang Dokter mulai mengeluh akan idealismenya
ini. Beberapa tahun pendidikan specialisnya bisa dilalui dengan penuh
perjuangan dan pengorbanan. Hampir seluruh waktunya tersita untuk memenuhi
semua itu termasuk hidup keluarga kecilnya. Sedangkan biaya untuk menamatkan
pendidikan ini belum jua tampak celah untuk dikeruk, masih termimpi saja.
Sampai kapan akan dipending? Entahlah katanya, kerukan-kerukan terdahulu
saja semakin dalam, bagaimana mau mengeruk lagi. 

Kadang saya termenung sendiri, bagaimana mungkin ada dokter yang semiskin
itu? Sedangkan di Rantau saya ini, para dokter itu berpacu mengendarai
mobil-mobil keluaran terbaru. Sakit kulit, sakit gigi atau sejenisnya dengan
entengnya mematok biaya setengah sampai hampir satu juta rupiah per-berobat.
Ada sih yang gratis, tapi obat sakit perut dan kepala dilibas sama. Dimakan
obat sakit perut jadinya sakit kepala datang. 
Aduh Biyuuuunggg.........................................................

Wassalam
Rina

-----Original Message-----
From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of irsyal_rusad2...@yahoo.com
Sent: Wednesday, March 03, 2010 12:53 PM
To: Rantau net
Subject: Re: [...@ntau-net] FW: mobil seharga rp. 5,6 juta dari china segera
masuk ke pasaran

Dinda Tasril dan Dunsanak Sapalanta..

Masalah ubekko, batua nan dinda sampaikantu.  He he he, tapi indak sadonyo
dokter nan co itu doh, lai banyak juo nan idealis. Masih banyak dokter nan
karajo di daerah terpencil, daerah sulit nan tetap berorientasi pada
kepentingan pasien, di daerah ambo masih ado pasien nan mabaia jo karambia,
jo ikan dll. 
Indak manutuik mato pulo, dek pangaruah konsumresime. Alah banyak pulo
dokter nan jadi pedagang, alah banyak nan punyo klinik sendiri, apotik
sendiri di tempat praktek, laboratorium diagnosis sendiri,  punyo alat2
canggih nan  maha pulo,  bahkan rumah sakit. Kalau co iko memang manuruik
ambo agak sulit juo bagi dokter yang bersangkutan untuk menempatkan
kepentingan pasien di atas kepentingan lainnya.

Wassalam

Irsyal Rusad bdr di ateh..

Sent from my BlackBerryR smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke