Pak Saaf, Wisran Hadi dan Gus tf adalah dua sastrawan dan budayawan yang dikenal secara nasional. Lebih lokal lagi, Gus tf tidak tinggal di Padang, tapi Payakumbuh. Sejarawan Mestika Zed adalah contoh lain. Gamawan Fauzi bekiprah di Sumbar sehingga dikenal sebagai pembaru birokrasi secara nasional.
Tentang 'malakok' ka suatu suku sudah sejak lama dikenal di Minangkabau. Apakah latar belakang keluarga Navis kesulitan mencari suku? Fenomena lain zaman sekarang, sekarang malah banyak orang Minang yang seperti tidak perlu suku. Untuk apa suku, mungkin begitulah kira-kira, apakah untuk mendapatkan gelar datuk pula? Talabiah takurang mohon maaf. Wassalam, Syofiardi (39+/Padang) ________________________________ From: Dr. Saafroedin Bahar <saaf10...@yahoo.com> To: Rantau Net <rantaunet@googlegroups.com> Sent: Fri, May 14, 2010 1:13:40 PM Subject: [...@ntau-net] Budaya Minangkabau sungguh kaya, tetapi ... Assalamualaikum ww para sanak sapalanta, Jika kita cermati berbagai posting di Rantau Net ini, cepat atau lambat kita akan sadar betapa kayanya budaya Minangkabau. Tetapi ... Semua kekayaan budaya tersebut berputar-putar di sekitar nagari dan tokoh-tokoh nagari belaka. Isinya sungguh bagus, tapi wadahnya sempit dan bingkainya kecil. Pengalaman menunjukkan bahwa - jika tidak diadakan kaji ulang dan penyegaran sesuai dengan kata pepatah 'lapuak-lapuak dikajangi' - sungguh teramat sulit untuk meningkatkan dan memperluas wawasan budaya ini ke tingkat Minangkabau sebagai keseluruhan, apalagi ke tingkat Indonesia. Padahal keberanian meningkatkan dan memperluas wawasan itulah yang menjadi ciri khas tokoh-tokoh Minangkabau masa lampau, yang kemudian menjadi tokoh nasional di bidangnya. Namun hampir seluruh tokoh Minangkabau masa lampau baru menjadi besar di luar Sumatera Barat, dengan Islam dan nasionalisme sebagai rujukan. Dengan demikian, Minangkabau mengalami 'brain drain'. Saya bermimpi tumbuhnya tokoh nasional asal Minangkabau, yang tetap tinggal dengan nyaman di Minangkabau yang demikian indah. Rasanya baru A.A. Navis yg termasuk dalam kategori ini, yang menjadi besar dalam sastra Indonesia dengan 'setting' Minangkabau. [Sekedar catatan, pak Anas Nafis -saudara kandung dari A.A. Navis- pernah mengeluh kepada saya bahwa walaupun beliau sebagai keturunan pasukan Sentot Alibasa yg pernah berjuang bersama kaum Paderi, dan telah berdiam beberapa keturunan di Minangkabau, namun tidak pernah ditawarkan untuk menjadi anak kemenakan dalam suatu suku. Sampai beliau meninggal, beliau tidak punya suku, yang demikian beliau inginkan. Hal ini sangat berlain dengan kebiasaan suku Batak, yang - misalnya- memberi marga Silalahi kepada Harry Tjan.] Sekiranya kita bisa menciptakan 'wadah' kultural yang lebih besar dan 'bingkai' mental yang lebih luas, saya percaya Minangkabau bisa menghasilkan tokoh-tokoh nasional kaliber besar, yang tetap berdomisili di Sumatera Barat. Ada satu contoh yg bisa disebutkan di sini, dengan 'wadah' dan 'bingkai' yang memang memungkinkan untuk berkembang, yaitu dunia perguruan tinggi. Saya bersyukur menyaksikan rintisan Prof Dr Saldi Isra SH,guru besar hukum tata negara Universitas Andalas. Pendapat-pendapat beliau mendapat perhatian besar di tingkat nasional, dan secara 'de facto' sudah jadi tokoh nasional dalam bidang hukum tata negara, walau tetap tinggal di Sumatera Barat. Saya doakan pada suatu saat Prof Saldi Isra bisa menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi R.I. Sesungguhnya, jika dikembangkan secara kreatif, 'bingkai' ABS SBK yg merupakan kombinasi 'local genius' dengan agama Islam yg universal, memungkinkan munculnya kembali tokoh-tokoh nasional asal Minangkabau, yang juga berdomisili di Sumatera Barat ini. Mampukah kita mengembangkan ABS SBK ini secara kreatif ? SB, Lk, 73 th, Jkt. Powered by Telkomsel BlackBerry® -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe