Bp, Bundo, mamak dan sanak se balairung, Yth,

Wah, "gayung bersambut" ATAU BERSILAT LIDAH"kemaren ini ada kritisi dan
diskusi kita "Pemprov Sumatera Barat Dinilai Lambat Soal Penanganan Paska
Gempa", Ini respon Ketua BNPB dr Singgalang.

Tentu saja beliau bisa berpendapat begitu, masalalhnya bisakah kita
mengetahui apa" indikator "nya,
parameternya, ukurannya,.Itu lah cara yg elegant, dan baru kita bisa
berpendapat lain

Bukan para korban gempa seharusnya mendapatkan bantuan sebaik nya lbh di
percepat, sehinggaa  mempergiat roda perekonomian, serta roda kehidupan
berputar sebagaimana adanya dan kembali spt semulanya dan secepatnya.
Kapan turun nya dana, dalam sehari apa2 yg telah dikerjakan dan bisa
teruklur,. saya yakin ada "standard best practice' dlm hal ini,.. disinilah
kita membandingkan dgn kinerja Pemda..
Berpendapat "Bukan lambat, tapi hati-hati" hanyalah membuat rakyat
bertanya2,..Apakah Pemerintah ku sungguh 2 mengupayakan kesejahteraan rakyat
nya..?.Apakah ini memperbodoh rakyat atau menganggap rakyat memang
bodoh,.Antalah sanak..."The King can do no wrong".
Pengalaman saya berkomunikasi dgn Pejabat yg berkaittan dgn penangan pasca
Gempa ini tak pernah di gubris, walaupun sdh 2 kali (X) meng email nya.
Mungkin akan saya posting pd balirung diskusi kita ini. InsyaAllah.

Dan kita harapkan kasus Mbah Priok tidak menyemai di hati rakyat korab
gempa, semoga rakyat tetap bersabar.

Wass. Muzirman Tanjung,
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Jumat, 16 April 2010
Bukan Lambat, Tapi Hati-hati

*KETUA BNPB SOAL BANTUAN GEMPA*
*Padang, Singgalang*
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Ma’arif menilai
penyaluran bantuan untuk korban gempa Sumatra Barat, bukan lamban tetapi
pemerintah daerah cukup hati-hati.
Bantuan rehab-rekon yang dikucurkan tahap awal Rp313 miliar. Sementara tahun
ini akan turun lagi bantuan dari BNPB sebesar Rp1 triliun untuk seluruh
sektor (RS dan fasilitas public) bukan perumahan saja.
“Kita melihat Pemprov Sumbar cukup hati-hati dalam mengucuran bantuan
rehabilitasi dan rekonstruksi tahap awal gempa 30 September 2009 agar tak
menyalahi aturan sehingga kesannya agak lamban,” kata Ketua BNPB, Syamsul
Ma’arif kepada wartawan di Padang, Kamis (15/4).
Rencana awal untuk 2010 ini akan dipersiapkan sebesar Rp2 triliun untuk
Sumbar, namun dari DPR RI merekomendasikan pada Menteri Keuangan dana
tersebut Rp1 triliun untuk Sumbar dan Rp1 triliun untuk Jawa Barat yang juga
mengalami bencana alam. Sedangkan pada 2011 mendatang, BNPB menargetkan
pengucuran dana untuk bencana Sumbar sebesar Rp4,9 triliun.
“Dana ini akan turun tahun ini, kita akan salurkan ke pemerintah provinsi
setelah dana Rp313 terserap semuanya,” sebutnya.
“Ke depan kami akan berusaha menyinkronkannya dengan pemerintah pusat,
sehingga bantuan ini bisa tersalur dengan cepat,” jelas Syamsul.
Menurutnya, bantuan yang disalurkan BNPB ini dana kemanusiaan jangan sampai
dipolitisi dan jangan pula diperlamban penyalurannya.
Syamsul Ma’arif bersama sejumlah deputinya dan perwakilan Asian Development
Bank (ADB) ke Sumbar, dalam rangka menyerahkan bantuan peralatan
penanggulangan bencana yang canggih untuk Provinsi dan 11 kab/kota.
Bantuan peralatan bencana senilai 3 juta dolar Amerika tersebut diterima
langsung Gubernur Sumbar, Prof. Marlis Rahman disaksikan Senior Financial
Manajemen ADB, Renaldi Budiman dan para bupati walikota dari 11 kab/kota di
halaman kantor gubernur Sumbar, Kamis.
Peralatan penanggulangan bencana itu, meliputi satu unit mobil komunikasi,
12 unit mobil rescue, 25 unit sepeda motor rescue, 12 tenda posko, 18 tenda
sekolah, 12 unit perahu karet bersama mesinnya, 120 pelampung, 12 unit
komputer jinjing, 12 printer, dan 12 unit meja komputer. Bantuan peralatan
diperuntukkan untuk Provinsi Sumbar, Padang, Solok, Bukittinggi, Pariaman
dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Solok, Tanah Datar,
Padang Pariaman, Agam dan Pasaman Barat.
“Kita harapkan peralatan bencana ini difungsikan dan jaga secara baik,
ketika terjadi bencana mobil komunikasi yang tersedia bisa difungsikan.
Sinergi antar kabupaten/kota, provinsi dengan pusat juga mesti ditingkatkan.
Sehingga penanggulangan bencana akan lebih baik di masa mendatang,”
pintanya.
Senior Financial Manajemen Asian, ADB, Renaldi Budiman mengingatkan
pemerintah Sumbar dan BPBD supaya merawat bantuan peralatan bencana yang
canggih tersebut, sehingga bisa dimanfaatkan dalam waktu lama.
Gubernur Marlis mengatakan, selama ini Sumbar dihadapkan keterbatasan
peralatan dalam penanggulangan bencana sehingga memperlambat informasi dan
tindakan ke daerah bencana. Dengan adanya bantuan ADB melalui BNPN, tentu
akan mendukung upaya penanggulangan bencana.
“Kita berterima kasih kepada ADB dan BNPB yang telah menyalurkan bantuan
peralatan-peralatan yang canggih untuk penanggulangan bencana di daerah ini.
Justru itu, kabupaten dan kota yang mendapatkan agar memanfaatkan dan
merawat secara baik karena untuk mendapatkan mengandalkan anggaran daerah
akan sulit,” katanya. (107)

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke