Maa Angku "pbgindo" <firson.maryute...@...> [maaf ambo copy-paste sajo namo 
baitu karano indak ado signature namo jaleh].

Mungkin banyak nan ka batanyo nandti tantang subject postiang Angku ko. Kok 
buliah MakNgah catat saketek:

1. "...dimana ada orang memakai adat matrileneal minangkabau disitulah wilayah 
kerajaan minangkabau,..."
Mungkin kok laweh amek "wilayah kerajaan minangkabau" ko ndak? Takana di ambo 
banyak adat matrilineal ko di dunia, ado di India, Afrika dan Amerika.

2. "dasar dari pemerintahan adat itu adalah mulai dari :
SUKU ----> mamak ----> penghulu -----> nagari -----> distrik -----> Luhak 
-----> Raja".
Sajak pabilo istilah "distrik" ko tasabuik di Pagaruyuang?

3. "harta untuk anak dicarikan oleh mamak dari anak yang bersangkutan. 
Contohnya : bung hatta, sekolahnya kenegeri belanda dibiayai oleh mamaknya, 
padahal bapaknya seorang ulama besar."

Lai koh baliau ba"mamak"? Lai koh tasabuik namo atau gala "mamak" baliau ko 
dalam Sejarah? Ibu baliau kan Urang Jawa (indak basuku saroman Urang 
Minangkabau)?

Sakitulah sakadar catatan dari ambo.

Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif

--- In rantau...@yahoogroups.com, "pbgindo" <firson.maryute...@...> wrote:
>
> Pemerintahan minangkabau di zaman pagaruyung bukanlah berupa pemerintahan 
> geografis (teritorial) tapi adalah pemerintahan adat, dimana ada orang 
> memakai adat matrileneal minangkabau disitulah wilayah kerajaan minangkabau, 
> zaman dahulu meliputi wilayah sumatera tengah (sumbar, riau, jambi). Malahan 
> adat minangkabau juga sampai ke seremban (negeri sembilan) di malaysia, 
> di-malaysia itu adat masih sangat kuat dan masih ada raja adat keturunan 
> pagaruyung yang berkuasa. Dan dasar dari pemerintahan adat itu adalah mulai 
> dari :
> 
> SUKU ----> mamak ----> penghulu -----> nagari -----> distrik -----> Luhak 
> -----> Raja
> 
> Jadi kalau kita orang minangkabau ini mulai "engak" dengan pe-suku-an kita 
> sendiri tanda adat mulai engak pula, bila pe-suku-an "tidak acuh" berarti 
> tidak acuh pula dengan adat, bila pe-suku-an "tidak ada" berarti adat juga 
> sudah tidak ada.
> 
> Dasar adat minangkabau adalah SUKU, dizaman pagaruyung (raja raja 
> minangkabau), suku berperan dalam politik dan ekonomi, dalam ekonomi di harta 
> pusaka tinggi dan politik dengan peran ninik mamak. Sekarang ini di zaman 
> republik peran politik ninik mamak sudah banyak dikurangi, jangan sampai 
> peran ekonomi SUKU pada harta pusaka tinggi hilang pula, karena harta suku 
> habis terjual. Bila kedua peran ini hilang maka hilang pulalah adat 
> minangkabau.
> 
> Jadi kunci adat minangkabau adalah di - suku, bila peran suku kuat , maka 
> kuat pula adat, bila peran suku lemah maka lemah pula adat .
> 
> Suku adalah kekerabatan matrilienal. Jadi perkuatlah rasa kekerabatan 
> matrileneal ini bila ingin adat minangkabau kuat. Dizaman Belanda adat malah 
> diterapkan lebih keras. Seorang laki laki mencari harta untuk kemanakan. Dan 
> harta untuk anak dicarikan oleh mamak dari anak yang bersangkutan. Contohnya 
> : bung hatta, sekolahnya kenegeri belanda dibiayai oleh mamaknya, padahal 
> bapaknya seorang ulama besar.
> 
> Kenapa matrileneal ?, ini disebabkan oleh keinginan adat minangkabau untuk 
> melindungi perempuan, jadi kuncinya di perempuan, bila perempuan minangkabau 
> mulai tidak suka dengan kekerabatan matrileneal dengan segala perilakunya. 
> Maka tandanya adat mulai runtuh.
> 
> Bila satu keluarga tidak suka dengan kekerabatan matrileneal maka adat 
> minangkabau runtuh di keluarga tersebut.
> 
> Emansipasi wanita tidak ada hubungannya dengan kita orang minangkabau, 
> emansipasi atau gerakan gerakan perempuan lainnya adalah produk dari sistem 
> kekerabatan patrileneal.
> 
> Kita orang minangkabau sudah ber-emansipasi semenjak gunung merapi sebesar 
> telur itik (jaman dahulu kala)
> 
> Kenapa perempuan harus dilindungi ? - (misalnya oleh sistem matrileneal ini). 
> Ini disebabkan oleh mudahnya hak hak perempuan diinjak, secara lahir 
> perempuan lemah, maka perlu dibentuk suatu sistem untuk melindungi hak 
> tersebut. Kita bisa lihat tingkat kriminal yang dilakukan oleh perempuan 
> (pelacuran) di minangkabau ini rendah atau hampir tidak ada. Ini disebabkan 
> oleh hak hak mereka terlindungi. Dan kita juga dengan mudah menerima islam, 
> karena islam juga melindungi hak hak perempuan.
> 
> Bila hak perempuan mulai diinjak, maka mulai pula tumbuh berbagai penyakit 
> masyarakat yang susah diobati.
> 
> Zaman demokrasi iko rasonya rancak bana untuak pertumbuhan budaya kito. 
> Karano bupati dipiliah rakyat dan gubernur pun dipiliah rakyat, indak saroman 
> jo jaman orde baru, sabana sansai adat minangkabau.
> 
> Mengenai urang rantau nan indak tingga di minangkabau. Per-erat-lah rasa 
> persaudaraan dengan sesama keluarga sepe-suku-an, kalau awak basilengah jo 
> sanak saudaro, bararti awak sudah tidak paralu tagak di adat minangkabau, 
> tagaklah surang di rantau nantun, mancari pitih untuk awak surang pulo, adat 
> habis jo sarato anyo pulo.


-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke